Senin, 25 November 2024
spot_img

Israel Segera Gelar Serangan Darat ke Rafah

GAZA (RIAUPOS.CO) – Solusi dua negara untuk mengatasi konflik Israel-Palestina bakal sulit terlaksana. Itu karena kelompok sayap kanan yang berkuasa di Israel tidak menginginkan terbentuknya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich kemarin (15/2) menegaskan sikap tersebut.

’’Sebanyak 1.400 orang dibunuh dan dunia ingin memberi mereka sebuah negara. Tidak akan terjadi. Berdirinya negara Palestina berarti berdirinya negara Hamas,’’ bunyi unggahan Smotrich di akun X miliknya

Smotrich lupa bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah membantai 28.576 penduduk Gaza. Jauh sebelum serangan 7 Oktober, Israel juga membunuh ribuan penduduk Palestina di Gaza maupun Tepi Barat. Israel pun telah mengambil paksa tanah milik penduduk Palestina.

Baca Juga:  Penetapan Awal Ramadan Berpeluang Beda

Tidak cukup sampai di situ, Israel berencana tetap melanjutkan genosida yang mereka lakukan di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras pasukannya akan maju ke kota Rafah di Gaza. Dia telah memerintahkan pasukannya untuk bersiap menggelar serangan darat.

Israel telah mengabaikan peringatan dari banyak kepala negara. Presiden Prancis Emmanuel Macron menelepon Netanyahu pada Rabu (14/2). Prancis dengan tegas menentang serangan ke Rafah yang hanya dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang lebih besar.

PM Australia, Kanada dan Selandia Baru juga mengeluarkan pernyataan bersama yang mengungkapkan keprihatinan atas operasi di Rafah. ’’Kami mendesak pemerintah Israel untuk tidak mengambil jalan ini. Dampak operasi militer yang diperluas terhadap warga sipil Palestina akan sangat menghancurkan,’’ bunyi pernyataan bersama tersebut seperti dikutip The Guardian.(sha/bay/jpg)

Baca Juga:  Israel Akan Batasi Akses Al Aqsa saat Ramadan

GAZA (RIAUPOS.CO) – Solusi dua negara untuk mengatasi konflik Israel-Palestina bakal sulit terlaksana. Itu karena kelompok sayap kanan yang berkuasa di Israel tidak menginginkan terbentuknya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich kemarin (15/2) menegaskan sikap tersebut.

’’Sebanyak 1.400 orang dibunuh dan dunia ingin memberi mereka sebuah negara. Tidak akan terjadi. Berdirinya negara Palestina berarti berdirinya negara Hamas,’’ bunyi unggahan Smotrich di akun X miliknya

- Advertisement -

Smotrich lupa bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah membantai 28.576 penduduk Gaza. Jauh sebelum serangan 7 Oktober, Israel juga membunuh ribuan penduduk Palestina di Gaza maupun Tepi Barat. Israel pun telah mengambil paksa tanah milik penduduk Palestina.

Baca Juga:  Desak Selidiki Temuan Kuburan Massal di Gaza

Tidak cukup sampai di situ, Israel berencana tetap melanjutkan genosida yang mereka lakukan di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras pasukannya akan maju ke kota Rafah di Gaza. Dia telah memerintahkan pasukannya untuk bersiap menggelar serangan darat.

- Advertisement -

Israel telah mengabaikan peringatan dari banyak kepala negara. Presiden Prancis Emmanuel Macron menelepon Netanyahu pada Rabu (14/2). Prancis dengan tegas menentang serangan ke Rafah yang hanya dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang lebih besar.

PM Australia, Kanada dan Selandia Baru juga mengeluarkan pernyataan bersama yang mengungkapkan keprihatinan atas operasi di Rafah. ’’Kami mendesak pemerintah Israel untuk tidak mengambil jalan ini. Dampak operasi militer yang diperluas terhadap warga sipil Palestina akan sangat menghancurkan,’’ bunyi pernyataan bersama tersebut seperti dikutip The Guardian.(sha/bay/jpg)

Baca Juga:  Israel Segera Diadili di Mahkamah Internasional
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari