PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Setelah berhasil menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMK Migas Bumi Melayu Riau (MBMR), dosen Teknik Geologi Universitas Islam Riau (UIR) Catur Cahyaningsih dibantu rekan sejawatnya Mutia dan Khairunnisa melanjutkan lagi safari PkM di SMK Migas Teknologi Riau (MTR), beberapa waktu lalu.
Disebutkan Catur Cahyaningsih, ini berlatarbelakang Pulau Sumatra pernah terjadi gempa dahsyat pada Desember 2004 yang menelan banyak korban, kerusakan properti dan kehilangan harta benda. “Menjadi pertimbangan untuk kita tetap bersiapsiaga pada kemungkinan berulang kembali gempa,” ujarnya.
Dikatakannya, kondisi Riau merupakan kawasan yang minim terhadap aktivitas seismik, penyampaian ilmu mengenai hal mendasar gempa bumi maka edukasi tetap harus dijalankan oleh para siswa SMK Migas Teknologi Riau, mengingat setelah mereka menyelesaikan sekolah menengahnya ada kemungkinan besar bekerja atau kuliah di luar kota atau luar provinsi yang rawan gempa.
“Tentu persiapan diri sejak dini perlu dilakukan, mengingat gempa bumi merupakan bencana alam yang sukar untuk diprediksi waktu terjadinya. Bisa secara mendadak dan durasi singkat. Gempa bumi dapat menyebabkan fatal terhadap jumlah korban, kerusakan dan kerugian yang sangat besar, jika kita mengabaikannya,” tuturnya.
SMK Migas Teknologi Riau merupakan sekolah yang telah berkerjasama dengan Teknik Geologi Fakultas Teknik UIR sejak Februari 2023, sehingga mempermudah tim PkM UIR untuk mendapatkan perizinan melakukan kegiatan ini.
Pada kegiatan terdiri dari penyampaian teori dan juga simulasi. Sesi teori terdiri dari pembentangan powerpoint mengenai penyebab gempa bumi, klasifikasi dan upaya mengurangi jumlah korban. Pada saat simulasi siswa akan diberikan penjelasan upaya penyelamatan diri, mengurangi panik, serta berfikir jernih dan berperilaku tertib berkumpul di tempat yang aman, sesuai dengan marka tempat berkumpul.(nto/c)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Setelah berhasil menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMK Migas Bumi Melayu Riau (MBMR), dosen Teknik Geologi Universitas Islam Riau (UIR) Catur Cahyaningsih dibantu rekan sejawatnya Mutia dan Khairunnisa melanjutkan lagi safari PkM di SMK Migas Teknologi Riau (MTR), beberapa waktu lalu.
Disebutkan Catur Cahyaningsih, ini berlatarbelakang Pulau Sumatra pernah terjadi gempa dahsyat pada Desember 2004 yang menelan banyak korban, kerusakan properti dan kehilangan harta benda. “Menjadi pertimbangan untuk kita tetap bersiapsiaga pada kemungkinan berulang kembali gempa,” ujarnya.
- Advertisement -
Dikatakannya, kondisi Riau merupakan kawasan yang minim terhadap aktivitas seismik, penyampaian ilmu mengenai hal mendasar gempa bumi maka edukasi tetap harus dijalankan oleh para siswa SMK Migas Teknologi Riau, mengingat setelah mereka menyelesaikan sekolah menengahnya ada kemungkinan besar bekerja atau kuliah di luar kota atau luar provinsi yang rawan gempa.
“Tentu persiapan diri sejak dini perlu dilakukan, mengingat gempa bumi merupakan bencana alam yang sukar untuk diprediksi waktu terjadinya. Bisa secara mendadak dan durasi singkat. Gempa bumi dapat menyebabkan fatal terhadap jumlah korban, kerusakan dan kerugian yang sangat besar, jika kita mengabaikannya,” tuturnya.
- Advertisement -
SMK Migas Teknologi Riau merupakan sekolah yang telah berkerjasama dengan Teknik Geologi Fakultas Teknik UIR sejak Februari 2023, sehingga mempermudah tim PkM UIR untuk mendapatkan perizinan melakukan kegiatan ini.
Pada kegiatan terdiri dari penyampaian teori dan juga simulasi. Sesi teori terdiri dari pembentangan powerpoint mengenai penyebab gempa bumi, klasifikasi dan upaya mengurangi jumlah korban. Pada saat simulasi siswa akan diberikan penjelasan upaya penyelamatan diri, mengurangi panik, serta berfikir jernih dan berperilaku tertib berkumpul di tempat yang aman, sesuai dengan marka tempat berkumpul.(nto/c)