Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Dukung Pemberlakuan Euro 4

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dukungan terhadap pemberlakuan kebijakan standar Euro 4 pada 12 April mendatang terus berdatangan. Kali ini, para pelaku usaha menyatakan kesiapannya untuk segera menyesuaikan kendaraan operasional yang bermesin diesel menjadi berstandar Euro 4.   

Direktur PT Kemasan Ciptatama Sempurna (KCS) Wahyudi Sulistya mengakui kebijakan Euro 4 untuk seluruh kendaraan diesel pasti akan berpengaruh pada biaya operasional.”Harga unit kendaraan baru Euro 4 pasti akan naik. Tapi kabar bagusnya konsumsi BBM lebih hemat sekitar 12 persen,” ujarnya dalam diskusi Customer Real Partner Sharing di Jakarta Auto Week 2022 di JCC, Jakarta, Jumat (18/3).

Dia mengaku perusahaannya telah lebih dari 10 tahun menggunakan truk Giga bermesin common rail yang berstandar Euro 4.”Selama ini tidak pernah mengalami masalah. Padahal, 270 unit truk kami beroperasi tanpa henti 24 jam. Armada KCS beroperasi di sembilan provinsi, menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia,’ sebutnya.

Wahyudi menambahkan, KCS memiliki kontrak servis jangka panjang dengan Isuzu sehingga membuat performa kendaraan operasional akan selalu terjaga. Tim mekanik dan bengkel berjalannya hampir setiap hari berkunjung ke perusahaan untuk menservis kendaraan.“Mereka sudah memiliki jadwal truk yang mana yang perlu masuk perawatan,” terangnya.

Baca Juga:  Presidensi G20 Harus Menghasilkan Rekomendasi Kebijakan Pro Rakyat

Seiring dengan meredanya pandemi Covid-19 dan membaiknya kondisi perekonomian nasional, Wahyudi optimistis kinerja perusahaan akan terus membaik.“Saat pandemi kami masih melakukan pemesanan kendaraan ke Isuzu. Apalagi dengan kondisi saat ini yang mulai normal, pemesanan pasti meningkat. Targetnya punya 400 armada pada 2025,” ungkapnya.

Pemilik PT Mitra Karya Makmur (MKM) Djoko Handoko mengakui, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur, pihaknya juga harus menggunakan kendaraan yang hemat bahan bakar. Pasalnya, pengeluaran untuk BBM sangat tinggi.”Karena itu, kami pilih kendaraan yang bermesin common rail (Euro 4). Sejauh ini tidak pernah ada masalah,” tukasnya.

Terkait penerapan standar emisi Euro 4, Djoko menilai hal itu akan menjadi keuntungan bagi para pelaku usaha. Terutama yang sudah menggunakan truk diesel bermesin common rail.”Performanya bagus dan hemat BBM. Apalagi, sudah banyak mekanik yang berpengalaman dalam perawatan kendaraan bermesin common rail,” cetusnya.

Baca Juga:  Menkeu Bangga Anak Bangsa Pimpin Wilayah Kerja Rokan

Sebelumnya, Direktur PT Serasi Logistic Indonesia Adil Juna Ginting mengaku sempat khawatir dengan nasib kendaraan operasional yang masih model lama.”Ternyata, tidak butuh banyak perubahan untuk menjadikannya Euro 4. Saat ini kami punya total 1.200 truk yang 95 persennya sudah bermesin common rail,” lanjutnya.

Sebagai pelaku usaha di bidang logistik, porsi BBM sangat besar dalam biaya operasional perusahaan yakni sekitar 40 persen. Karena itu, pihaknya sangat mendukung kebijakan pemerintah yang memberlakukan standar Euro 4.”Mesin Euro 4 lebih hemat BBM, juga menghasilkan emisi gas buang yang rendah. Sesuai dengan visi kami yang mengusung green logistic,” tuturnya.

General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril mengatakan, terkait perubahan Euro 4, dipastikan akan ada penyesuaian harga kendaraan baru. Dia mencontohkan, produk Isuzu Elf Euro 4 naik sekitar Rp 13 juta tergantung variannya.“Tapi kami yakin konsumen akan banyak diuntungkan dari konsumsi BBM yang hemat 12 persen,” paparnya.(jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dukungan terhadap pemberlakuan kebijakan standar Euro 4 pada 12 April mendatang terus berdatangan. Kali ini, para pelaku usaha menyatakan kesiapannya untuk segera menyesuaikan kendaraan operasional yang bermesin diesel menjadi berstandar Euro 4.   

Direktur PT Kemasan Ciptatama Sempurna (KCS) Wahyudi Sulistya mengakui kebijakan Euro 4 untuk seluruh kendaraan diesel pasti akan berpengaruh pada biaya operasional.”Harga unit kendaraan baru Euro 4 pasti akan naik. Tapi kabar bagusnya konsumsi BBM lebih hemat sekitar 12 persen,” ujarnya dalam diskusi Customer Real Partner Sharing di Jakarta Auto Week 2022 di JCC, Jakarta, Jumat (18/3).

- Advertisement -

Dia mengaku perusahaannya telah lebih dari 10 tahun menggunakan truk Giga bermesin common rail yang berstandar Euro 4.”Selama ini tidak pernah mengalami masalah. Padahal, 270 unit truk kami beroperasi tanpa henti 24 jam. Armada KCS beroperasi di sembilan provinsi, menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia,’ sebutnya.

Wahyudi menambahkan, KCS memiliki kontrak servis jangka panjang dengan Isuzu sehingga membuat performa kendaraan operasional akan selalu terjaga. Tim mekanik dan bengkel berjalannya hampir setiap hari berkunjung ke perusahaan untuk menservis kendaraan.“Mereka sudah memiliki jadwal truk yang mana yang perlu masuk perawatan,” terangnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Menkeu Bangga Anak Bangsa Pimpin Wilayah Kerja Rokan

Seiring dengan meredanya pandemi Covid-19 dan membaiknya kondisi perekonomian nasional, Wahyudi optimistis kinerja perusahaan akan terus membaik.“Saat pandemi kami masih melakukan pemesanan kendaraan ke Isuzu. Apalagi dengan kondisi saat ini yang mulai normal, pemesanan pasti meningkat. Targetnya punya 400 armada pada 2025,” ungkapnya.

Pemilik PT Mitra Karya Makmur (MKM) Djoko Handoko mengakui, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur, pihaknya juga harus menggunakan kendaraan yang hemat bahan bakar. Pasalnya, pengeluaran untuk BBM sangat tinggi.”Karena itu, kami pilih kendaraan yang bermesin common rail (Euro 4). Sejauh ini tidak pernah ada masalah,” tukasnya.

Terkait penerapan standar emisi Euro 4, Djoko menilai hal itu akan menjadi keuntungan bagi para pelaku usaha. Terutama yang sudah menggunakan truk diesel bermesin common rail.”Performanya bagus dan hemat BBM. Apalagi, sudah banyak mekanik yang berpengalaman dalam perawatan kendaraan bermesin common rail,” cetusnya.

Baca Juga:  Presidensi G20 Harus Menghasilkan Rekomendasi Kebijakan Pro Rakyat

Sebelumnya, Direktur PT Serasi Logistic Indonesia Adil Juna Ginting mengaku sempat khawatir dengan nasib kendaraan operasional yang masih model lama.”Ternyata, tidak butuh banyak perubahan untuk menjadikannya Euro 4. Saat ini kami punya total 1.200 truk yang 95 persennya sudah bermesin common rail,” lanjutnya.

Sebagai pelaku usaha di bidang logistik, porsi BBM sangat besar dalam biaya operasional perusahaan yakni sekitar 40 persen. Karena itu, pihaknya sangat mendukung kebijakan pemerintah yang memberlakukan standar Euro 4.”Mesin Euro 4 lebih hemat BBM, juga menghasilkan emisi gas buang yang rendah. Sesuai dengan visi kami yang mengusung green logistic,” tuturnya.

General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril mengatakan, terkait perubahan Euro 4, dipastikan akan ada penyesuaian harga kendaraan baru. Dia mencontohkan, produk Isuzu Elf Euro 4 naik sekitar Rp 13 juta tergantung variannya.“Tapi kami yakin konsumen akan banyak diuntungkan dari konsumsi BBM yang hemat 12 persen,” paparnya.(jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari