Masyarakat Kabupaten Pelalawan dibuat gempar, Kamis (15/2), sehari setelah Pemilu Serentak 2024. Salah seorang tim sukses calon legislatif (Caleg) Provinsi Riau Daerah Pemilihan (Dapil) Pelalawan-Siak bernama Wagino alias Gundul bunuh diri.
Laporan MUHAMMAD AMIN AMRAN, Pangkalankerinci
PELALAWAN (RIAUPOS.CO) – Pesta demokrasi di Desa Sidomukti, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, berubah menjadi kabar duka. Wagino (WG) alias Gundul (56) nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon rambutan dekat kebun karet miliknya, Kamis (15/2) pagi sekitar pukul 11.00 WIB.
Wagino diduga stres karena mendapat tekanan dari berbagai pihak. Pasalnya, Wagino diduga telah banyak menerima sejumlah uang dari salah seorang Caleg Provinsi Riau Dapil Pelalawan-Siak.
Belum lagi desakan dari warga yang telah dijanjikan mendapat bantuan mesin air yang bersumber dari dana sang caleg. Selain itu, suara caleg yang dijagokannya tak memuaskan atau kalah di tempat pemungutan suara (TPS) yang diunggulkannya, menjadi salah satu pemicu.
Informasi yang berhasil dirangkum Riau Pos, kepolisian menyebutkan, Wagino bersama dua pekerjanya yakni Paino dan Soleh sempat membagikan mesin air di kediamannya Jalan Abimanyu, Desa Sidomukti, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kamis (15/2) sekitar pukul 08.30 WIB.
Mesin air yang merupakan bantuan dari sang caleg unggulannya tersebut diserahkan ke warga yang telah ia janjikan sebagai imbalan dukungan suara. Namun, baru sekitar 30 menit usai menyerahkan bantuan mesin air tersebut atau sekitar pukul 09.00 WIB, Wagino tiba-tiba meminjam sepeda motor milik Soleh untuk melihat hasil penghitungan suara di Kantor Desa Sidomukti.
Hingga pukul 11.00 WIB, Wagino tak kunjung kembali ke rumahnya. Kedua pekerjanya yakni Soleh dan Paino pun menjadi khawatir. Alhasil, kedua saksi langsung mencari keberadaan Wagino menggunakan sepeda motor milik Paino dengan berkeliling di seputaran wilayah Desa Sidomukti.
Di saat Soleh dan Paino kelelahan mencari keberadaan Wagino, tiba-tiba kedua saksi didatangi Paimun yang juga merupakan pekerja kebun milik Wagino lainnya. Dengan tarikan napas panjang, Paimun menceritakan bahwa dirinya telah menemukan sepeda motor milik Soleh yang terparkir di kebun karet milik sang majikan. Paimun mengaku terkejut karena menemukan Wagino tergantung dengan posisi leher terikat tali putih di pohon rambutan dekat kebun karet miliknya.
Informasi ini juga membuat Soleh dan Paino menjadi cemas sehingga ketiganya bergerak menuju kebun karet milik korban. Mereka menduga aksi bunuh diri baru saja terjadi sehingga mereka langsung memanjat pohon tersebut dan membuka ikatan tali dari leher Wagino.
Tapi, ternyata korban sudah tidak lagi bernapas. Ketiga saksi pun melaporkan penemuan mayat gantung diri tersebut kepada personel Polsek Pangkalan Kuras yang langsung turun ke lokasi. Pihak keolisian pun membawa jasad korban ke Puskesmas Pangkalan Kuras.
Kapolres Pelalawan, AKBP Suwinto SH SIK ketika dikonfirmasi melalui Kasi Humas AKP Edy Harianto SH MH, Ahad (18/2) membenarkan kejadian ini. Dikatakannya, berdasarkan hasil visum luar oleh dokter Puskesmas Pangkalan Kuras, ditemukan bekas tali yang mengikat leher korban yang membuat Wagino meninggal dunia.
Selain itu, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik lain korban. “Artinya, kematian korban diduga memang karena gantung diri. Hanya saja, kita tidak bisa memastikan penyebab kematian korban,’’ ujarnya.
‘’Pasalnya, pihak keluarga telah menerima dengan ikhlas atas meninggalnya korban dan tidak akan menuntut dikemudian hari kepada pihak manapun serta menolak untuk di lakukan otopsi,” tambahnya.(das)