JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lebaran adalah waktunya makan enak. Berbagai makanan berlemak dan bersantan seperti opor, rendang, sambal goreng hati adalah santapan ikonik yang dihidangkan kala hari raya. Tapi ingat, bahaya penyakit selalu mengintai seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol.
Tiga penyakit tersebut lebih berpotensi menyerang lantaran orang-orang lebih banyak berdiam diri di dalam rumah selama pandemi Covid-19. Makan dan mengemil menjadi kompensasi yang bisa dilakukan sebagian besar masyarakat pasca puasa Ramadan ketika di rumah.
“Biasanya makanan yang berlemak cenderung menjadi pilihan karena bisa tahan lama dan bisa dipanaskan berulang,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH kepada JawaPos.com baru-baru ini.
Budaya untuk menghadirkan makanan dan camilan yang bervariasi tampaknya akan tetap dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Berbagai minuman kaleng yang bersoda juga tersedia selama lebaran. Apalagi makanan dan minuman yang tersedia hanya dikonsumsi oleh anggota keluarga.
“Masing-masing kerabat akan menahan diri untuk saling bersilaturahmi. Sehingga makanan dan minuman yang di rumah hanya dikonsumsi sendiri,” jelasnya.
Ancaman Penyakit dan Kekambuhan
Tentunya bisa saja makanan-minuman ini juga dikonsumsi oleh seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik, penyakitnya dapat mengalami kekambuhan. Pasien dengan penyakit kencing manis akan cenderung gula darahnya menjadi tidak terkontrol.
Pasien dengan penyakit darah tinggi tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi maka keadaan kolesterol dan asam urat tingginya menjadi bertambah parah.
Kalau pasien yang sudah obesitas dan jika saat berpuasa sudah mengalami penurunan berat badan sehabis lebaran cenderung berat badannya kembali seperti sebelum puasa. Dan jika makannya tidak terkontrol selama lebaran bahkan berat badannya akan bertambah melonjak.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lebaran adalah waktunya makan enak. Berbagai makanan berlemak dan bersantan seperti opor, rendang, sambal goreng hati adalah santapan ikonik yang dihidangkan kala hari raya. Tapi ingat, bahaya penyakit selalu mengintai seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol.
Tiga penyakit tersebut lebih berpotensi menyerang lantaran orang-orang lebih banyak berdiam diri di dalam rumah selama pandemi Covid-19. Makan dan mengemil menjadi kompensasi yang bisa dilakukan sebagian besar masyarakat pasca puasa Ramadan ketika di rumah.
- Advertisement -
“Biasanya makanan yang berlemak cenderung menjadi pilihan karena bisa tahan lama dan bisa dipanaskan berulang,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH kepada JawaPos.com baru-baru ini.
Budaya untuk menghadirkan makanan dan camilan yang bervariasi tampaknya akan tetap dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Berbagai minuman kaleng yang bersoda juga tersedia selama lebaran. Apalagi makanan dan minuman yang tersedia hanya dikonsumsi oleh anggota keluarga.
- Advertisement -
“Masing-masing kerabat akan menahan diri untuk saling bersilaturahmi. Sehingga makanan dan minuman yang di rumah hanya dikonsumsi sendiri,” jelasnya.
Ancaman Penyakit dan Kekambuhan
Tentunya bisa saja makanan-minuman ini juga dikonsumsi oleh seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik, penyakitnya dapat mengalami kekambuhan. Pasien dengan penyakit kencing manis akan cenderung gula darahnya menjadi tidak terkontrol.
Pasien dengan penyakit darah tinggi tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi maka keadaan kolesterol dan asam urat tingginya menjadi bertambah parah.
Kalau pasien yang sudah obesitas dan jika saat berpuasa sudah mengalami penurunan berat badan sehabis lebaran cenderung berat badannya kembali seperti sebelum puasa. Dan jika makannya tidak terkontrol selama lebaran bahkan berat badannya akan bertambah melonjak.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman