Rabu, 15 Oktober 2025
spot_img
spot_img

Semen Indonesia Rambah Pasar Tiongkok

JAKARTA(RIAUPOS.CO) — Saat ini produksi semen nasional berlebih. Berdasar data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas semen tanah air mencapai 113,1 juta ton. Padahal, kebutuhan semen di pasar dalam negeri hanya sekitar 70 juta ton. Artinya, ada kelebihan produksi 43 juta ton.

Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk Sigit Wahono menyatakan, kini perseroan berfokus mengoptimalkan potensi ekspor. Dengan begitu, beban pasar dalam negeri juga tidak terlalu besar.

“Kami terus mencari pasar baru demi meningkatkan kinerja. Salah satunya mulai masuk ke Tiongkok,” ujarnya saat media gathering di Bali, Jumat (8/11).

Sigit mengungkapkan, untuk kali pertama, tahun ini Semen Indonesia masuk pasar Tiongkok. Sebab, Negeri Panda itu sedang kekurangan pasokan semen setelah banyak pabrik yang terpaksa tutup akibat isu lingkungan.

Baca Juga:  Mazda CX-30 Resmi Meluncur, Tampil Lebih Elegan

“Tentu ini peluang bagus. Tapi, kami belum tahu kontinuitasnya.”

Selain Tiongkok, perseroan menggarap pasar semen di kawasan Asia Selatan dan Tenggara. Misalnya, Bangladesh, India, Sri Lanka, Filipina, dan Timor Leste.

“Kami juga punya pasar baru lagi di Maladewa,” ungkap Sigit.

Dengan berbagai strategi tersebut, sepanjang Januari–September 2019 tren kinerja ekspor Semen Indonesia meningkat sekitar 7 persen atau menjadi 2,9 juta ton. Namun, Sigit mengakui bahwa kondisi pasar semen dalam negeri tidak sebagus ekspor. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, total market turun 2 persen. Akibatnya, penjualan perseroan ikut merosot sampai 4,9 persen hingga September 2019.

Menurut Sigit, faktor-faktor yang memengaruhi penurunan adalah adanya pemilu pada semester pertama sehingga para pelaku bisnis wait and see. Dia berharap, pada kuartal akhir 2019 ini, ekonomi kembali bergairah dan proyek-proyek bisa berjalan lagi. Jadi, produksi semen dapat terserap pasar dengan maksimal.

Baca Juga:  Anniversary Ke-6, Hotel Novotel Pekanbaru Gelar Donor Darah

“Terlebih lagi, kami sudah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia (SBI atau eks Holcim). Kami harap kinerja tahun ini minimal sama dengan tahun lalu,” tuturnya.

Editor : Deslina
sumber : jawapos.com

 

JAKARTA(RIAUPOS.CO) — Saat ini produksi semen nasional berlebih. Berdasar data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas semen tanah air mencapai 113,1 juta ton. Padahal, kebutuhan semen di pasar dalam negeri hanya sekitar 70 juta ton. Artinya, ada kelebihan produksi 43 juta ton.

Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk Sigit Wahono menyatakan, kini perseroan berfokus mengoptimalkan potensi ekspor. Dengan begitu, beban pasar dalam negeri juga tidak terlalu besar.

“Kami terus mencari pasar baru demi meningkatkan kinerja. Salah satunya mulai masuk ke Tiongkok,” ujarnya saat media gathering di Bali, Jumat (8/11).

Sigit mengungkapkan, untuk kali pertama, tahun ini Semen Indonesia masuk pasar Tiongkok. Sebab, Negeri Panda itu sedang kekurangan pasokan semen setelah banyak pabrik yang terpaksa tutup akibat isu lingkungan.

Baca Juga:  Epson Komit Tanam Mangrove dan Ribuan Pohon

“Tentu ini peluang bagus. Tapi, kami belum tahu kontinuitasnya.”

- Advertisement -

Selain Tiongkok, perseroan menggarap pasar semen di kawasan Asia Selatan dan Tenggara. Misalnya, Bangladesh, India, Sri Lanka, Filipina, dan Timor Leste.

“Kami juga punya pasar baru lagi di Maladewa,” ungkap Sigit.

- Advertisement -

Dengan berbagai strategi tersebut, sepanjang Januari–September 2019 tren kinerja ekspor Semen Indonesia meningkat sekitar 7 persen atau menjadi 2,9 juta ton. Namun, Sigit mengakui bahwa kondisi pasar semen dalam negeri tidak sebagus ekspor. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, total market turun 2 persen. Akibatnya, penjualan perseroan ikut merosot sampai 4,9 persen hingga September 2019.

Menurut Sigit, faktor-faktor yang memengaruhi penurunan adalah adanya pemilu pada semester pertama sehingga para pelaku bisnis wait and see. Dia berharap, pada kuartal akhir 2019 ini, ekonomi kembali bergairah dan proyek-proyek bisa berjalan lagi. Jadi, produksi semen dapat terserap pasar dengan maksimal.

Baca Juga:  HET Dicabut, Harga Minyak Goreng Bisa hingga Rp25 Ribu per Liter

“Terlebih lagi, kami sudah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia (SBI atau eks Holcim). Kami harap kinerja tahun ini minimal sama dengan tahun lalu,” tuturnya.

Editor : Deslina
sumber : jawapos.com

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA(RIAUPOS.CO) — Saat ini produksi semen nasional berlebih. Berdasar data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas semen tanah air mencapai 113,1 juta ton. Padahal, kebutuhan semen di pasar dalam negeri hanya sekitar 70 juta ton. Artinya, ada kelebihan produksi 43 juta ton.

Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk Sigit Wahono menyatakan, kini perseroan berfokus mengoptimalkan potensi ekspor. Dengan begitu, beban pasar dalam negeri juga tidak terlalu besar.

“Kami terus mencari pasar baru demi meningkatkan kinerja. Salah satunya mulai masuk ke Tiongkok,” ujarnya saat media gathering di Bali, Jumat (8/11).

Sigit mengungkapkan, untuk kali pertama, tahun ini Semen Indonesia masuk pasar Tiongkok. Sebab, Negeri Panda itu sedang kekurangan pasokan semen setelah banyak pabrik yang terpaksa tutup akibat isu lingkungan.

Baca Juga:  Hadirkan Menu Chinese Set, Aryaduta Hotel Pekanbaru Undang Relasi dan Mitra

“Tentu ini peluang bagus. Tapi, kami belum tahu kontinuitasnya.”

Selain Tiongkok, perseroan menggarap pasar semen di kawasan Asia Selatan dan Tenggara. Misalnya, Bangladesh, India, Sri Lanka, Filipina, dan Timor Leste.

“Kami juga punya pasar baru lagi di Maladewa,” ungkap Sigit.

Dengan berbagai strategi tersebut, sepanjang Januari–September 2019 tren kinerja ekspor Semen Indonesia meningkat sekitar 7 persen atau menjadi 2,9 juta ton. Namun, Sigit mengakui bahwa kondisi pasar semen dalam negeri tidak sebagus ekspor. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, total market turun 2 persen. Akibatnya, penjualan perseroan ikut merosot sampai 4,9 persen hingga September 2019.

Menurut Sigit, faktor-faktor yang memengaruhi penurunan adalah adanya pemilu pada semester pertama sehingga para pelaku bisnis wait and see. Dia berharap, pada kuartal akhir 2019 ini, ekonomi kembali bergairah dan proyek-proyek bisa berjalan lagi. Jadi, produksi semen dapat terserap pasar dengan maksimal.

Baca Juga:  Sinergi PHR dan RU II Dumai, Studi Penggunaan Fasilitas Bersama

“Terlebih lagi, kami sudah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia (SBI atau eks Holcim). Kami harap kinerja tahun ini minimal sama dengan tahun lalu,” tuturnya.

Editor : Deslina
sumber : jawapos.com

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari