JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perbankan syariah terus mendorong bisnis beyond banking dan go global. Peningkatan layanan internasional dan digital channel digenjot. Termasuk transaksi pasar modal para investor.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah resmi mendapatkan lisensi penuh untuk beroperasi di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Hal tersebut memperkuat bank hasil merger tiga bank syariah pelat merah itu untuk mengembangkan bisnis global korporasi di kawasan Timur Tengah. Sebagaimana menjalankan layanan transaksi internasional trade finance, ekspor dan impor, pembiayaan untuk korporasi, serta pembiayaan sindikasi.
’’Ini penting seiring dengan target BSI menjadi bank syariah global yang bersaing di panggung dunia. Terlebih, selama ini seluruh transaksi perdagangan antara perusahaan Indonesia dan Timur Tengah lebih banyak melalui bank asing,” ucap Direktur Treasury and International Banking BSI Moh Adib, pekan lalu.
BSI juga menjadi satu-satunya bank umum syariah dengan layanan kustodian, wali amanat, dan keagenan berbasis syariah. Dengan demikian, dapat mendukung investasi yang sesuai syariah dan melengkapi kebutuhan transaksi pasar modal para investor. ’’Hingga saat ini, BSI telah mengelola asset under custody mencapai hampir Rp85 triliun dan menjadi satu-satunya bank kustodian yang berstatus sebagai bank umum syariah di Indonesia,” ujar Senior Vice President International and Financial Institutions BSI Anna Kristanty.
Strategi bisnis tersebut mampu menjaga kinerja keuangan BSI tumbuh impresif. Itu tecermin dari laba perseroan yang terkerek 33,88 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp5,70 triliun. Investor juga memberikan tanggapan positif hingga menjadikan kapitalisasi pasar BSI menembus Rp100 triliun.
’’Business model yang fleksibel dan terkoneksi dengan digital juga memberikan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan kinerja. Dengan business model yang fleksibel dan terdigitalisasi, BSI mampu mengakses masyarakat di semua segmen, baik masyarakat individu atau ritel, pelaku UMKM, maupun korporat,” terang Anna.(han/dio/jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perbankan syariah terus mendorong bisnis beyond banking dan go global. Peningkatan layanan internasional dan digital channel digenjot. Termasuk transaksi pasar modal para investor.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah resmi mendapatkan lisensi penuh untuk beroperasi di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Hal tersebut memperkuat bank hasil merger tiga bank syariah pelat merah itu untuk mengembangkan bisnis global korporasi di kawasan Timur Tengah. Sebagaimana menjalankan layanan transaksi internasional trade finance, ekspor dan impor, pembiayaan untuk korporasi, serta pembiayaan sindikasi.
- Advertisement -
’’Ini penting seiring dengan target BSI menjadi bank syariah global yang bersaing di panggung dunia. Terlebih, selama ini seluruh transaksi perdagangan antara perusahaan Indonesia dan Timur Tengah lebih banyak melalui bank asing,” ucap Direktur Treasury and International Banking BSI Moh Adib, pekan lalu.
BSI juga menjadi satu-satunya bank umum syariah dengan layanan kustodian, wali amanat, dan keagenan berbasis syariah. Dengan demikian, dapat mendukung investasi yang sesuai syariah dan melengkapi kebutuhan transaksi pasar modal para investor. ’’Hingga saat ini, BSI telah mengelola asset under custody mencapai hampir Rp85 triliun dan menjadi satu-satunya bank kustodian yang berstatus sebagai bank umum syariah di Indonesia,” ujar Senior Vice President International and Financial Institutions BSI Anna Kristanty.
- Advertisement -
Strategi bisnis tersebut mampu menjaga kinerja keuangan BSI tumbuh impresif. Itu tecermin dari laba perseroan yang terkerek 33,88 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp5,70 triliun. Investor juga memberikan tanggapan positif hingga menjadikan kapitalisasi pasar BSI menembus Rp100 triliun.
’’Business model yang fleksibel dan terkoneksi dengan digital juga memberikan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan kinerja. Dengan business model yang fleksibel dan terdigitalisasi, BSI mampu mengakses masyarakat di semua segmen, baik masyarakat individu atau ritel, pelaku UMKM, maupun korporat,” terang Anna.(han/dio/jpg)