Selasa, 16 Desember 2025
spot_img

Semen Indonesia Rambah Pasar Tiongkok

JAKARTA(RIAUPOS.CO) — Saat ini produksi semen nasional berlebih. Berdasar data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas semen tanah air mencapai 113,1 juta ton. Padahal, kebutuhan semen di pasar dalam negeri hanya sekitar 70 juta ton. Artinya, ada kelebihan produksi 43 juta ton.

Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk Sigit Wahono menyatakan, kini perseroan berfokus mengoptimalkan potensi ekspor. Dengan begitu, beban pasar dalam negeri juga tidak terlalu besar.

“Kami terus mencari pasar baru demi meningkatkan kinerja. Salah satunya mulai masuk ke Tiongkok,” ujarnya saat media gathering di Bali, Jumat (8/11).

Sigit mengungkapkan, untuk kali pertama, tahun ini Semen Indonesia masuk pasar Tiongkok. Sebab, Negeri Panda itu sedang kekurangan pasokan semen setelah banyak pabrik yang terpaksa tutup akibat isu lingkungan.

Baca Juga:  Harga Cabai Merah di Riau Tembus Rp130 Ribu, Warga Terpaksa Hemat Belanja

“Tentu ini peluang bagus. Tapi, kami belum tahu kontinuitasnya.”

Selain Tiongkok, perseroan menggarap pasar semen di kawasan Asia Selatan dan Tenggara. Misalnya, Bangladesh, India, Sri Lanka, Filipina, dan Timor Leste.

“Kami juga punya pasar baru lagi di Maladewa,” ungkap Sigit.

Dengan berbagai strategi tersebut, sepanjang Januari–September 2019 tren kinerja ekspor Semen Indonesia meningkat sekitar 7 persen atau menjadi 2,9 juta ton. Namun, Sigit mengakui bahwa kondisi pasar semen dalam negeri tidak sebagus ekspor. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, total market turun 2 persen. Akibatnya, penjualan perseroan ikut merosot sampai 4,9 persen hingga September 2019.

Menurut Sigit, faktor-faktor yang memengaruhi penurunan adalah adanya pemilu pada semester pertama sehingga para pelaku bisnis wait and see. Dia berharap, pada kuartal akhir 2019 ini, ekonomi kembali bergairah dan proyek-proyek bisa berjalan lagi. Jadi, produksi semen dapat terserap pasar dengan maksimal.

Baca Juga:  PLN UIWRKR Kunjungi RS Penanganan Covid-19

“Terlebih lagi, kami sudah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia (SBI atau eks Holcim). Kami harap kinerja tahun ini minimal sama dengan tahun lalu,” tuturnya.

Editor : Deslina
sumber : jawapos.com

 

JAKARTA(RIAUPOS.CO) — Saat ini produksi semen nasional berlebih. Berdasar data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas semen tanah air mencapai 113,1 juta ton. Padahal, kebutuhan semen di pasar dalam negeri hanya sekitar 70 juta ton. Artinya, ada kelebihan produksi 43 juta ton.

Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk Sigit Wahono menyatakan, kini perseroan berfokus mengoptimalkan potensi ekspor. Dengan begitu, beban pasar dalam negeri juga tidak terlalu besar.

“Kami terus mencari pasar baru demi meningkatkan kinerja. Salah satunya mulai masuk ke Tiongkok,” ujarnya saat media gathering di Bali, Jumat (8/11).

Sigit mengungkapkan, untuk kali pertama, tahun ini Semen Indonesia masuk pasar Tiongkok. Sebab, Negeri Panda itu sedang kekurangan pasokan semen setelah banyak pabrik yang terpaksa tutup akibat isu lingkungan.

Baca Juga:  Yamaha Tracer 700 Baru, Makin Asik Diajak Touring

“Tentu ini peluang bagus. Tapi, kami belum tahu kontinuitasnya.”

- Advertisement -

Selain Tiongkok, perseroan menggarap pasar semen di kawasan Asia Selatan dan Tenggara. Misalnya, Bangladesh, India, Sri Lanka, Filipina, dan Timor Leste.

“Kami juga punya pasar baru lagi di Maladewa,” ungkap Sigit.

- Advertisement -

Dengan berbagai strategi tersebut, sepanjang Januari–September 2019 tren kinerja ekspor Semen Indonesia meningkat sekitar 7 persen atau menjadi 2,9 juta ton. Namun, Sigit mengakui bahwa kondisi pasar semen dalam negeri tidak sebagus ekspor. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, total market turun 2 persen. Akibatnya, penjualan perseroan ikut merosot sampai 4,9 persen hingga September 2019.

Menurut Sigit, faktor-faktor yang memengaruhi penurunan adalah adanya pemilu pada semester pertama sehingga para pelaku bisnis wait and see. Dia berharap, pada kuartal akhir 2019 ini, ekonomi kembali bergairah dan proyek-proyek bisa berjalan lagi. Jadi, produksi semen dapat terserap pasar dengan maksimal.

Baca Juga:  PT Telkom Gandeng Kejaksaan

“Terlebih lagi, kami sudah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia (SBI atau eks Holcim). Kami harap kinerja tahun ini minimal sama dengan tahun lalu,” tuturnya.

Editor : Deslina
sumber : jawapos.com

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA(RIAUPOS.CO) — Saat ini produksi semen nasional berlebih. Berdasar data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas semen tanah air mencapai 113,1 juta ton. Padahal, kebutuhan semen di pasar dalam negeri hanya sekitar 70 juta ton. Artinya, ada kelebihan produksi 43 juta ton.

Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk Sigit Wahono menyatakan, kini perseroan berfokus mengoptimalkan potensi ekspor. Dengan begitu, beban pasar dalam negeri juga tidak terlalu besar.

“Kami terus mencari pasar baru demi meningkatkan kinerja. Salah satunya mulai masuk ke Tiongkok,” ujarnya saat media gathering di Bali, Jumat (8/11).

Sigit mengungkapkan, untuk kali pertama, tahun ini Semen Indonesia masuk pasar Tiongkok. Sebab, Negeri Panda itu sedang kekurangan pasokan semen setelah banyak pabrik yang terpaksa tutup akibat isu lingkungan.

Baca Juga:  The Premiere Hotel Tawarkan Promo Kamar Januari 2020

“Tentu ini peluang bagus. Tapi, kami belum tahu kontinuitasnya.”

Selain Tiongkok, perseroan menggarap pasar semen di kawasan Asia Selatan dan Tenggara. Misalnya, Bangladesh, India, Sri Lanka, Filipina, dan Timor Leste.

“Kami juga punya pasar baru lagi di Maladewa,” ungkap Sigit.

Dengan berbagai strategi tersebut, sepanjang Januari–September 2019 tren kinerja ekspor Semen Indonesia meningkat sekitar 7 persen atau menjadi 2,9 juta ton. Namun, Sigit mengakui bahwa kondisi pasar semen dalam negeri tidak sebagus ekspor. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, total market turun 2 persen. Akibatnya, penjualan perseroan ikut merosot sampai 4,9 persen hingga September 2019.

Menurut Sigit, faktor-faktor yang memengaruhi penurunan adalah adanya pemilu pada semester pertama sehingga para pelaku bisnis wait and see. Dia berharap, pada kuartal akhir 2019 ini, ekonomi kembali bergairah dan proyek-proyek bisa berjalan lagi. Jadi, produksi semen dapat terserap pasar dengan maksimal.

Baca Juga:  Kawasaki Meluncurkan Ninja 250 MY 2020

“Terlebih lagi, kami sudah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia (SBI atau eks Holcim). Kami harap kinerja tahun ini minimal sama dengan tahun lalu,” tuturnya.

Editor : Deslina
sumber : jawapos.com

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari