JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bank-bank BUMN menorehkan kinerja moncer pada kuartal 1 atau tiga bulan pertama 2022. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan kenaikan laba bersih.
BRI mencatat laba bersih konsolidasi mencapai Rp12,16 triliun. Angka itu meningkat 78,13 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (YoY). Pertumbuhan tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan bunga bersih konsolidasi 20 persen dari Rp25,58 triliun menjadi Rp30,68 triliun.
Dirut BRI Sunarso menuturkan, kondisi UMKM yang mulai pulih mendorong penyaluran kredit BRI. Tumbuh 7,43 persen YoY menjadi Rp1.075,93 triliun. "Capaian itu tak terlepas dari geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai core business BRI yang semakin aktif," ujarnya.
Rasio kredit macet alias nonperforming loan (NPL) BRI, lanjut dia, berada di level 3,09 persen. Kualitas kredit yang membaik disebabkan restrukturisasi kredit terdampak pandemi Covid-19 yang menurun secara gradual. Tercatat, restrukturisasi kredit BRI per Maret sebesar Rp144,27 triliun.
Sementara itu, Bank Mandiri berhasil mencetak laba bersih konsolidasi Rp10 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 70 persen year-on-year (YoY). Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, kinerja bisnis perseroan didorong pertumbuhan kredit konsolidasi 8,93 persen YoY mencapai Rp1.072,9 triliun pada kuartal I 2022. Peningkatan kredit merata di berbagai segmen.
Darmawan mengungkapkan, segmen wholesale yang menjadi kompetensi inti Bank Mandiri mampu tumbuh 7 persen YoY mencapai Rp549,8 triliun. Selain itu, kredit ritel mampu menorehkan capaian positif. Yakni, Rp292,5 triliun atau naik dua digit 10,37 persen YoY. "Hal itu didorong segmen mikro produktif yang melesat 19,69 persen YoY serta usaha kecil dan menengah naik 10,97 persen YoY," jelasnya.
Capaian segmen mikro ditopang penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp10,49 triliun. Realisasi tersebut setara dengan 26,2 persen dari total plafon KUR yang ditugaskan pemerintah sebesar Rp40 triliun sepanjang 2022. "Dalam mendorong ekspansi kredit, Bank Mandiri senantiasa memprioritaskan prinsip kehati-hatian. Hasilnya, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) kami terus membaik. NPL gross secara konsolidasi mampu dijaga pada level rendah 2,66 persen per Maret 2022, menurun 49 basis poin (bps) dari posisi yang sama tahun sebelumnya," jelas Darmawan dalam paparan kinerja kuartalan, kemarin (27/4).
Di pihak lain, BNI optimistis mampu mencapai target dari rencana bisnis bank (RBB) 2022. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebutkan, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit 5,8 persen YoY menjadi Rp591,68 triliun pada kuartal I 2022. Segmen business banking menjadi motor akselerasi. "Terutama pembiayaan ke korporasi swasta yang tumbuh 9,9 persen menjadi Rp193,2 triliun," paparnya secara virtual.
Menurut Royke, perbaikan kredit itu sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang mulai pulih. Sektor yang dibidik adalah sektor perdagangan, infrastruktur, dan industri pengolahan. "Sejauh ini kami tidak merevisi target pertumbuhan 2022 di 7 persen hingga 10 persen. Tapi, kenanya mungkin di 8–9 persen," katanya.(han/c14/dio/esi)
Laporan JPG, Jakarta