Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Lambannya Finalisasi SPALD-T Dikritik Dewan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kontraktor pelaksana galian proyek Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPADL-T) disebut tidak bekerja secara profesional. Penilaian ini setelah Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru melakukan kunjungan lapangan (kunlap) ke sejumlah titik lokasi galian proyek, Senin (7/12) siang.

Komisi IV banyak menemukan titik lokasi proyek yang kondisi jalannya rusak parah, sampai menutup akses jalan sehingga meresahkan warga  setempat. Tak hanya itu, pengerjaan proyek juga dinilai lambat dan tidak ada kompensasi bagi warga yang terdampak dari pengerjaan proyek ini.

Kunlap ini dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPRD Sigit Yuwono ST bersama anggota komisi Robin Eduar, Ali Suseno, Roni Pasla, Zulfahmi, Wan Agusti, Nurul Ikhsan. Sementara Pemko Pekanbaru, diwakili Kepala Dinas PUPR Pekanbaru Indra Pomi, perwakilan Dishub, perwakilan kontraktor galian SPLAD-T.

"Kami minta pertanggungjawaban mereka (kontraktor, red). Termasuk kompensasi bagi warga yang terdampak seperti apa? Ini yang akan kami pertanyakan nanti saat hearing dengan kontraktor pekan depan," ungkap Sigit.

Baca Juga:  Pencandu dari Marpoyan Damai Paling Banyak Rehabilitasi

Sigit juga menilai pekerjaan pembangunan IPAL ini sangat lamban dan kurang koordinasi. Dicontohkannya, seperti titik pekerjaan di Jalan Rajawali. Akses jalan masyarakat sampai ditutup total oleh kontraktor pelaksana. Baik akses menuju Jalan Melur maupun ke Jalan Durian.

Begitu juga galian di Jalan Ahmad Dahlan simpang Jalan Mangga. Di lokasi ini, selain pengerjaannya lama, juga ada genangan air akibat parit tersumbat bahan material proyek.

"Sudah pasti terganggu kami di sini. Jualan nggak bisa, jembatan parit kami rusak, pagar retak. Kami nggak tahu diganti atau tidak," kata Sulastri, warga Jalan Rajawali.

Perwakilan PT Hutama Karya (HK) Angga, kontraktor yang mengerjakan galian SPALD-T di Jalan Rajawali menjelaskan, lamanya pengerjaan galian di jalur tersebut karena terkendali pipa PDAM yang pecah.

Sehingga air PDAM meluber ke mana-mana dan mengakibatkan pekerjaan terhambat. Kondisi ini sudah dilaporkan ke PDAM, agar mereka juga mengerjakan pipa yang bocor.

"Untuk pekerjaan di Jalan Rajawali ini, estimasi kami akan selesai sekitar dua pekan ke depan," janjinya.

Baca Juga:  Antisipasi Penumpukan Sampah, 15 Tim Pengawas Diturunkan

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru Robin Eduar SH mengatakan, dari hasil diskusi pihaknya di lapangan, memang kondisi jalan akibat galian sangat hancur. Bahkan kontraktor terkesan bekerja tidak sesuai SOP.

Disambung Robin, khusus di Jalan Rajawali, kontraktor berjanji akan selesai dalam dua pekan ke depan. Tentu Komisi IV DPRD akan mengawasinya, sesuai janji yang sudah diutarakan.

"Untuk pekerjaan di simpang Jalan Mangga-Jalan Ahmad Dahlan, kami minta dihentikan dulu. Kontraktor harus menyelesaikan genangan air akibat drainase tersumbat. Karena banyak sampah. Kami lihat mereka bekerja tak profesional," tegasnya.

Setelah ini juga, ditegaskan Robin, tidak hanya pekerjaan di wilayah Sukajadi, akan tetapi pekerjaan SPALD-T di Pasar Kodim dan sekitarnya menjadi perhatian komisi IV.

"Kita mau mereka bekerja sesuai SOP, dan tidak asal kerja, jalan hancur dibuatnya, harus di rapikan lagi dan harus kerja cepat," tegas Robin.(gus)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kontraktor pelaksana galian proyek Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPADL-T) disebut tidak bekerja secara profesional. Penilaian ini setelah Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru melakukan kunjungan lapangan (kunlap) ke sejumlah titik lokasi galian proyek, Senin (7/12) siang.

Komisi IV banyak menemukan titik lokasi proyek yang kondisi jalannya rusak parah, sampai menutup akses jalan sehingga meresahkan warga  setempat. Tak hanya itu, pengerjaan proyek juga dinilai lambat dan tidak ada kompensasi bagi warga yang terdampak dari pengerjaan proyek ini.

- Advertisement -

Kunlap ini dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPRD Sigit Yuwono ST bersama anggota komisi Robin Eduar, Ali Suseno, Roni Pasla, Zulfahmi, Wan Agusti, Nurul Ikhsan. Sementara Pemko Pekanbaru, diwakili Kepala Dinas PUPR Pekanbaru Indra Pomi, perwakilan Dishub, perwakilan kontraktor galian SPLAD-T.

"Kami minta pertanggungjawaban mereka (kontraktor, red). Termasuk kompensasi bagi warga yang terdampak seperti apa? Ini yang akan kami pertanyakan nanti saat hearing dengan kontraktor pekan depan," ungkap Sigit.

- Advertisement -
Baca Juga:  Yaser Hamidy Ketua Fraksi PKS

Sigit juga menilai pekerjaan pembangunan IPAL ini sangat lamban dan kurang koordinasi. Dicontohkannya, seperti titik pekerjaan di Jalan Rajawali. Akses jalan masyarakat sampai ditutup total oleh kontraktor pelaksana. Baik akses menuju Jalan Melur maupun ke Jalan Durian.

Begitu juga galian di Jalan Ahmad Dahlan simpang Jalan Mangga. Di lokasi ini, selain pengerjaannya lama, juga ada genangan air akibat parit tersumbat bahan material proyek.

"Sudah pasti terganggu kami di sini. Jualan nggak bisa, jembatan parit kami rusak, pagar retak. Kami nggak tahu diganti atau tidak," kata Sulastri, warga Jalan Rajawali.

Perwakilan PT Hutama Karya (HK) Angga, kontraktor yang mengerjakan galian SPALD-T di Jalan Rajawali menjelaskan, lamanya pengerjaan galian di jalur tersebut karena terkendali pipa PDAM yang pecah.

Sehingga air PDAM meluber ke mana-mana dan mengakibatkan pekerjaan terhambat. Kondisi ini sudah dilaporkan ke PDAM, agar mereka juga mengerjakan pipa yang bocor.

"Untuk pekerjaan di Jalan Rajawali ini, estimasi kami akan selesai sekitar dua pekan ke depan," janjinya.

Baca Juga:  Cegah Corona, Warga Taman Arengka Buat Fasilitas Cuci Tangan

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru Robin Eduar SH mengatakan, dari hasil diskusi pihaknya di lapangan, memang kondisi jalan akibat galian sangat hancur. Bahkan kontraktor terkesan bekerja tidak sesuai SOP.

Disambung Robin, khusus di Jalan Rajawali, kontraktor berjanji akan selesai dalam dua pekan ke depan. Tentu Komisi IV DPRD akan mengawasinya, sesuai janji yang sudah diutarakan.

"Untuk pekerjaan di simpang Jalan Mangga-Jalan Ahmad Dahlan, kami minta dihentikan dulu. Kontraktor harus menyelesaikan genangan air akibat drainase tersumbat. Karena banyak sampah. Kami lihat mereka bekerja tak profesional," tegasnya.

Setelah ini juga, ditegaskan Robin, tidak hanya pekerjaan di wilayah Sukajadi, akan tetapi pekerjaan SPALD-T di Pasar Kodim dan sekitarnya menjadi perhatian komisi IV.

"Kita mau mereka bekerja sesuai SOP, dan tidak asal kerja, jalan hancur dibuatnya, harus di rapikan lagi dan harus kerja cepat," tegas Robin.(gus)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari