Senin, 7 April 2025
spot_img

Dodos dan Egrek Petani Akan Dilabeli SNI

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) โ€” Indonesia menjadi salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dan lahan terluas berada di Provinsi Riau. Tentunya kelapa sawit menjadi komoditas unggulan ekspor pertanian di Bumi Lancang Kuning ini.

Salah satu tahapan penting pada budidaya sawit ini adalah kegiatan pemanenan. Untuk mendapatkan kualitas produk panen yang baik, tidak hanya diperlukan tenaga kerja yang terlatih, tetapi juga alat pemanen yang berkualitas. Dodos dan egrek adalah alat konvensional yang biasa digunakan untuk memanen buah sawit.

Potensi lahan sawit yang cukup luas memunculkan para IKM pandai besi di Riau untuk bergerak kreatif dalam pembuatan alat pemanen. Tak luput dari perhatian pemerintah, para IKM pandai besi pun perlu dibina dan diberikan pelatihan dengan tujuan menghasilkan alat pemanen yaitu dodos dan egrek yang berkualitas.

Dalam mendukung hal itu, pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah menggandeng Badan Standardisasi Nasional melalui Kantor Layanan Teknis BSN Riau untuk turut mengembangkan potensi dari daerah tersebut.

Baca Juga:  CPI Terima Kunlap Komisaris dan Direksi PHE

Peran BSN dimaksudkan untuk pembinaan IKM pandai besi agar menghasilkan produk sesuai standar yang bermutu sesuai SNI 8205:2016 Alat Panen Kelapa Sawit โ€“ Dodos dan SNI 4874:2019 Egrek.

Bimtek Pande Besi yang digelar selama 3 hari yaitu 9-11 September 2020 di Sentra Pande Besi Rumbio Jaya Steel Desa Teratak, Kabupaten Kampar, Riau ini dihadiri oleh peserta dari Siak, Rokan Hulu, Pekanbaru, dan Kampar.

Kepala Dinas Perindagkop UKM, Asrizal kepada Riau Pos, Senin (14/9)  menyampaikan, dodos dan egrek di Provinsi Riau harus memiliki SNI sehingga dapat bersaing dengan produk luar negeri. Asrizal menyampaikan bahwa dengan SNI maka produk IKM pande besi dapat dipakai oleh perusahaan sawit tanpa harus ragu akan kualitasnya.

Baca Juga:  Investor Muda Selalu Incar Saham Fundamental Kuat

Sebagai instruktur di bidang standardisasi, Kepala KLT BSN Riau, Daya Aruna memaparkan bagian-bagian penting seperti syarat mutu dan metode uji dalam SNI dodos dan egrek ini. Sistem manajemen dan perbaikan lokasi produksi demi tercapainya 5R untuk membantu efektivitas produksi pun secara gamblang ia jelaskan.

"Antusiasme peserta bimtek tampak dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada instruktur. Tidak hanya teori yang mereka dapatkan dalam bimtek ini, Dinas Perindagkop UKM Provinsi Riau pun memfasilitasi peserta dengan instruktur dari IKM Rumbio Jaya Steel untuk membina mereka terkait cara membuat dodos dan egrek sesuai syarat mutu dalam SNI," katanya.

Dia berharap output dari bimtek ini nantinya akan menghasilkan KUB (Kelompok Usaha Bersama) di daerah Riau lain seperti di Pekanbaru, Rokan Hilir, dan Siak seperti halnya yang sudah terdapat di Kampar.(p)
 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) โ€” Indonesia menjadi salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dan lahan terluas berada di Provinsi Riau. Tentunya kelapa sawit menjadi komoditas unggulan ekspor pertanian di Bumi Lancang Kuning ini.

Salah satu tahapan penting pada budidaya sawit ini adalah kegiatan pemanenan. Untuk mendapatkan kualitas produk panen yang baik, tidak hanya diperlukan tenaga kerja yang terlatih, tetapi juga alat pemanen yang berkualitas. Dodos dan egrek adalah alat konvensional yang biasa digunakan untuk memanen buah sawit.

Potensi lahan sawit yang cukup luas memunculkan para IKM pandai besi di Riau untuk bergerak kreatif dalam pembuatan alat pemanen. Tak luput dari perhatian pemerintah, para IKM pandai besi pun perlu dibina dan diberikan pelatihan dengan tujuan menghasilkan alat pemanen yaitu dodos dan egrek yang berkualitas.

Dalam mendukung hal itu, pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah menggandeng Badan Standardisasi Nasional melalui Kantor Layanan Teknis BSN Riau untuk turut mengembangkan potensi dari daerah tersebut.

Baca Juga:  Petualangan Terios 7 Wonders sampai di Maluku

Peran BSN dimaksudkan untuk pembinaan IKM pandai besi agar menghasilkan produk sesuai standar yang bermutu sesuai SNI 8205:2016 Alat Panen Kelapa Sawit โ€“ Dodos dan SNI 4874:2019 Egrek.

Bimtek Pande Besi yang digelar selama 3 hari yaitu 9-11 September 2020 di Sentra Pande Besi Rumbio Jaya Steel Desa Teratak, Kabupaten Kampar, Riau ini dihadiri oleh peserta dari Siak, Rokan Hulu, Pekanbaru, dan Kampar.

Kepala Dinas Perindagkop UKM, Asrizal kepada Riau Pos, Senin (14/9)  menyampaikan, dodos dan egrek di Provinsi Riau harus memiliki SNI sehingga dapat bersaing dengan produk luar negeri. Asrizal menyampaikan bahwa dengan SNI maka produk IKM pande besi dapat dipakai oleh perusahaan sawit tanpa harus ragu akan kualitasnya.

Baca Juga:  Tren Terkini, Nikmati Sajian Premiere Imperial Hotpot

Sebagai instruktur di bidang standardisasi, Kepala KLT BSN Riau, Daya Aruna memaparkan bagian-bagian penting seperti syarat mutu dan metode uji dalam SNI dodos dan egrek ini. Sistem manajemen dan perbaikan lokasi produksi demi tercapainya 5R untuk membantu efektivitas produksi pun secara gamblang ia jelaskan.

"Antusiasme peserta bimtek tampak dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada instruktur. Tidak hanya teori yang mereka dapatkan dalam bimtek ini, Dinas Perindagkop UKM Provinsi Riau pun memfasilitasi peserta dengan instruktur dari IKM Rumbio Jaya Steel untuk membina mereka terkait cara membuat dodos dan egrek sesuai syarat mutu dalam SNI," katanya.

Dia berharap output dari bimtek ini nantinya akan menghasilkan KUB (Kelompok Usaha Bersama) di daerah Riau lain seperti di Pekanbaru, Rokan Hilir, dan Siak seperti halnya yang sudah terdapat di Kampar.(p)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Dodos dan Egrek Petani Akan Dilabeli SNI

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) โ€” Indonesia menjadi salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dan lahan terluas berada di Provinsi Riau. Tentunya kelapa sawit menjadi komoditas unggulan ekspor pertanian di Bumi Lancang Kuning ini.

Salah satu tahapan penting pada budidaya sawit ini adalah kegiatan pemanenan. Untuk mendapatkan kualitas produk panen yang baik, tidak hanya diperlukan tenaga kerja yang terlatih, tetapi juga alat pemanen yang berkualitas. Dodos dan egrek adalah alat konvensional yang biasa digunakan untuk memanen buah sawit.

Potensi lahan sawit yang cukup luas memunculkan para IKM pandai besi di Riau untuk bergerak kreatif dalam pembuatan alat pemanen. Tak luput dari perhatian pemerintah, para IKM pandai besi pun perlu dibina dan diberikan pelatihan dengan tujuan menghasilkan alat pemanen yaitu dodos dan egrek yang berkualitas.

Dalam mendukung hal itu, pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah menggandeng Badan Standardisasi Nasional melalui Kantor Layanan Teknis BSN Riau untuk turut mengembangkan potensi dari daerah tersebut.

Baca Juga:  Investor Muda Selalu Incar Saham Fundamental Kuat

Peran BSN dimaksudkan untuk pembinaan IKM pandai besi agar menghasilkan produk sesuai standar yang bermutu sesuai SNI 8205:2016 Alat Panen Kelapa Sawit โ€“ Dodos dan SNI 4874:2019 Egrek.

Bimtek Pande Besi yang digelar selama 3 hari yaitu 9-11 September 2020 di Sentra Pande Besi Rumbio Jaya Steel Desa Teratak, Kabupaten Kampar, Riau ini dihadiri oleh peserta dari Siak, Rokan Hulu, Pekanbaru, dan Kampar.

Kepala Dinas Perindagkop UKM, Asrizal kepada Riau Pos, Senin (14/9)  menyampaikan, dodos dan egrek di Provinsi Riau harus memiliki SNI sehingga dapat bersaing dengan produk luar negeri. Asrizal menyampaikan bahwa dengan SNI maka produk IKM pande besi dapat dipakai oleh perusahaan sawit tanpa harus ragu akan kualitasnya.

Baca Juga:  Tren Terkini, Nikmati Sajian Premiere Imperial Hotpot

Sebagai instruktur di bidang standardisasi, Kepala KLT BSN Riau, Daya Aruna memaparkan bagian-bagian penting seperti syarat mutu dan metode uji dalam SNI dodos dan egrek ini. Sistem manajemen dan perbaikan lokasi produksi demi tercapainya 5R untuk membantu efektivitas produksi pun secara gamblang ia jelaskan.

"Antusiasme peserta bimtek tampak dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada instruktur. Tidak hanya teori yang mereka dapatkan dalam bimtek ini, Dinas Perindagkop UKM Provinsi Riau pun memfasilitasi peserta dengan instruktur dari IKM Rumbio Jaya Steel untuk membina mereka terkait cara membuat dodos dan egrek sesuai syarat mutu dalam SNI," katanya.

Dia berharap output dari bimtek ini nantinya akan menghasilkan KUB (Kelompok Usaha Bersama) di daerah Riau lain seperti di Pekanbaru, Rokan Hilir, dan Siak seperti halnya yang sudah terdapat di Kampar.(p)
 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) โ€” Indonesia menjadi salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dan lahan terluas berada di Provinsi Riau. Tentunya kelapa sawit menjadi komoditas unggulan ekspor pertanian di Bumi Lancang Kuning ini.

Salah satu tahapan penting pada budidaya sawit ini adalah kegiatan pemanenan. Untuk mendapatkan kualitas produk panen yang baik, tidak hanya diperlukan tenaga kerja yang terlatih, tetapi juga alat pemanen yang berkualitas. Dodos dan egrek adalah alat konvensional yang biasa digunakan untuk memanen buah sawit.

Potensi lahan sawit yang cukup luas memunculkan para IKM pandai besi di Riau untuk bergerak kreatif dalam pembuatan alat pemanen. Tak luput dari perhatian pemerintah, para IKM pandai besi pun perlu dibina dan diberikan pelatihan dengan tujuan menghasilkan alat pemanen yaitu dodos dan egrek yang berkualitas.

Dalam mendukung hal itu, pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah menggandeng Badan Standardisasi Nasional melalui Kantor Layanan Teknis BSN Riau untuk turut mengembangkan potensi dari daerah tersebut.

Baca Juga:  CPI Terima Kunlap Komisaris dan Direksi PHE

Peran BSN dimaksudkan untuk pembinaan IKM pandai besi agar menghasilkan produk sesuai standar yang bermutu sesuai SNI 8205:2016 Alat Panen Kelapa Sawit โ€“ Dodos dan SNI 4874:2019 Egrek.

Bimtek Pande Besi yang digelar selama 3 hari yaitu 9-11 September 2020 di Sentra Pande Besi Rumbio Jaya Steel Desa Teratak, Kabupaten Kampar, Riau ini dihadiri oleh peserta dari Siak, Rokan Hulu, Pekanbaru, dan Kampar.

Kepala Dinas Perindagkop UKM, Asrizal kepada Riau Pos, Senin (14/9)  menyampaikan, dodos dan egrek di Provinsi Riau harus memiliki SNI sehingga dapat bersaing dengan produk luar negeri. Asrizal menyampaikan bahwa dengan SNI maka produk IKM pande besi dapat dipakai oleh perusahaan sawit tanpa harus ragu akan kualitasnya.

Baca Juga:  Bank BJB Raih Penghargaan Bank Terbaik 2021 Versi Majalah Investor

Sebagai instruktur di bidang standardisasi, Kepala KLT BSN Riau, Daya Aruna memaparkan bagian-bagian penting seperti syarat mutu dan metode uji dalam SNI dodos dan egrek ini. Sistem manajemen dan perbaikan lokasi produksi demi tercapainya 5R untuk membantu efektivitas produksi pun secara gamblang ia jelaskan.

"Antusiasme peserta bimtek tampak dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada instruktur. Tidak hanya teori yang mereka dapatkan dalam bimtek ini, Dinas Perindagkop UKM Provinsi Riau pun memfasilitasi peserta dengan instruktur dari IKM Rumbio Jaya Steel untuk membina mereka terkait cara membuat dodos dan egrek sesuai syarat mutu dalam SNI," katanya.

Dia berharap output dari bimtek ini nantinya akan menghasilkan KUB (Kelompok Usaha Bersama) di daerah Riau lain seperti di Pekanbaru, Rokan Hilir, dan Siak seperti halnya yang sudah terdapat di Kampar.(p)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari