PADA tahun 2019, kita melihat akan terdapat peningkatan inflasi dibandingkan tahun sebelumnya, namun secara rata-rata masih lebih rendah dari provinsi penghasil seperti Sumatera Utara. Cabai merah, daging ayam ras, dan bawang merah yang menjadi komoditas pangan penyumbang terbesar inflasi Riau menjadi fokus utama bagi kita semua agar inflasi tidak ikut menggerus daya beli masyarakat yang tertekan sejak berakhirnya era minyak.
Riau dihadapkan pada berbagai tantangan pengendalian inflasi dikarenakan posisinya yang bukan sebagai daerah penghasil komoditas pangan, persaingan usaha yang tidak sehat, struktur harga yang tidak wajar, dan keadaan cuaca yang kurang kondusif. Pada komoditas cabai merah dan bawang merah, terlihat bahwa pedagang besar mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi struktur harga. Dalam hal ini, pedagang besar cenderung mengambil margin besar pada saat harga meningkat.
Untuk komoditas daging ayam, pedagang besar cenderung mempertahankan margin.
Selain itu, terdapat indikasi penguasaan pasar oleh produsen besar melalui kartel karena struktur pasar yang bersifat oligopoli. Menghadapi dinamika cuaca, terlihat bahwa komoditas cabai merah dan bawang merah banyak dipengaruhi oleh kondisi cuaca provinsi penghasil. Pada tahun 2020 diperkirakan terjadi dua kali musim kemarau, terutama di kawasan ekuator, yang secara empiris menurunkan produksi secara signifikan. Hal ini perlu kita antisipasi.
Dengan berbagai tantangan di atas, sinergi dan koordinasi antar lembaga akan menjadi faktor kunci agar inflasi tetap terkendali. Khususnya untuk bahan makanan yang mudah bergejolak (volatile food). Dengan sinergi tersebut, kami memperkirakan inflasi Riau pada tahun 2020 dapat dijaga pada rentang 3,1%±1,0%.
Usulan Kebijakan
Berbagai upaya dalam mendorong kemudahan berusaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan perlu diapresiasi. Deregulasi dan debirokratisasi perizinan memulai usaha, keringanan pajak sementara, serta penindakan dan pemberantasan pungutan liar yang perlu diakselerasi dalam rangka mendorong kemudahan berusaha, sebagaimana juga percepatan penyelesaian Perda RTRW di sejumlah kabupaten/kota di Riau. Selain itu, untuk mendukung ketersediaan SDM yang sesuai dengan keperluan ekonomi daerah, kerja sama antara perusahaan, institusi pendidikan, dan berbagai pemangku kepentingan di dunia pendidikan perlu mendapat perhatian lebih.
Bank Indonesia bersama dengan pemangku kepentingan lainnya akan turut membantu pengembangan UMKM agar menjadi UMKM sukses digital dan sukses ekspor. Namun, kami mencatat bahwa database UMKM yang lengkap dan akurat, peningkatan akses pembiayaan UMKM termasuk melalui wakaf, mendorong UMKM Go-Digital, dan pembinaan UMKM berorientasi ekspor menjadi empat hal yang perlu diprioritaskan untuk mendorong UMKM sukses digital dan ekspor.
Bank Indonesia juga terus mendukung upaya pengendalian inflasi untuk menghadapi defisit produksi, di antaranya dengan penguatan kerja sama dengan provinsi penghasil (kerja sama antardaerah). Kami juga menyambut baik optimalisasi peran BUMD pangan untuk menjamin kesinambungan pasokan dan mendukung peningkatan produktivitas pertanian dengan mengoptimalkan faktor input terutama tenaga kerja dan teknologi.
Untuk mengatasi pembentukan struktur harga yang tidak wajar, diperlukan dukungan peraturan daerah tentang penetapan rentang harga yang wajar. Kami juga akan memfasilitasi upaya kerja sama antaraparat penegak hukum untuk penindakan terhadap praktik penetapan harga tidak wajar. Untuk menciptakan ekosistem persaingan usaha yang sehat, diperlukan upaya-upaya penindakan terhadap perusahaan yang terindikasi melakukan kartel dengan penguasaan rantai pasok dari hulu ke hilir sebagaimana juga baik upaya penyidikan terhadap praktik usaha tidak sehat yang dilakukan broker atau pedagang besar. Kami juga akan menyambut baik pembuatan payung hukum pemasaran daging ayam untuk melindungi peternak mandiri lokal.
Untuk menghadapi cuaca yang kurang kondusif, Bank Indonesia akan mendukung upaya-upaya pembinaan kepada petani dalam melakukan pengaturan siklus tanam. Selain itu, Bank Indonesia juga akan mendukung pengadaan Controlled Atmosphere Storage (CAS) untuk menjaga kesinambungan pasokan dan menekan fluktuasi harga sebagai upaya tambahan terhadap optimalisasi peran BUMD pangan.
Dengan berbagai upaya tersebut, berlandaskan semangat sinergi, transformasi, dan inovasi, kami optimis prospek ekonomi Riau dalam jangka panjang akan lebih baik, inflasi stabil dan terkendali, serta kesejahteraan masyarakat Riau semakin tinggi.***