Senin, 8 Juli 2024

Hilirisasi dan Inklusi Ekonomi untuk Mendorong Pembangunan Ekonomi Riau

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 untuk menyampaikan pandangan BI mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan. PTBI ini mengangkat tema Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi, Rabu (24/11).

Arah kebijakan tersebut diharapkan dapat menjadi landasan dalam mewujudkan langkah bersama untuk memulihkan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. PTBI 2021 dilaksanakan dalam suatu rangkaian, dimulai dengan paparan dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan arahan Presiden RI Joko Widodo. Kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Kepala Bank Indonesia Riau. Pertemuan ini dihadiri oleh anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Yaitu Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi,  Kepala Kejaksaan Tinggi Riau Jaja Subagja, dan Danrem 031 Wira Bima Brigjen TNI M Syech Ismed. Selain itu, juga dihadiri Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Riau, seluruh pimpinan daerah kabupaten/kota, kalangan perbankan, pesantren, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

- Advertisement -

Gubernur BI Perry Warjiyo mengemukakan, sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun 2021 menjadi modal untuk terus bangkit dan optimistis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada 2022.

"Penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas massal dari pandemi Covid-19 sebagai prasyarat utama pemulihan ekonomi, pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong peningkatan permintaan domestik, serta mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural," katanya.

Sementara Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi atas sinergi dan komunikasi yang terjalin intens dan baik di antara jajaran otoritas, yaitu antara BI, OJK, LPS, dan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Hal ini menjadi kunci dalam mengelola dampak varian delta Covid-19 terhadap perekonomian nasional di 2021, sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat terselesaikan.

- Advertisement -

"Ke depan, Presiden RI juga mendorong untuk mengembangkan ekonomi hijau dan memperkuat digitalisasi ekonomi, khususnya UMKM," jelasnya.

Baca Juga:  Dukung Green Tourism, PLN Hadirkan 27 SPKLU di 5 Destinasi Wisata

Sementara itu Kepala BI Provinsi Riau Decymus menuturkan, momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi perlu terus dijaga. Pertumbuhan tersebut harus didukung oleh peningkatan inklusi ekonomi sehingga lebih optimal dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial. Salah satu langkah strategis yang didorong oleh BI Riau yaitu digitalisasi perekonomian dan pengembangan UMKM.

Pada tahun 2021, BI Riau bersinergi dengan seluruh pemerintah daerah di wilayah Riau membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

"Dengan terbentuknya TP2DD, seluruh pihak dapat saling bersinergi dan bekerja sama secara optimal untuk mendorong akselerasi dan perluasan implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETPD) di seluruh wilayah Provinsi Riau, terutama dari sisi pendapatan daerah sehingga dapat meningkatkan kekuatan fiskal daerah untuk mendukung pembangunan ekonomi Riau," ujarnya.

Selain mendorong implementasi ETPD, BI juga mengakselerasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi, dan menjadi solusi bagi usaha mikro, subsisten dan kecil untuk meningkatkan omset dan skala usahanya, tanpa dihantui keterbatasan modal dan pembiayaan usaha. Bahkan dalam kegiatan Gerakan Riau Berwakaf, QRIS menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan dalam meningkatkan kesadaran untuk berwakaf di masyarakat, termasuk milenial, untuk mendukung pemberdayaan ekonomi umat.

Dalam rangka pengembangan UMKM, BI Riau mengambil tiga upaya nyata yaitu melalui peningkatan daya saing, digitalisasi, dan korporatisasi. Peningkatan daya saing dilakukan melalui edukasi dan kurasi dari narasumber ahli.

"BI Riau juga secara aktif mendorong digitalisasi UMKM yaitu dari sisi produksi, pemasaran produk, dan penggunaan digital payment seperti QRIS dalam pembayaran transaksinya. Selanjutnya, korporatisasi perlu didorong untuk memperkuat sisi kelembagaan dan kelangsungan usaha UMKM," tutur Decymus.

Ke depan, masih terdapat berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan perekonomian Riau. Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, BI Riau mengemukakan empat langkah strategis yang dapat ditempuh. Langkah pertama, yaitu mendorong investasi untuk mendukung hilirisasi komoditas Riau. Sumber daya alam di Riau harus dioptimalkan hingga ke level produk akhir untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekspor. Langkah kedua, meningkatkan inklusi ekonomi dan keterhubungan rantai produksi lokal ke pasar global (local to global value chain) melalui enforcement terhadap program kemitraan sesuai Peraturan Gubernur Riau No 77 Tahun 2020. Skema kemitraan ini memberikan peluang bagi petani rakyat untuk meremajakan tanaman, mendapatkan harga yang lebih layak, dan sekaligus menjamin ketersediaan feedstock berkualitas untuk industri CPO yang berorientasi ekspor.

Baca Juga:  Bayar Klaim, Nasabah Jiwasraya Usul ke Pemerintah Terbitkan Obligasi

Langkah ketiga, melanjutkan implementasi digitalisasi dalam pengelolaan keuangan daerah. Sumber-sumber pendapatan asli daerah terus didorong melalui kanal transaksi digital, untuk menciptakan efektivitas, efisiensi, dan transparansi keuangan pemerintah sehingga pada akhirnya meningkatkan produktivitas perekonomian di Riau secara keseluruhan. Langkah keempat yaitu memperkuat infrastruktur dasar pendukung perekonomian. Dukungan infrastruktur diperlukan sebagai daya tarik investor untuk menanamkan modalnya. Penguatan diperlukan pada infastruktur jalan, listrik, air, pelabuhan, hingga kawasan industri. Dalam melaksanakan berbagai langkah pemulihan ekonomi tersebut, diperlukan adanya sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Perbankan, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Selain itu, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menyambut positif berbagai upaya Bank Indonesia dalam mendorong pembangunan ekonomi Riau. Diharapkan, sinergi antara pemerintah daerah di wilayah Riau dengan Bank Indonesia terus terjalin dalam rangka menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan stabilitas perekonomian. Demikian halnya dengan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Riau, yang turut menyampaikan apresiasi Gubernur Riau terhadap langkah-langkah strategis dan sinergi bersama yang telah dilakukan BI Riau dengan seluruh Pemda di wilayah Riau.(anf/adv)

 

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 untuk menyampaikan pandangan BI mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan. PTBI ini mengangkat tema Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi, Rabu (24/11).

Arah kebijakan tersebut diharapkan dapat menjadi landasan dalam mewujudkan langkah bersama untuk memulihkan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. PTBI 2021 dilaksanakan dalam suatu rangkaian, dimulai dengan paparan dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan arahan Presiden RI Joko Widodo. Kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Kepala Bank Indonesia Riau. Pertemuan ini dihadiri oleh anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Yaitu Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi,  Kepala Kejaksaan Tinggi Riau Jaja Subagja, dan Danrem 031 Wira Bima Brigjen TNI M Syech Ismed. Selain itu, juga dihadiri Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Riau, seluruh pimpinan daerah kabupaten/kota, kalangan perbankan, pesantren, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengemukakan, sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun 2021 menjadi modal untuk terus bangkit dan optimistis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada 2022.

"Penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas massal dari pandemi Covid-19 sebagai prasyarat utama pemulihan ekonomi, pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong peningkatan permintaan domestik, serta mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural," katanya.

Sementara Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi atas sinergi dan komunikasi yang terjalin intens dan baik di antara jajaran otoritas, yaitu antara BI, OJK, LPS, dan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Hal ini menjadi kunci dalam mengelola dampak varian delta Covid-19 terhadap perekonomian nasional di 2021, sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat terselesaikan.

"Ke depan, Presiden RI juga mendorong untuk mengembangkan ekonomi hijau dan memperkuat digitalisasi ekonomi, khususnya UMKM," jelasnya.

Baca Juga:  Fintech Legal Diminta Beralih ke Lokasi Ramai Industri Keuangan

Sementara itu Kepala BI Provinsi Riau Decymus menuturkan, momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi perlu terus dijaga. Pertumbuhan tersebut harus didukung oleh peningkatan inklusi ekonomi sehingga lebih optimal dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial. Salah satu langkah strategis yang didorong oleh BI Riau yaitu digitalisasi perekonomian dan pengembangan UMKM.

Pada tahun 2021, BI Riau bersinergi dengan seluruh pemerintah daerah di wilayah Riau membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

"Dengan terbentuknya TP2DD, seluruh pihak dapat saling bersinergi dan bekerja sama secara optimal untuk mendorong akselerasi dan perluasan implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETPD) di seluruh wilayah Provinsi Riau, terutama dari sisi pendapatan daerah sehingga dapat meningkatkan kekuatan fiskal daerah untuk mendukung pembangunan ekonomi Riau," ujarnya.

Selain mendorong implementasi ETPD, BI juga mengakselerasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi, dan menjadi solusi bagi usaha mikro, subsisten dan kecil untuk meningkatkan omset dan skala usahanya, tanpa dihantui keterbatasan modal dan pembiayaan usaha. Bahkan dalam kegiatan Gerakan Riau Berwakaf, QRIS menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan dalam meningkatkan kesadaran untuk berwakaf di masyarakat, termasuk milenial, untuk mendukung pemberdayaan ekonomi umat.

Dalam rangka pengembangan UMKM, BI Riau mengambil tiga upaya nyata yaitu melalui peningkatan daya saing, digitalisasi, dan korporatisasi. Peningkatan daya saing dilakukan melalui edukasi dan kurasi dari narasumber ahli.

"BI Riau juga secara aktif mendorong digitalisasi UMKM yaitu dari sisi produksi, pemasaran produk, dan penggunaan digital payment seperti QRIS dalam pembayaran transaksinya. Selanjutnya, korporatisasi perlu didorong untuk memperkuat sisi kelembagaan dan kelangsungan usaha UMKM," tutur Decymus.

Ke depan, masih terdapat berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan perekonomian Riau. Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, BI Riau mengemukakan empat langkah strategis yang dapat ditempuh. Langkah pertama, yaitu mendorong investasi untuk mendukung hilirisasi komoditas Riau. Sumber daya alam di Riau harus dioptimalkan hingga ke level produk akhir untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekspor. Langkah kedua, meningkatkan inklusi ekonomi dan keterhubungan rantai produksi lokal ke pasar global (local to global value chain) melalui enforcement terhadap program kemitraan sesuai Peraturan Gubernur Riau No 77 Tahun 2020. Skema kemitraan ini memberikan peluang bagi petani rakyat untuk meremajakan tanaman, mendapatkan harga yang lebih layak, dan sekaligus menjamin ketersediaan feedstock berkualitas untuk industri CPO yang berorientasi ekspor.

Baca Juga:  Dukung Green Tourism, PLN Hadirkan 27 SPKLU di 5 Destinasi Wisata

Langkah ketiga, melanjutkan implementasi digitalisasi dalam pengelolaan keuangan daerah. Sumber-sumber pendapatan asli daerah terus didorong melalui kanal transaksi digital, untuk menciptakan efektivitas, efisiensi, dan transparansi keuangan pemerintah sehingga pada akhirnya meningkatkan produktivitas perekonomian di Riau secara keseluruhan. Langkah keempat yaitu memperkuat infrastruktur dasar pendukung perekonomian. Dukungan infrastruktur diperlukan sebagai daya tarik investor untuk menanamkan modalnya. Penguatan diperlukan pada infastruktur jalan, listrik, air, pelabuhan, hingga kawasan industri. Dalam melaksanakan berbagai langkah pemulihan ekonomi tersebut, diperlukan adanya sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Perbankan, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Selain itu, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menyambut positif berbagai upaya Bank Indonesia dalam mendorong pembangunan ekonomi Riau. Diharapkan, sinergi antara pemerintah daerah di wilayah Riau dengan Bank Indonesia terus terjalin dalam rangka menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan stabilitas perekonomian. Demikian halnya dengan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Riau, yang turut menyampaikan apresiasi Gubernur Riau terhadap langkah-langkah strategis dan sinergi bersama yang telah dilakukan BI Riau dengan seluruh Pemda di wilayah Riau.(anf/adv)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari