DUMAI (RIAUPOS.CO) – Sejumlah daerah di sepanjang pesisir pantai di wilayah Kota Dumai seperti Kecamatan Medang Kampai, Kecamatan Dumai Barat, Kecamatan Dumai Timur, Kecamatan Sungai Sembilan serta di daerah aliran sungai sangat memerlukan tanaman mangrove. Pasalnya, bencana abrasi masih membayangi daerah di sepanjang pesisir pantai yang ada di Kota Dumai tersebut.
Salah seorang warga Purnama, Warisno (55) menjelaskan, daerah pesisir pantai di Kecamatan Dumai Barat sudah ada yang terkena abrasi. Salah satunya yakni terdapat di daerah Kelurahan Purnama. ‘’Abrasinya masih terus terjadi,’’ kata Warisno.
Untuk meredam tekanan abrasi ini, lanjut Warisno, perlu kegiatan penghijauan di sepanjang pesisir pantai. Sepertinya melakukan penanaman mangrove.
‘’Kalau ada tanaman mangrove, setidaknya abrasi yang datang, tidak begitu keras lagi. Karena, hempasan ombaknya sudah tertahan di mangrove itu tadi,’’ kata Warisno.
Hal senada juga diungkapkan oleh Tugiman (83) warga Kelurahan Guntung, Kecamatan Medang.
‘’Daerah ini juga terkena abrasi. Abrasi yang sudah berlangsung lama itu telah banyak memberikan dampak. Banyak tanah yang telah berubah jadi lautan,’’ kata Tugiman.
Munculnya abrasi itu, lanjut Tugiman, di pesisir pantai itu sudah tidak ada lagi lantaran tanaman penghalangnya. ‘’Dan memang untuk mencegah atau mengurangi abrasi itu, pesisir pantai harus ditanami mangrove,’’ kata Tugiman.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dumai Agus Gunawan yang dihubungi Riau Pos, Selasa (9/7) tidak menafikan tentang adanya abrasi yang terjadi di sepanjang pesisir pantai di Kota Dumai tersebut. ‘’Abrasi yang memang masih terjadi di daerah kita,’’ kata Agus.
Aksi penanaman mangrove di pesisir pantai termasuk di daerah aliran sungai Dumai, lanjut Agus, sudah dilakukan.
‘’Tapi, itu kan belum cukup. Kita coba rangkul semua pihak termasuk perusahaan untuk dapat melakukan penanaman mangrove di sepanjang pesisir pantai secara bersama-sama,’’ kata Agus.(ade)
Laporan SYAHRI RAMLAN/Dumai