JAKARTA (RIAUPOS.CO) – PEMBANGUNAN proyek strategis nasional (PSN) memberikan multiplier effect terhadap perbankan. Salah satunya, Bank Mandiri yang berhasil menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp301,17 triliun hingga akhir 2023.
’’Nilai tersebut tumbuh 15,95 persen year-on-year (YoY) dari posisi 2022 sebesar Rp260,25 triliun,” kata Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati, Ahad (18/2).
Menurut dia, penyaluran kredit infrastruktur selaras dengan upaya mempercepat pemerataan ekonomi di tanah air. Sebagaimana membangun jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api yang telah dimanfaatkan masyarakat. Penyaluran kredit infrastruktur paling banyak adalah untuk transportasi yang melonjak 24,79 persen yoy menjadi Rp 78,29 triliun.
Sektor tenaga listrik juga meningkat 18,34 persen yoy menjadi Rp51,50 triliun. Ada pula subsektor telematika naik 13,41 persen YoY senilai Rp28,0 triliun. ’’Ke depan, peluang sektor infrastruktur akan terus meningkat,” ujarnya.
Berdasar riset tim Bank Mandiri, belanja infrastruktur bakal meningkat. Pada APBN 2024 naik 6 persen menjadi Rp423,4 triliun. Sementara itu, arah kebijakan infrastruktur masih akan mendukung PSN.
Pembangunan infrastruktur, lanjut Susana, masih dibutuhkan sebagai salah satu mesin pencetak perekonomian. ’’Oleh karena itu, Bank Mandiri akan konsisten mendukung pembiayaan infrastruktur dari hulu ke hilir dengan expertise yang relatif komplet, tetapi tetap menerapkan prinsip kehati-hatian,” ungkapnya.
Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, sektor infrastruktur memiliki andil yang cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodetabek, kawasan pariwisata, dan kawasan industri dengan total nilai proyek Rp430,0 triliun berpotensi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp690,5 triliun. ’’Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar dalam perekonomian, termasuk penciptaan kesempatan kerja,” ujarnya.
Selain itu, terdapat potensi penyerapan 2,4 juta tenaga kerja baru dari pembangunan berbagai proyek infrastruktur. Sementara itu, jangka menengah dan panjang juga berdampak positif bagi industri turunannya. Misalnya, pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi makan dan minum, transportasi dan pergudangan, hingga industri pengolahan dan properti.(han/dio/jpg)
Laporan JPG, Jakarta