Kamis, 4 Juli 2024

Kemenlu Lebanon Sebut Ganggu Stabilitas Negara

Hizbullah Serang Balik Israel

LIBANON (RIAUPOS.CO) – SETELAH menerima serangan-serangan mematikan dari Israel di perbatasan Lebanon Selatan, Hizbullah melakukan tindakan serang balik kepada Israel pada Jumat (15/3), ke wilayah Israel Utara.

Serangan dari pihak Israel telah menewaskan setidaknya 5 orang di wilayah Lebanon Selatan, 3 di antaranya adalah tentara Hizbullah. Sejak serangan Gaza 7 Oktober 2023, Hizbullah terus mengupayakan baku tembak di wilayah perbatasan Israel. Mereka enggan menghentikan serangan sebelum ada perjanjian gencatan senjata di Gaza.

- Advertisement -

Hizbullah merupakan institusi politik dan paramiliter yang dipimpin Hasan Nasrallah. Salah satu tujuannya memberikan bantuan militer kepada negara-negara Islam yang terjajah. Hizbullah memiliki relasi kuat dengan Hamas.

Gerakan berideologi Islam Syiah itu telah lama menunjukkan komitmen untuk Palestina. terutama karena afiliasinya dengan Iran yang semakin membuat Israel dan Amerika Serikat enggan berpangku tangan.

Sembilan titik yang diincar Hizbullah adalah beberapa wilayah di seberang area pertanian di Chebaa dan Kfarchouba. Meski demikian, media Israel melaporkan bahwa rudal yang ditembakkan Hizbullah menyasar ke wilayah Galilea Barat yang tidak berpenghuni. Juga menyasar Pangkalan Militer Margaliot.

- Advertisement -
Baca Juga:  Hak Angket Digulirkan PDIP, PKS dan PKB

Serangan Israel yang disebut sebagai deadly attack akhirnya memicu serangan balik Hizbullah serangan yang menyasar wilayah perumahan antara lain Kfarkela, Ayta As-Shab, wilayah pesisir Houla, Romya, Aalma As-Shab, Naqura, Labbounah, Wazzani, al-‘Adisha, Mays al-Jabl, dan ‘Aitaroun.

Media setempat menyatakan bahwa pesawat tempur Israel telah menjatuhkan serangan di wilayah tersebut pada Jumat (15/3). Termasuk penghancuran total rumah tiga lantai di wilayah tepi Kota Alma al-Shaab, dan sebuah rumah di Kfarkela.

Asisten Menteri Luar Negeri Lebanon untuk Urusan Near East Barbara Leaf menyatakan, hal itu bisa membawa Lebanon pada risiko ketidakstabilan dalam skala yang cukup serius. ”Kami telah menyaksikan bagaimana Hizbullah terlalu banyak mengambil risiko. Ini dapat menempatkan Lebanon pada posisi yang berbahaya,” ujar Leaf.

Leaf menyatakan, semua tergantung apakah gencatan senjata di Gaza bisa segera disepakati atau tidak. Sebab, alasan utama penyerangan Hizbullah bukan perebutan wilayah perbatasan, namun serangan di Gaza. ”Pemerintah Israel tak mungkin mengambil risiko tanpa mempertimbangkan banyak hal setelah menyerang di wilayah utara,” kata Barbara Leaf.

Baca Juga:  Ledakan di Iran, 95 Orang Tewas

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib bertemu dengan Duta Besar Prancis Herve Magro untuk membahas tentang Proposal Prancis yang sedang diajukan sebagai salah satu alternatif solusi perdamaian.

Magro menyampaikan rencana yang terkandung dalam proposal itu memiliki 3 langkah utama. Menghentikan operasi militer, menarik pasukan Hizbullah dari selatan, dan mengerahkan tentara resmi Lebanon di wilayah selatan.

Hingga serangan terakhir, Israel mengumumkan jumlah korban sejumlah 17 jiwa, 10 orang dari tentara Israel, dan 7 dari warga sipil. Sedangkan pihak Hizbullah menyatakan mereka telah kehilangan 322 jiwa, 219 di antaranya adalah Mujahid Hizbullah, sedangkan 56 lainnya warga sipil.

Hizbullah menegaskan, serangan itu tak akan dihentikan hingga ada kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Sedangkan pihak Israel menyatakan enggan mundur bahkan jika gencatan senjata terjadi.(esi)

Laporan JPG, Libanon

LIBANON (RIAUPOS.CO) – SETELAH menerima serangan-serangan mematikan dari Israel di perbatasan Lebanon Selatan, Hizbullah melakukan tindakan serang balik kepada Israel pada Jumat (15/3), ke wilayah Israel Utara.

Serangan dari pihak Israel telah menewaskan setidaknya 5 orang di wilayah Lebanon Selatan, 3 di antaranya adalah tentara Hizbullah. Sejak serangan Gaza 7 Oktober 2023, Hizbullah terus mengupayakan baku tembak di wilayah perbatasan Israel. Mereka enggan menghentikan serangan sebelum ada perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Hizbullah merupakan institusi politik dan paramiliter yang dipimpin Hasan Nasrallah. Salah satu tujuannya memberikan bantuan militer kepada negara-negara Islam yang terjajah. Hizbullah memiliki relasi kuat dengan Hamas.

Gerakan berideologi Islam Syiah itu telah lama menunjukkan komitmen untuk Palestina. terutama karena afiliasinya dengan Iran yang semakin membuat Israel dan Amerika Serikat enggan berpangku tangan.

Sembilan titik yang diincar Hizbullah adalah beberapa wilayah di seberang area pertanian di Chebaa dan Kfarchouba. Meski demikian, media Israel melaporkan bahwa rudal yang ditembakkan Hizbullah menyasar ke wilayah Galilea Barat yang tidak berpenghuni. Juga menyasar Pangkalan Militer Margaliot.

Baca Juga:  KPK: Hajar Serangan Fajar Presiden Tegaskan Tak Akan Kampanye

Serangan Israel yang disebut sebagai deadly attack akhirnya memicu serangan balik Hizbullah serangan yang menyasar wilayah perumahan antara lain Kfarkela, Ayta As-Shab, wilayah pesisir Houla, Romya, Aalma As-Shab, Naqura, Labbounah, Wazzani, al-‘Adisha, Mays al-Jabl, dan ‘Aitaroun.

Media setempat menyatakan bahwa pesawat tempur Israel telah menjatuhkan serangan di wilayah tersebut pada Jumat (15/3). Termasuk penghancuran total rumah tiga lantai di wilayah tepi Kota Alma al-Shaab, dan sebuah rumah di Kfarkela.

Asisten Menteri Luar Negeri Lebanon untuk Urusan Near East Barbara Leaf menyatakan, hal itu bisa membawa Lebanon pada risiko ketidakstabilan dalam skala yang cukup serius. ”Kami telah menyaksikan bagaimana Hizbullah terlalu banyak mengambil risiko. Ini dapat menempatkan Lebanon pada posisi yang berbahaya,” ujar Leaf.

Leaf menyatakan, semua tergantung apakah gencatan senjata di Gaza bisa segera disepakati atau tidak. Sebab, alasan utama penyerangan Hizbullah bukan perebutan wilayah perbatasan, namun serangan di Gaza. ”Pemerintah Israel tak mungkin mengambil risiko tanpa mempertimbangkan banyak hal setelah menyerang di wilayah utara,” kata Barbara Leaf.

Baca Juga:  Militer Jepang Terjunkan Tim ke Wilayah Terpencil

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib bertemu dengan Duta Besar Prancis Herve Magro untuk membahas tentang Proposal Prancis yang sedang diajukan sebagai salah satu alternatif solusi perdamaian.

Magro menyampaikan rencana yang terkandung dalam proposal itu memiliki 3 langkah utama. Menghentikan operasi militer, menarik pasukan Hizbullah dari selatan, dan mengerahkan tentara resmi Lebanon di wilayah selatan.

Hingga serangan terakhir, Israel mengumumkan jumlah korban sejumlah 17 jiwa, 10 orang dari tentara Israel, dan 7 dari warga sipil. Sedangkan pihak Hizbullah menyatakan mereka telah kehilangan 322 jiwa, 219 di antaranya adalah Mujahid Hizbullah, sedangkan 56 lainnya warga sipil.

Hizbullah menegaskan, serangan itu tak akan dihentikan hingga ada kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Sedangkan pihak Israel menyatakan enggan mundur bahkan jika gencatan senjata terjadi.(esi)

Laporan JPG, Libanon

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari