Bencana banjir yang melanda Kabupaten Pelalawan sejak akhir Desember 2023 hingga awal Februari 2024 membuat beberapa akses jalan putus. Salah satunya di Km 83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras. Masyarakat pun harus menggunakan jasa transportasi air untuk bisa beraktivitas.
Laporan MUHAMMAD AMIN, Pangkalankerinci
PANGKAABANJIR di Pelalawan memberikan dampak buruk menurunnya tingkat perekonomian warga. Terganggunya aktivitas dunia pendidikan dan kesehatan warga, hinggga menyebabkan arus lalu lintas kendaraan bermotor menjadi terhambat.
Namun bencana tahunan di Negeri Seiya Sekata memunculkan rasa peduli antarsesama, sikap saling membantu menjadi ajang silaturahmi antar warga. Sehingga terbentuk komunitas baru seperti Rumah Relawan Dhuafa (RRD) Pelalawan.
“Banyak hikmah yang kami dapat dari bencana banjir yang melanda Negeri Amanah ini. Kami bisa mendapat keluarga baru, baik dari Pelalawan hingga luar daerah,” tutur Ketua Rumah Relawan Dhuafa (RRD) Pelalawan, Dedi Azwandi saat ditemui di penyeberangan penumpang Dusun Pulau Payung, Kelurahan Kerinci Kota, Kecamatan Pangkalankerinci, Rabu (7/2).
Dengan penuh semangat, pria berperawakan tinggi kurus ini menceritakan, berbagai pengalaman yang didapat bersama rekan seperjuangannya di RRD untuk membantu warga yang memerlukan jasa mereka.
RRD sudah berada di garda terdepan untuk membantu masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Pelalawan sejak dua bulan terakhir atau sejak banjir di Negeri Amanah ini mulai meluas.
Tidak hanya memberikan bantuan makanan yang tak terhitung ratusan paket dan ribuan galon air bersih, RRD juga membantu penyeberangan bagi warga terdampak banjir secara gratis. RRD telah menyiagakan 1 unit ambulans air berupa speed boat dan 4 unit mobil ambulans.
RRD tak mengenal batas waktu untuk menolong sesama, baik dalam kondisi panas maupun hujan, bantuan tetap diberikan meski dengan peralatan penerangan seadanya.
Namun, bantuan penyeberangan di Dusun Pulau Payung atau lebih dikenal dengan nama Simpang Kualo ini lebih diprioritaskan bagi warga yang mengeluhkan sakit untuk dibawa menuju Rumah Sakit (RS) di Pangkalankerinci agar segera mendapat pertolongan medis.
Warga yang sakit ini diantar kembali daerah asalnya jika sudah sembuh ataupun yang tidak tertolong atau meninggal dunia. “Jadi, bagi warga yang sakit, kami jemput untuk dibawa ke rumah sakit di Pangkalanerinci, khususnya dari rute penyeberangan Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras,’’ ujarnya.
‘’Kai bekerja sama dengan seluruh rumah sakit di Pelalawan dan juga beberapa rumah sakit di Pekanbaru serta Persaudaraan Pengemudi Ambulans Indonesia (PPAI) Pelalawan yang telah stand by di Jalintim Km 84 Pangkalan Kuras,” tambahnya.
Pria berusia 39 tahun ini menambahkan, terbaru mereka membantu membawa kernet truk yang kritis setelah hampir 7 jam menunggu antrean panjang kendaraan di Jalintim KM 83-84 dalam kondisi belum makan nasi.
Diceritakan Dedi, kernet ini dikabarkan sempat makan buah duku dalam kondisi belum makan nasi sehingga menyebabkan penyakit asam lambungnya menjadi kambuh. “Setelah dibawa ke penyeberangan Desa Kemang oleh tim dari PPAI, langsung kami jemput menggunakan ambulans air,’’ ujarnya.
‘’Setelah sekitar 30 menit mengarungi derasnya air Sungai Kampar, pasien yang sampai di penyeberangan Simpang Kualo ini langsung di bawa ke RS Efarina Pangkalankerinci menggunakan mobil ambulans RRD Pelalawan.
Hanya saja, nyawa kernet ini tidak tertolong dan menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit,” ungkapnya.
Pria asli Pulau Penyalai Kecamatan Kuala Kampar menambahkan, usai meninggal dunianya kernet tersebut, bantuan makanan mulai banyak diberikan buat pengendara kendaraan yang terjebak di lokasi banjir jalintim.
“Sebelumnya banyak para warga yang terjebak antrean panjang kendaraan di Jalintim Km 83 mengeluh sakit karena menahan lapar. Pasalnya, para warga ini banyak yang kehabisan uang dan tak sanggup membeli nasi bungkus di atas harga standar yakni Rp40 ribu,’’ ujarnya.
‘’Para pedagang ini bukan asli warga tempatan sehingga ketika ditemukan ada warga yang meninggal dunia karena tak makan, maka warga tempatan pun akhirnya berlomba-lomba memberikan bantuan makan siap saji yang diolah dari dapur umum,” tambahnya.
Dikatakan Dedi, RRD banyak mendapat keluarga baru untuk dapat mempererat silaturahmi, khususnya keluarga kernet yang telah meninggal dunia dan dikebumikan di Medan.
Mereka berjanji akan bersilaturahmi mengunjungi markas RRD di Kecamatan Pangkalankerinci, jika nantinya banjir telah surut total.
“Begitu juga warga dari luar Pelalawan, seperti dari Pulau Jawa yang telah kami bantu. Mererka mengundang kami untuk mendatangi kampung mereka dengan memberikan alamat mereka dan juga nomor ponsel. Artinya, jika nantinya kami ada kunjungan ke Pulau Jawa, setidaknya ada keluarga yang bisa kami kunjungi,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPRD Pelalawan, Baharuddin SH MH. Dikatakannya, hikmah adanya bencana banjir ini membuktikan kepada masyarakat di Indonesia, bahwa warga Kabupaten Pelalawan merupakan rakyat yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap sesama.
“Dengan adanya bantuan makanan dan minuman yang disediakan melalui dapur umum, ini membuktikan bahwa warga Pelalawan peduli kepada warga lainnya. Untuk itu, kita berharap bencana banjir ini dapat segera berlalu agar aktivitas warga dapat kembali berjalan dengan normal,” tuturnya.***