Kamis, 19 September 2024

Airlangga Ajak Belanda Investasi di Bidang Semikonduktor

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah getol menggaet investor luar negeri. Upaya itu dilakukan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte di sela-sela agenda World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos, Swiss, yang berakhir, Kamis (26/5).

Airlangga menjelaskan, pertemuan tersebut diselenggarakan untuk membahas hubungan kerja sama ekonomi kedua negara dan situasi global saat ini. "Perdagangan bilateral kedua negara selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia," ujarnya.

Meski demikian, banyak perusahaan asal Belanda yang berinvestasi di tanah air. Pada rentang waktu 2016–2021, mereka menjadi investor terbesar ke-5. Nilainya mencapai 9,68 miliar dolar AS atau 5,43 persen dari total realisasi investasi asing.

"Investasi terbesar Belanda di Indonesia berada pada sektor listrik, gas, dan air (34 persen); sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi (19,2 persen); serta sektor pertambangan (16,7 persen)," paparnya.

- Advertisement -

Airlangga juga menyampaikan reformasi regulasi terkait investasi di Indonesia kepada PM Belanda. Dia juga mengajak perusahaan dari Negeri Kincir Angin menanamkan modalnya di bidang semikonduktor di Indonesia.

Baca Juga:  PLN Cari Mitra Usaha untuk Bangun Lebih dari 100 SPKLU

Dalam diskusi, PM Rutte menyampaikan harapannya agar proses investasi untuk ekspansi perusahaan-perusahaan Belanda akan semakin mudah. Apalagi setelah reformasi struktural yang dapat meringkas waktu perizinan. "Belanda juga membuka diri bila Indonesia memberikan kesempatan berinvestasi di dunia pendidikan, baik untuk pendidikan tinggi maupun pelatihan vokasi," katanya.

- Advertisement -

Sementara itu, delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang dipimpin Ketua Umum Arsjad Rasjid dan Ketua Penyelenggara B20 Indonesia Shinta W. Kamdani melakukan rangkaian kunjungan ke Eropa pada 22 Mei–4 Juni. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari B20 Indonesia, forum dialog resmi komunitas bisnis global G20 dalam rangka Presidensi G20 Indonesia.

Road show delegasi B20 Indonesia ini dimulai di WEFAM di Davos, Swiss. Pada rangkaian WEFAM itu, Arsjad menyampaikan tujuan Presidensi G20 Indonesia dan peran bisnis Indonesia dalam ekonomi global. "Lawatan ke Eropa untuk mempromosikan B20 Indonesia dan mengundang investor dari Eropa dalam KTT B20 pada November mendatang di Bali," tuturnya.

Pada pertemuan tahunan WEF 2022, lanjut Arsjad, Kadin menjabarkan tiga bidang prioritas pemerintah untuk G20 2022. Yaitu, arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. "Serta mengajak para pemimpin dunia dan bisnis yang hadir untuk menjalin koneksi, berkolaborasi untuk mendorong pemulihan ekonomi global," jelasnya.

Baca Juga:  Bank BJB Gandeng BNI Life Luncurkan Produk Bancassurance

Pertemuan bilateral dengan mitra strategis dari perusahaan dan asosiasi bisnis Swiss seperti Economiesuisse, Badan Inovasi Swiss Innosuisse, Roche Group, dan Kamar Dagang Swiss-Asia juga diadakan untuk memperkuat ikatan bisnis.

Shinta mengungkapkan, setelah ke Swiss, lawatan diteruskan ke Belanda, Belgia, dan Jerman. Saat ini nilai perdagangan ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa (UE) setiap tahun sekitar 25,5 miliar dolar AS. Selain itu, ada 2,69 miliar dolar AS investasi Eropa di Indonesia di sektor jasa, manufaktur, dan keuangan.

"Meski perdagangan terus meningkat, masih banyak peluang kerja sama antara perusahaan Eropa dan Indonesia yang dapat digali demi membawa manfaat bagi perekonomian kedua belah pihak. Ini eranya diversifikasi usaha dan menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh. Kadin Indonesia siap menjembatani anggota UE untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia," terangnya. (dee/agf/c14/dio/jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah getol menggaet investor luar negeri. Upaya itu dilakukan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte di sela-sela agenda World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos, Swiss, yang berakhir, Kamis (26/5).

Airlangga menjelaskan, pertemuan tersebut diselenggarakan untuk membahas hubungan kerja sama ekonomi kedua negara dan situasi global saat ini. "Perdagangan bilateral kedua negara selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia," ujarnya.

Meski demikian, banyak perusahaan asal Belanda yang berinvestasi di tanah air. Pada rentang waktu 2016–2021, mereka menjadi investor terbesar ke-5. Nilainya mencapai 9,68 miliar dolar AS atau 5,43 persen dari total realisasi investasi asing.

"Investasi terbesar Belanda di Indonesia berada pada sektor listrik, gas, dan air (34 persen); sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi (19,2 persen); serta sektor pertambangan (16,7 persen)," paparnya.

Airlangga juga menyampaikan reformasi regulasi terkait investasi di Indonesia kepada PM Belanda. Dia juga mengajak perusahaan dari Negeri Kincir Angin menanamkan modalnya di bidang semikonduktor di Indonesia.

Baca Juga:  Pameran Bertabur Diskon di Plaza Mebel

Dalam diskusi, PM Rutte menyampaikan harapannya agar proses investasi untuk ekspansi perusahaan-perusahaan Belanda akan semakin mudah. Apalagi setelah reformasi struktural yang dapat meringkas waktu perizinan. "Belanda juga membuka diri bila Indonesia memberikan kesempatan berinvestasi di dunia pendidikan, baik untuk pendidikan tinggi maupun pelatihan vokasi," katanya.

Sementara itu, delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang dipimpin Ketua Umum Arsjad Rasjid dan Ketua Penyelenggara B20 Indonesia Shinta W. Kamdani melakukan rangkaian kunjungan ke Eropa pada 22 Mei–4 Juni. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari B20 Indonesia, forum dialog resmi komunitas bisnis global G20 dalam rangka Presidensi G20 Indonesia.

Road show delegasi B20 Indonesia ini dimulai di WEFAM di Davos, Swiss. Pada rangkaian WEFAM itu, Arsjad menyampaikan tujuan Presidensi G20 Indonesia dan peran bisnis Indonesia dalam ekonomi global. "Lawatan ke Eropa untuk mempromosikan B20 Indonesia dan mengundang investor dari Eropa dalam KTT B20 pada November mendatang di Bali," tuturnya.

Pada pertemuan tahunan WEF 2022, lanjut Arsjad, Kadin menjabarkan tiga bidang prioritas pemerintah untuk G20 2022. Yaitu, arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. "Serta mengajak para pemimpin dunia dan bisnis yang hadir untuk menjalin koneksi, berkolaborasi untuk mendorong pemulihan ekonomi global," jelasnya.

Baca Juga:  Dukung Program Pemerintah, Aryaduta Hotel Group Buka Program Pemagangan

Pertemuan bilateral dengan mitra strategis dari perusahaan dan asosiasi bisnis Swiss seperti Economiesuisse, Badan Inovasi Swiss Innosuisse, Roche Group, dan Kamar Dagang Swiss-Asia juga diadakan untuk memperkuat ikatan bisnis.

Shinta mengungkapkan, setelah ke Swiss, lawatan diteruskan ke Belanda, Belgia, dan Jerman. Saat ini nilai perdagangan ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa (UE) setiap tahun sekitar 25,5 miliar dolar AS. Selain itu, ada 2,69 miliar dolar AS investasi Eropa di Indonesia di sektor jasa, manufaktur, dan keuangan.

"Meski perdagangan terus meningkat, masih banyak peluang kerja sama antara perusahaan Eropa dan Indonesia yang dapat digali demi membawa manfaat bagi perekonomian kedua belah pihak. Ini eranya diversifikasi usaha dan menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh. Kadin Indonesia siap menjembatani anggota UE untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia," terangnya. (dee/agf/c14/dio/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari