Kamis, 28 Agustus 2025
spot_img

IHSG Berpotensi Terkoreksi Pekan Ini

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan perlambatan. The Federal Reserve (The Fed) memberikan isyarat penurunan suku bunga acuan tidak lama lagi. Dengan catatan tren inflasi mengarah ke 2 persen.

Angka pengangguran AS Februari sebesar 3,9 persen. Naik dari 3,7 persen pada bulan sebelumnya. Jumlah pengangguran bertambah 334 ribu orang menjadi 6,5 juta orang. Padahal, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, korporasi telah menambah 275 ribu lowongan kerja.

‘’Hal ini meningkatkan potensi penurunan suku bunga oleh The Fed pada Juni. Pasar juga merespons positif pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell di depan Komite Perbankan Senat yang mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan terlalu lama jika inflasi bergerak berkelanjutan menuju 2 persen,” kata analis pasar modal Hans Kwee kepada JPG, Selasa (12/3).

Baca Juga:  Yamaha Lexi 125 VVA S Version Ada Warna Baru, Harganya?

Pekan ini, lanjut dia, pelaku pasar tengah menunggu data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Februari. Perkiraannya, bakal melanjutkan penurunan. Terutama pada inflasi inti.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, IHK AS pada Januari 2024 sebesar 3,1 persen. Realisasi inflasi pada awal tahun itu menurun jika dibandingkan Desember 2023 di level 3,4 persen. Hanya saja, memang lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 2,9 persen.

Dari dalam negeri, Hans memperkirakan, Bank Indonesia (BI) bisa jadi lebih cepat menurunkan suku bunga acuannya. Tentu dengan indikator bila inflasi tetap rendah, nilai tukar rupiah stabil cenderung menguat, dan perekonomian Indonesia tetap kuat. Hanya saja, saat ini investor domestik cenderung berada pada mode wait and see karena belum menentunya agenda ekonomi pasca pemilihan presiden.

Baca Juga:  Land Rover Disebut Bakal Rilis Mobil Off Road dengan Harga Terjangkau

“Faktor global akan lebih menentukan arah IHSG (indeks harga saham gabungan). Pekan ini berpeluang melemah dengan support di level 7.334 sampai 7.238 dan resistance di 7.416 hingga 7.450,” ujar dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad menyatakan, data perdagangan saham periode 4-8 Maret 2024 ditutup bervariasi. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/3), IHSG kembali memecahkan rekor all time high ditutup di posisi 7.381,907. Meningkat 0,11 persen dari rekor sebelumnya 7.373,964 pada perdagangan Kamis (7/3).

“Sedangkan jika dibandingkan dengan pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,96 persen dari posisi 7.311,907,” ucap Kautsar.(jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan perlambatan. The Federal Reserve (The Fed) memberikan isyarat penurunan suku bunga acuan tidak lama lagi. Dengan catatan tren inflasi mengarah ke 2 persen.

Angka pengangguran AS Februari sebesar 3,9 persen. Naik dari 3,7 persen pada bulan sebelumnya. Jumlah pengangguran bertambah 334 ribu orang menjadi 6,5 juta orang. Padahal, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, korporasi telah menambah 275 ribu lowongan kerja.

‘’Hal ini meningkatkan potensi penurunan suku bunga oleh The Fed pada Juni. Pasar juga merespons positif pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell di depan Komite Perbankan Senat yang mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan terlalu lama jika inflasi bergerak berkelanjutan menuju 2 persen,” kata analis pasar modal Hans Kwee kepada JPG, Selasa (12/3).

Baca Juga:  Land Rover Disebut Bakal Rilis Mobil Off Road dengan Harga Terjangkau

Pekan ini, lanjut dia, pelaku pasar tengah menunggu data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Februari. Perkiraannya, bakal melanjutkan penurunan. Terutama pada inflasi inti.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, IHK AS pada Januari 2024 sebesar 3,1 persen. Realisasi inflasi pada awal tahun itu menurun jika dibandingkan Desember 2023 di level 3,4 persen. Hanya saja, memang lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 2,9 persen.

- Advertisement -

Dari dalam negeri, Hans memperkirakan, Bank Indonesia (BI) bisa jadi lebih cepat menurunkan suku bunga acuannya. Tentu dengan indikator bila inflasi tetap rendah, nilai tukar rupiah stabil cenderung menguat, dan perekonomian Indonesia tetap kuat. Hanya saja, saat ini investor domestik cenderung berada pada mode wait and see karena belum menentunya agenda ekonomi pasca pemilihan presiden.

Baca Juga:  Mitra Bangunan Kembali Gelar Undian Berhadiah Ratusan Juta

“Faktor global akan lebih menentukan arah IHSG (indeks harga saham gabungan). Pekan ini berpeluang melemah dengan support di level 7.334 sampai 7.238 dan resistance di 7.416 hingga 7.450,” ujar dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.

- Advertisement -

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad menyatakan, data perdagangan saham periode 4-8 Maret 2024 ditutup bervariasi. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/3), IHSG kembali memecahkan rekor all time high ditutup di posisi 7.381,907. Meningkat 0,11 persen dari rekor sebelumnya 7.373,964 pada perdagangan Kamis (7/3).

“Sedangkan jika dibandingkan dengan pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,96 persen dari posisi 7.311,907,” ucap Kautsar.(jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan perlambatan. The Federal Reserve (The Fed) memberikan isyarat penurunan suku bunga acuan tidak lama lagi. Dengan catatan tren inflasi mengarah ke 2 persen.

Angka pengangguran AS Februari sebesar 3,9 persen. Naik dari 3,7 persen pada bulan sebelumnya. Jumlah pengangguran bertambah 334 ribu orang menjadi 6,5 juta orang. Padahal, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, korporasi telah menambah 275 ribu lowongan kerja.

‘’Hal ini meningkatkan potensi penurunan suku bunga oleh The Fed pada Juni. Pasar juga merespons positif pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell di depan Komite Perbankan Senat yang mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan terlalu lama jika inflasi bergerak berkelanjutan menuju 2 persen,” kata analis pasar modal Hans Kwee kepada JPG, Selasa (12/3).

Baca Juga:  Labersa Tawarkan Promo Kamar Spesial Iduladha

Pekan ini, lanjut dia, pelaku pasar tengah menunggu data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Februari. Perkiraannya, bakal melanjutkan penurunan. Terutama pada inflasi inti.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, IHK AS pada Januari 2024 sebesar 3,1 persen. Realisasi inflasi pada awal tahun itu menurun jika dibandingkan Desember 2023 di level 3,4 persen. Hanya saja, memang lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 2,9 persen.

Dari dalam negeri, Hans memperkirakan, Bank Indonesia (BI) bisa jadi lebih cepat menurunkan suku bunga acuannya. Tentu dengan indikator bila inflasi tetap rendah, nilai tukar rupiah stabil cenderung menguat, dan perekonomian Indonesia tetap kuat. Hanya saja, saat ini investor domestik cenderung berada pada mode wait and see karena belum menentunya agenda ekonomi pasca pemilihan presiden.

Baca Juga:  Yamaha Lexi 125 VVA S Version Ada Warna Baru, Harganya?

“Faktor global akan lebih menentukan arah IHSG (indeks harga saham gabungan). Pekan ini berpeluang melemah dengan support di level 7.334 sampai 7.238 dan resistance di 7.416 hingga 7.450,” ujar dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad menyatakan, data perdagangan saham periode 4-8 Maret 2024 ditutup bervariasi. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/3), IHSG kembali memecahkan rekor all time high ditutup di posisi 7.381,907. Meningkat 0,11 persen dari rekor sebelumnya 7.373,964 pada perdagangan Kamis (7/3).

“Sedangkan jika dibandingkan dengan pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,96 persen dari posisi 7.311,907,” ucap Kautsar.(jpg)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari