PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Pekanbaru, hingga pekan kelima tahun 2020 tercatat berjumlah 116 orang. Dari jumlah ini, Kecamatan Tenayan Raya terdata menjadi tempat dengan penderita terbanyak, yakni 27 orang.
Jika dirinci setelah Tenayan Raya yang terdata terdapat 27 orang penderita DBD, selanjutnya Tampan 16 orang, Limapuluh 14 orang, dan Payung Sekaki sebanyak 11 orang penderita. Kemudian Kecamatan Marpoyan Damai dan Rumbai dengan jumlah penderita sama yakni 10 orang. Lalu, delapan orang penderita terdapat di dua Kecamatan yakni Bukitraya dan Senapelan.
Sementara itu, di Kecamatan Sukajadi terdapat tujuh orang penderita, Rumbai Pesisir empat orang, Pekanbaru Kota satu orang. Di Kecamatan Sail sementara hingga pekan kelima 2020 ini belum ada warga yang menderita penyakit DBD.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Muhammad Amin, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maisel Fidayesi akhir pekan lalu mengatakan, kodisi cuaca yang sudah mulai memasuki musim penghujan sejak November tahun 2019 lalu menjadi salah satu pemicu berkembang biaknya nyamuk Aedes agepty pembawa wabah DBD.
"Sejak November kemarin sudah mulai musim penghujan. Akibatnya banyak genangan air tempat nyamuk Aedes agepty berkembang biak," ungkap Maisel.
Dipaparkannya, sebagian besar pasien penderita DBD itu kini sudah sembuh. Dalam hal itu penanganan medis cepat sangat diperlukan. "Sebab jika terlambat akan memperparah kondisi pasien bahkan bisa berujung kematian," imbuhnya mengingatkan.
Untuk penanggulangan DBD, Diskes Pekanbaru sebut Maisel terus memberikan edukasi pada masyarakat terkait pemberantasan penyakit DBD melalui puskesmas disetiap kecamatan yang ada. Termasuk melakukan pengasapan jika dianggap perlu."Kami tetap berupaya melakukan pencegahan dengan terus mengedukasi masyarakat lewat Puskesmas tentang pola hidup bersih, untuk menghindari wabah DBD," singkatnya.(ksm)
Laporan: M ALI NURMAN
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Pekanbaru, hingga pekan kelima tahun 2020 tercatat berjumlah 116 orang. Dari jumlah ini, Kecamatan Tenayan Raya terdata menjadi tempat dengan penderita terbanyak, yakni 27 orang.
Jika dirinci setelah Tenayan Raya yang terdata terdapat 27 orang penderita DBD, selanjutnya Tampan 16 orang, Limapuluh 14 orang, dan Payung Sekaki sebanyak 11 orang penderita. Kemudian Kecamatan Marpoyan Damai dan Rumbai dengan jumlah penderita sama yakni 10 orang. Lalu, delapan orang penderita terdapat di dua Kecamatan yakni Bukitraya dan Senapelan.
- Advertisement -
Sementara itu, di Kecamatan Sukajadi terdapat tujuh orang penderita, Rumbai Pesisir empat orang, Pekanbaru Kota satu orang. Di Kecamatan Sail sementara hingga pekan kelima 2020 ini belum ada warga yang menderita penyakit DBD.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Muhammad Amin, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maisel Fidayesi akhir pekan lalu mengatakan, kodisi cuaca yang sudah mulai memasuki musim penghujan sejak November tahun 2019 lalu menjadi salah satu pemicu berkembang biaknya nyamuk Aedes agepty pembawa wabah DBD.
- Advertisement -
"Sejak November kemarin sudah mulai musim penghujan. Akibatnya banyak genangan air tempat nyamuk Aedes agepty berkembang biak," ungkap Maisel.
Dipaparkannya, sebagian besar pasien penderita DBD itu kini sudah sembuh. Dalam hal itu penanganan medis cepat sangat diperlukan. "Sebab jika terlambat akan memperparah kondisi pasien bahkan bisa berujung kematian," imbuhnya mengingatkan.
Untuk penanggulangan DBD, Diskes Pekanbaru sebut Maisel terus memberikan edukasi pada masyarakat terkait pemberantasan penyakit DBD melalui puskesmas disetiap kecamatan yang ada. Termasuk melakukan pengasapan jika dianggap perlu."Kami tetap berupaya melakukan pencegahan dengan terus mengedukasi masyarakat lewat Puskesmas tentang pola hidup bersih, untuk menghindari wabah DBD," singkatnya.(ksm)
Laporan: M ALI NURMAN