PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus mendorong penyelesaian pembangunan Pasar Induk Pekanbaru di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Tuah Madani. Ratusan kios dibangun untuk bisa menampung para pedagang yang masih menempati tempat sementara di Terminal C Bandar Raya Payung Sekaki.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin mengatakan, pihak pengembang yaitu PT Agung Rafa Bonai (ARB) masih terus menyelesaikan pembangunan pasar Induk tersebut. Pengoperasian baru akan dilakukan setelah pembangun fisik dan fasilitas pendukung pasar induk rampung sepenuhnya.
Menjelang pembangunan pasar induk selesai, Disperindag juga sudah mulai menyosialisasikan pengoperasian pasar induk ke para pedagang. Menurut Zulhelmi, ada sekitar 300 lebih pedagang yang menempati tempat penampungan sementara (TPS) pasar induk di belakang Terminal C Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS).
”Dalam waktu dekat ini, ratusan pedagang ini segera melakukan proses pemindahan ke dalam pasar induk,” ujar pria yang akrab disapa Emi tersebut.
Dikatakan Zulhelmi, terdapat sejumlah fasilitas yang dapat membantu masyarakat dan juga para pedagang di pasar induk. Seperti kafetaria atau tempat makan, kantor, ATM center, toilet, dan berbagai macam fasilitas lainnya.
”Termasuk juga kalau misalnya tidak mau sewa, ada disediakan tempat seperti gudang sementara untuk meletakkan barang dalam waktu 3-5 jam. Nanti juga ada pasar basahnya, tapi itu masih dalam proses pengerjaan,” sebut Emi.
Dijelaskannya, untuk memenuhi tujuan pasar induk diperlukan komitmen bersama. Baik dari Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, pihak pengembang, pedagang, dan juga masyarakat. ”Jangan sampai ketika pedagang sudah dipindahkan ke pasar induk, pedagang pindah lagi ke pasar tradisional,” katanya.
Keberadaan pasar induk, tambah Emi tidak hanya melayani masyarakat Kota Pekanbaru saja. Tapi juga sebagian dari daerah di Provinsi Riau seperti Kepulauan Meranti, Dumai, Pelalawan, dan lainnya.
Terkait jumlah kios yang dibangun, Zulhelmi mengatakan sedikitnya ada 400 kios yang mana ukuran kiosnya sekitar 4 m x 4 m.
Untuk memastikan proses pembangunan bisa cepat selesai, Zulhelmi mengatakan pihaknya rutin melakukan pengecekan ke lapangan. Dan diakuinya, sampai saat ini masih banyak keluhan yang diterima oleh Disperindag terkait proses pengerjaan proyek yang bersinggungan dengan warga sekitar. Hal ini membuat banyak pedagang yang merasa ragu untuk segera bergabung di pasar induk.
”Ada tiga langkah yang memang harus dilakukan. Pertama, urusan pembangunan yang memang harus segera diselesaikan. Kedua, penyelesaian permasalahan dengan warga sekitar dan ketiga komitmen seluruh pihak agar semua jalur distribusi masuk ke Pekanbaru melalui pasar induk ini. Karena jika tidak, maka fungsi pasar induk tidak bisa berjalan untuk mengontrol semua perdagangan di Kota Pekanbaru,” ujarnya.(ayi)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota