PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hujan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Riau menyebabkan banjir dan akses jalan terganggu. Rabu (10/1), tiga titik jalan lintas bermasalah. Yakni Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera Km 83 Desa Kemang, Pangkalan Kuras, Pelalawan, Jalintim Km 183 Desa Barangan, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Km 38 Desa Simalinyang, Kampar Kiri Tengah, Kampar.
Hujan deras dengan durasi hampir tujuh jam menguyur wilayah Pelalawan, Rabu (10/1). Alhasil, tinggi permukaan air di beberapa akses jalan, terutama di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan kembali naik. Bahkan, mencapai 2 meter.
Kapolres Pelalawan, AKBP Suwinto SH SIK melalui Kasi Humas, AKP Edy Haryanto mengatakan, hujan sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB, telah menyebabkan tinggi permukaan air di badan Jalintim Km 76-83 Desa Kemang kembali meningkat antara 90 centimeter (cm) hingga 150 cm, bahkan hampir mencapai 2 meter.
“Jalintim Km 79 atau Simpang Jalan Samak yang sebelumnya tidak tergenang air saat ini telah direndam air dengan ketinggian 90 centimeter. Dan lokasi titik banjir terparah masih berada di Km 83. Yakni dengan ketinggian 150 centimeter. Mobil jenis sedan dan minibus sudah tenggelam jika tetap memaksakan melewati jalan ini tanpa menggunakan jasa mobil gendong,” jelas Edy.
Mantan Kapolsek Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan ini menambahkan, dengan semakin tingginya permukaan yang merendam badan Jalan Lintas Provinsi itu, maka Polres Pelalawan masih tetap memberlakukan sistem buka tutup jalan atau satu jalur dengan durasi 1 jam. Ini untuk mengurai kepadatan kendaraan agar tidak menumpuk dan menyebabkan kemacetan panjang.
“Hanya saja, upaya pengaturan lalu lintas yang kami lakukan cukup mengalami sedikit kendala akibat sangat minimnya penerangan di badan jalan nasional ini. Untuk mengantisipasi agar kendaraan yang melintas tidak terperosok ke dalam lubang, maka kami memberikan tanda. Yakni menggunakan scoot light yang diikat dengan tali dan ditimpa dengan batu besar,” ungkapnya.
Dijelaskan Edy, cukup banyak kendaraan terperosok ke dalam lubang yang cukup dalam akibat tidak adanya tanda. Hal ini pula yang menyebabkan kendaraan menjadi mati mesin atau mogok dan berdampak arus lalu lintas menjadi tidak bergerak.
“Selasa (9/1) siang lalu, ada 5 unit kendaraan yang terperosok lubang. Yakni 3 unit bus pariwisata dan 2 unit truk. Dan akibat kondisi tersebut, Jalintim ditutup sementara untuk melakukan evakuasi kendaraan berbadan besar itu. Alhamdulillah, Rabu (10/1) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB seluruh kendaraan itu telah berhasil dievakuasi sehingga jalan kembali dibuka dengan tetap.menggunakan pola buka tutup,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut mantan Kepala SPKT Polres Pelalawan ini, pihaknya mengimbau agar para pengguna jalan dapat menunda perjalanan dan tidak nekat untuk menempuh Jalintim yang direndam banjir dengan ketinggian yang semakin bertambah.
Tak hanya di jalan lintas provinsi, namun hujan dengan durasi cukup panjang ini juga telah berdampak menyebabkan tinggi permukaan air yang merendam badan Jalan Abdul Jalil Kecamatan Pangkalankerinci semakin tinggi. Yakni mencapai 70 cm, bahkan hampir mencapai 1 meter.
Arus lalu lintas di Jalan yang berdekatan dengan sekolah SD dan SMP Binsus Bernas ini menjadi terhambat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan melalui Dinas Perhubungan (Dishub) bersama Satpol PP Pelalawan mulai melakukan rekayasa lalu lintas dengan sistem buka tutup jalan.
“Pada jalur sebelah kiri dari Kota Pangkalankerinci, jalan ini sudah tidak dapat ditempuh lagi menggunakan kendaraan roda dua. Untuk itu, kami menerapkan pola buka tutup jalan seperti di Jalintim KM 83,” terang Kepala Dishub Pelalawan ,Ferry Zulkarnain Fasdabino MSi didampingi Kepala Satpol PP Pelalawan, Tengku Junaidi MAp kepada Riau Pos, Rabu (10/1).
Mantan Kepala DP3AKB Pelalawan ini menambahkan, personel gabungan telah disiagakan di titik lokasi banjir untuk mengatur arus lalu lintas. Bahkan, pihaknya bersama Satpol PP Pelalawan juga mengerahkan sejumlah armada kendaraan tinggi untuk membantu para pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor melewati jalan tersebut.
Selain melakukan sistem buka tutup di Jalan Abdul Jalil, sambung Ferry, pihaknya juga telah melakukan penutupan sejumlah badan jalan di Kota Pangkalankerinci sehingga arus lalu lintas dialihkan menuju Jalan Hangtuah SP5 Desa Makmur dan juga Jalintim Simpang Perak.
Adapun jalan yang ditutup tersebut adalah Jalan Sultan Syarif Hasyim Pangkalankerinci. Banjir yang merendam badan jalan alternatif menuju Pekanbaru atau Inhu ini, tepatnya tak jauh dari Kantor Bupati Pelalawan dan kolam renang Tarina Boom, sudah tidak dapat lagi ditempuh kendaraan roda dua dan roda empat jenis mini bus.
“Jadi di kalan ini, kita telah mengarahkan para pengendara baik sepeda motor maupun mobil jenis mini bus untuk putar balik. Dan mencari jalan alternatif menuju Jalan Hangtuah Desa Makmur atau Jalintim Simpang Perak, kecuali menggunakan jasa mobil gendong,” paparnya.
Kemudian, Fey menambahkan tinggi permukaan air yang merendam badan Jalan Tengku Said Jaffar menuju RSUD Selasih juga kembali meningkat. Genangan air sebelumnya hanya 30 cm, saat ini sudah mencapai 50 cm-60 cm.
Begitu juga kondisi Jalan Koridor Km 4, juga meningkat menjadi 40 cm-60 cm. Pihaknya pun mengimbau agar para pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor tidak nekat menempuh badan yang yang telah direndam banjir ini jika tidak ingin kendaraannya mati mesin.
“Dan kita juga berharap agar intensitas curah hujan dapat segera menurun sehingga tinggi permukaan sejumlah badan jalan yang telah direndam banjir, tidak kembali meningkat yang tentunya menyebabkan warga menjadi terisolir akibat putusnya akses transportasi darat sejumlah jalan karena banjir ini,” bebernya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pelalawan, Drs H Abu Bakar MAp. Akibat banjir yang telah meninggi merendam badan Jalan Abdul Jalil tersebut, maka pihaknya telah memutuskan untuk meliburkan siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Binsus Bernas Pangkalankerinci pada Rabu (10/1).
“Makanya kami telah mengambil kebijakan untuk merumahkan para siswa atau meliburkan aktivitas sekolah. Siswa akan belajar melalui sistem daring. Dan para siswa akan kembali masuk sekolah pada Senin mendatang, jika kondisi banjir telah mulai surut. Tapi, jika jalan ini masih tetap bertahan dengan ketinggian yang sama atau terus bertambah, maka libur akan kembali kita perpanjang,” ujar Abu Bakar.
Jalur Lintas Timur Km 184 di Inhu Buka Tutup
Jembatan Sungai Solok di Jalan Lintas Timur Km 183 Desa Barangan Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) ambruk. Akibatnya, arus lalu lintas kendaraan dari Jakarta menuju Pekanbaru maupun sebaliknya dilakukan sistem buka tutup.
Jembatan tersebut ambruk akibat diterjang air banjir. Ya, sejak beberapa hari lalu, air cukup dalam dan menerjang bagian dinding tanah penahan jembatan. Kapolres Inhu, saat ditemui di lokasi kejadian, langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak dan melakukan tindakan penanganan.
“Bagian dinding jembatan ambruk hingga badan jalan turun beberapa centimeter (cm). Akibatnya kendaraan roda empat hingga jenis bus dan truk sulit melintas,” ujar Kapolres Inhu, AKBP Dody Wirawijaya SIK didampingi Kasubsi Penmas, Aiptu Misran saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (10/1).
Dijelaskannya, jembatan tersebut ambruk terjadi pada Rabu (10/1) sekira pukul 09.00 WIB. Ketika Kapolres ke lokasi kejadian yakni sekira pukul 10.30 WIB, badan jalan sudah turun sekitar 20 cm. Kondisi itu sebabkan oleh bagian penyangga ujung dan pangkal jembatan ambruk.
Selain itu, badan jembatan di sisi kiri dari arah Pekanbaru-Jakarta terdapat lubang menganga dengan ukuran sekitar 50 cm. Sedangkan badan jalan dengan lebar mencapai 4 meter pada jembatan dari arah Jakarta-Pekanbaru turun sekitar 40 cm.
Dengan kondisi itu, jalur Lintas Timur ditutup dan antrean kendaraan terjadi mencapai sekitar 5 kilometer (km), baik dari arah Jakarta-Pekanbaru maupun sebaliknya. Macet yang terjadi sejak pukul 09.30 hingga pukul 17.15 WIB. “Kami sudah berkoordinasi dengan semua pihak untuk penanganan awal,” ungkapnya.
Penanganan awal sebutnya, dilakukan penimbunan tanah batu pada badan jalan yang mengalami turun, terutama dari dari arah Jakarta menuju Pekanbaru. Sedangkan pada bagian kiri badan jalan dari arah Pekanbaru-Jakarta dipasang garis polisi.
Ketika penimbunan awal tuntas, Jalan Lintas Timur di jembatan Sungai Solok dilakukan buka tutup. Bahkan, pada pukul 17.15 WIB baru bisa dilintasi dan dibolehkan untuk mobil roda empat. “Jika tanah timbunan bisa bertahan, arus lalu lintas akan diberlakukan untuk semua kendaraan,” terangnya.
Dalam pada itu, Koordinator BPJN Riau, Ariyanto mengatakan bahwa, pihaknya langsung melakukan tindakan penanganan terhadap ambruknya jembatan di Jalan Lintas Timur Desa Barangan Kecamatan Rengat Barat. “Material seperti batu langsung didatangkan dari Kecamatan Seberida dan ditimbun di titik-titik yang ambruk,” ujarnya.
Ke depan sebutnya, penanganan untuk jembatan yang dilakukan dengan cara memasang dan menyusun kantong-kantong pasir pada lokasi yang mengalami ambruk. Selanjutnya di bagian atas diisi material gregat dan paling atas sekali berupa habim.
Pihaknya berupaya penanganannya dapat dilakukan secepat mungkin. Sehingga arus kendaraan dapat berjalan lancar. “Kami usahakan dalam satu hari ini dapat tuntas. Ke depan untuk tindak lanjutnya menunggu perencanaan baru,” sebutnya.
Jalan Lintas Km 38 Desa Simalinyang Sudah Diperbaiki
Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor (Polres) Kampar meninjau langsung titik lokasi kemacetan di Desa Simalinyang Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar, Selasa (9/1). “Ini Jalan Lintas Tengah di KM 38. Kemacetan panjang akibat adanya jalan yg rusak parah,” kata Kapolres Kampar AKBP Ronald Sumaja melalui Kasatlantas Polres Kampar, AKP Viola Dwi Anggreni.
Di KM 38 Jalan Lintas Tengah tersebut, kondisi jalan aspal tergolong rusak parah yang mengharuskan kendaraan yang melewatinya bergantian dari kedua sisi. Kemacetan diperparah sebab Jalan Lintas Tengah saat ini menjadi satu-satunya jalur lintas penghubung, sejak Jalan Lintas Timur Sumatera di Pelalawan tak bisa dilewati oleh kendaraan sebab masih terendam air banjir.
Melihat kondisi jalan, pihak Polres Kampar berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut. “Kita lakukan koordinasi dengan instansi terkait dan sudah dilakukan perbaikan sementara,” paparnya.
Saat ini, petugas masih berada di lokasi perbaikan jalan sembari mengatur arus lalu lintas di lokasi pengerjaan. Jalan tersebut sudah bisa dilewati kendaraan dari dua sisi jalan. Gerak cepat perbaikan ruas jalan ini, sebut AKP Viola, juga salah satu upaya kegiatan cooling system yakni memastikan jalur pengiriman logistik pemilu tanpa kendala.
“Dengan ada perbaikan jalan sementara ini juga bertujuan untuk memperlancar pengiriman kendaraan logistik Pemilu, dengan begitu pengiriman tidak tersendat dan sesuai dengan jadwalnya,” ujar AKP Viola.
Sementara Kadis PUPR Afdal melalui Kabid Jalan dan Jembatan Arifudin Amga menjelaskan, Jalan Lintas Timur Km 38 di Desa Simalinyang yang rusak sudah diperbaiki. “Alat berat sudah di lokasi memperbaiki jalan yang rusak di Km 38 Desa Simalinyang. Jalan yang bergelombang diaspal ulang,” ujarnya.
Bantuan Pusat buat Korban Banjir Belum Turun
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah mengusulkan permintaan bantuan untuk korban banjir ke pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 22 Desember 2023. Namun hingga saat ini bantuan tersebut belum kunjung dikirimkan karena masih berproses.
“Kami sudah mengusulkan permintaan bantuan ke BNPB pada 22 Desember 2023 lalu untuk penanggulangan korban banjir di kabupaten kota,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, Rabu (10/1).
Lebih lanjut dikatakanya, belum turunnya bantuan dari pemerintah pusat tersebut lantaran masih peralihan tahun. Sehingga semua masih berproses. “Permintaan yang kita usulkan bantuan logistik dan peralatan. Termasuk obat-obatan. Karena saat ini masyarakat terdampak mulai mengeluhkan penyakit kulit dan diare. Nanti kita akan follow up lagi usulan kita sudah sejauh mana,” sebutnya.
Untuk bantuan obat-obatan, lanjut Edy Afrizal, pihaknya telah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Riau. Dimana pihaknya sudah menyampaikan wilayah-wilayah terdampak banjir yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
“Sekarang petugas puskesmas-puskesmas sudah turun, mereka door to door mendatangi masyarakat terdampak banjir. Seandainya petugas kekurangan obat-obatan, Kepala Dinas Kesehatan Riau sudah bilang siap untuk drof obat-obatan ke daerah terdampak banjir,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah menyalurkan sebanyak 12 perahu karet milik ke kabupaten kota terdampak banjir. Perahu karet tersebut digunakan untuk evakuasi masyarakat korban banjir. “Perahu karet kita sudah habis semua didistribusikan ke daerah. Sebenarnya BPBD kabupaten kota juga punya perahu, tapi perahu mereka juga habis,” katanya.
Edy Afrizal mengaku, memang saat ini pihaknya maupun BPBD kabupaten kota mengalami keterbatasan perahu karet. Hal ini karena memang wilayah terdampak banjir cukup banyak. “Tapi kita juga sudah minta ke TNI AL untuk mendukung daerah yang kekurangan perahu karet,’’ ujarnya.
‘’Kemudian saya juga sudah bicara ke Basarnas dan Tagana Dinas Sosial Riau, TNI AU dan Polairud Polda Riau. Intinya mereka siap membantu perahu karet untuk mendukung daerah evakuasi korban banjir,” tambahnya.
Edy Afrizal menyampaikan, jika BPBD Riau memiliki 15 unit perahu karet. Dimana 12 perahu terlah didistribusikan ke daerah terdampak banjir. ‘’Jadi sekarang yang stand by di kantor tinggal tiga perahu untuk antisipasi banjir di Pekanbaru. Yang 12 perahu sudah didistribusikan ke daerah. Bahkan Tagana juga sudah ada mendistribusikan perahu ke daerah banjir,” sebutnya.(amn/kas/kom/sol/das)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru