Jumat, 22 November 2024

Angin Segar, Dirut Baru Garuda Janji Review Harga Tiket

- Advertisement -

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Jajaran direksi baru PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diminta segara tancap gas. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus segera dirampungkan. Mulai permasalahan finansial seperti utang, keharmonisan internal, sampai peremajaan armada.

Soal utang, misalnya. Pengamat penerbangan sekaligus anggota Ombudsman RI Alvin Lie mengungkapkan, utang jatuh tempo Garuda pada tahun ini sekitar 500 juta dolar AS. ”Itu tidak memungkinkan dibayar dengan modal atau hasil bisnis. Pasti dibayar dengan utang lagi sehingga harus cari utang yang lebih murah dari utang lama,” ujar Alvin.

- Advertisement -
Untuk menggenjot pendapatan finansial, menurut Alvin, manajemen baru Garuda bisa memacu pendapatan dari rute internasional. ”Garuda bisa memperluas kerja sama dengan jaringan maskapai Sky Team untuk menjelajah rute internasional,” paparnya.
Alvin menyebut Garuda Indonesia juga perlu meremajakan armada operasionalnya. Sebab, sebagian besar armada Garuda Indonesia yang diisi Boeing 737 berusia 8–10 tahun. ”Dari aspek keselamatan memang tidak masalah. Tapi, waktunya ditinjau kembali karena efisiensinya bisa jadi sudah menurun,” papar Alvin.

Yang tak kalah penting, lanjut Alvin, komisaris dan direksi Garuda Indonesia harus bisa mengharmoniskan kondisi internal perusahaan. Seperti diketahui, pada masa kepemimpinan Ari Ashkara sebagai direktur utama, karyawan, termasuk awak kabin, cenderung terkotak-kotak. ”Ini tentu saja tidak sehat,” tegasnya.

Di bagian lain, Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengatakan, dirinya sudah melakukan konsolidasi internal soal rencana perbaikan Garuda dalam waktu 1–5 tahun. Meski belum memerinci, ada tiga hal yang jadi fokusnya dalam waktu dekat. Pertama, safety penerbangan.
Menurut dia, direktur teknis akan fokus memastikan hal itu. Adakah teknologi baru yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keselamatan. ”Kita akan tetap fokus ke safety, itu nggak akan kita tawar,” ujarnya.

Kedua, perbaikan layanan. Garuda akan memastikan layanan sesuai ekspektasi. Feedback dari pelanggan akan dijadikan basis perbaikan. Ketiga, menyangkut soal profit, pihaknya sudah merancang sejumlah rencana. Namun, dia memastikan tak akan ada penambahan anak-cucu perusahaan.

Direksi justru akan me-review status anak perusahaan Garuda. Menurut dia, pada kepemimpinan sebelumnya, pelaksana tugas (Plt) direktur utama sudah melakukan beberapa rekomendasi untuk segera dieksekusi pada beberapa bisnis itu. Salah satunya soal kemungkinan anak usaha dimasukkan kembali ke induk dan jadi bagian usaha tersebut. Tujuannya, mengurangi exposure jumlah cucu.
Hal itu seperti yang sering disampaikan Menteri BUMN Erick Tohir soal konsolidasi anak dan cucu BUMN.”Kami juga akan berpartisipasi sangat aktif dengan inisiatif Pak Menteri BUMN untuk konsolidasi hotel di bawah naungan Ina (Hotel Indonesia Grup, Red). Sudah banyak diskusi, jadi ini on the track,” ungkapnya.

Menyangkut sumber pendapatan di luar ticketing dan kargo, Irfan mengatakan masih terlalu dini untuk melihat possibility-possibility additional di luar hal itu. Pihaknya masih terus berdiskusi lebih lanjut. ”Tapi, tentu saja solusinya bukan menciptakan anak usaha baru. Itu klir,” tegasnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Salonpas Dorong Anak Muda Aktif Melalui Gerakan Rekatkan Kehangatan

Soal tarif, belum ada rencana untuk menurunkan besarannya dalam waktu dekat. Namun, dia menjanjikan bakal ada review dari waktu ke waktu supaya tarif bisa lebih mendekati harapan pelanggan. Hal tersebut juga bakal sejalan dengan urusan trayek. Belum ada perubahan mengenai trayek-trayek dari perusahaan pelat merah itu. ”Kita akan umumkan jika ada perubahan. Tapi, saya ingin sampaikan, untuk rute yang selama ini dilayani Garuda, belum mengalami perubahan apa pun,” ungkapnya.

Disinggung mengenai isu-isu internal manajemen yang kurang harmonis, Irfan mengatakan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Ada fakta dan persepsi yang berkembang. Tapi, dia meyakinkan akan ada perbaikan good governance yang sudah disepakati bersama komisaris. Garuda juga sudah mempertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga guna memastikan perbaikan bisa terawasi.
”Garuda saat ini pun sudah melakukan, pakai big four sangat ketat,” ujarnya. Dalam proses yang sedang berjalan, apabila ditemukan hal-hal yang perlu dikoreksi, pihaknya tidak akan tinggal diam. ”Kita akan tegakkan good corporate governance sebaik-baiknya. Itu juga mandat dari Pak Menteri,” tegasnya.

Disinggung soal pengadaan armada baru, Boeing 737-Max, Direktur Keuangan dan i, kita pastikan akan mengambil sikap tidak ambil sisa (Boeing 737-Max, Red),” Manajemen Risiko Garuda Fuad Rizal menjelaskan, sisa pengadaan sudah
dibatalkan. Saat ini pihaknya sedang negosiasi dengan Boeing untuk
kemungkinan ganti tipe. ”Taptegasnya.

Baca Juga:  Nikmati Buka Puasa di Pasar Cik Puan Hotel Swiss Belinn

Menyoal pendanaan utang, diakui Fuad, di rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa ada agenda untuk mengeluarkan pendanaan sebanyak USD 900 juta. Namun, rencana tersebut harus tertunda lantaran Garuda masih dalam proses audit keuangan yang verifikasinya kurang dari enam bulan. ”Upaya pendanaan masih sesuai rencana perseroan,” jelasnya.

Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Jajaran direksi baru PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diminta segara tancap gas. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus segera dirampungkan. Mulai permasalahan finansial seperti utang, keharmonisan internal, sampai peremajaan armada.

Soal utang, misalnya. Pengamat penerbangan sekaligus anggota Ombudsman RI Alvin Lie mengungkapkan, utang jatuh tempo Garuda pada tahun ini sekitar 500 juta dolar AS. ”Itu tidak memungkinkan dibayar dengan modal atau hasil bisnis. Pasti dibayar dengan utang lagi sehingga harus cari utang yang lebih murah dari utang lama,” ujar Alvin.

- Advertisement -
Untuk menggenjot pendapatan finansial, menurut Alvin, manajemen baru Garuda bisa memacu pendapatan dari rute internasional. ”Garuda bisa memperluas kerja sama dengan jaringan maskapai Sky Team untuk menjelajah rute internasional,” paparnya.
Alvin menyebut Garuda Indonesia juga perlu meremajakan armada operasionalnya. Sebab, sebagian besar armada Garuda Indonesia yang diisi Boeing 737 berusia 8–10 tahun. ”Dari aspek keselamatan memang tidak masalah. Tapi, waktunya ditinjau kembali karena efisiensinya bisa jadi sudah menurun,” papar Alvin.

Yang tak kalah penting, lanjut Alvin, komisaris dan direksi Garuda Indonesia harus bisa mengharmoniskan kondisi internal perusahaan. Seperti diketahui, pada masa kepemimpinan Ari Ashkara sebagai direktur utama, karyawan, termasuk awak kabin, cenderung terkotak-kotak. ”Ini tentu saja tidak sehat,” tegasnya.

Di bagian lain, Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengatakan, dirinya sudah melakukan konsolidasi internal soal rencana perbaikan Garuda dalam waktu 1–5 tahun. Meski belum memerinci, ada tiga hal yang jadi fokusnya dalam waktu dekat. Pertama, safety penerbangan.
Menurut dia, direktur teknis akan fokus memastikan hal itu. Adakah teknologi baru yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keselamatan. ”Kita akan tetap fokus ke safety, itu nggak akan kita tawar,” ujarnya.

Kedua, perbaikan layanan. Garuda akan memastikan layanan sesuai ekspektasi. Feedback dari pelanggan akan dijadikan basis perbaikan. Ketiga, menyangkut soal profit, pihaknya sudah merancang sejumlah rencana. Namun, dia memastikan tak akan ada penambahan anak-cucu perusahaan.

- Advertisement -
Direksi justru akan me-review status anak perusahaan Garuda. Menurut dia, pada kepemimpinan sebelumnya, pelaksana tugas (Plt) direktur utama sudah melakukan beberapa rekomendasi untuk segera dieksekusi pada beberapa bisnis itu. Salah satunya soal kemungkinan anak usaha dimasukkan kembali ke induk dan jadi bagian usaha tersebut. Tujuannya, mengurangi exposure jumlah cucu.
Hal itu seperti yang sering disampaikan Menteri BUMN Erick Tohir soal konsolidasi anak dan cucu BUMN.”Kami juga akan berpartisipasi sangat aktif dengan inisiatif Pak Menteri BUMN untuk konsolidasi hotel di bawah naungan Ina (Hotel Indonesia Grup, Red). Sudah banyak diskusi, jadi ini on the track,” ungkapnya.

Menyangkut sumber pendapatan di luar ticketing dan kargo, Irfan mengatakan masih terlalu dini untuk melihat possibility-possibility additional di luar hal itu. Pihaknya masih terus berdiskusi lebih lanjut. ”Tapi, tentu saja solusinya bukan menciptakan anak usaha baru. Itu klir,” tegasnya.

Baca Juga:  RM Mega Rasa Hadirkan Cita Rasa Minang dan Melayu

Soal tarif, belum ada rencana untuk menurunkan besarannya dalam waktu dekat. Namun, dia menjanjikan bakal ada review dari waktu ke waktu supaya tarif bisa lebih mendekati harapan pelanggan. Hal tersebut juga bakal sejalan dengan urusan trayek. Belum ada perubahan mengenai trayek-trayek dari perusahaan pelat merah itu. ”Kita akan umumkan jika ada perubahan. Tapi, saya ingin sampaikan, untuk rute yang selama ini dilayani Garuda, belum mengalami perubahan apa pun,” ungkapnya.

Disinggung mengenai isu-isu internal manajemen yang kurang harmonis, Irfan mengatakan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Ada fakta dan persepsi yang berkembang. Tapi, dia meyakinkan akan ada perbaikan good governance yang sudah disepakati bersama komisaris. Garuda juga sudah mempertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga guna memastikan perbaikan bisa terawasi.
”Garuda saat ini pun sudah melakukan, pakai big four sangat ketat,” ujarnya. Dalam proses yang sedang berjalan, apabila ditemukan hal-hal yang perlu dikoreksi, pihaknya tidak akan tinggal diam. ”Kita akan tegakkan good corporate governance sebaik-baiknya. Itu juga mandat dari Pak Menteri,” tegasnya.

Disinggung soal pengadaan armada baru, Boeing 737-Max, Direktur Keuangan dan i, kita pastikan akan mengambil sikap tidak ambil sisa (Boeing 737-Max, Red),” Manajemen Risiko Garuda Fuad Rizal menjelaskan, sisa pengadaan sudah
dibatalkan. Saat ini pihaknya sedang negosiasi dengan Boeing untuk
kemungkinan ganti tipe. ”Taptegasnya.

Baca Juga:  Astra Pacu Penjualan Produk Otomotif

Menyoal pendanaan utang, diakui Fuad, di rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa ada agenda untuk mengeluarkan pendanaan sebanyak USD 900 juta. Namun, rencana tersebut harus tertunda lantaran Garuda masih dalam proses audit keuangan yang verifikasinya kurang dari enam bulan. ”Upaya pendanaan masih sesuai rencana perseroan,” jelasnya.

Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari