JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kebutuhan baja ringan dalam pembangunan properti masih tinggi di Tanah Air. Total produksi baja ringan di dalam negeri pun belum bisa mencukupi secara keseluruhan.
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dini Hanggandari mengatakan, setiap tahunnya dibutuhkan 1,5 juta ton baja lapis zinc aluminium di Indonesia.
“Sebenarnya untuk pembangunan perumahan kita masih memerlukan baja lapis aluminium seng. Minggu lalu kami sudah kumpul antara produsen dari baja lapis dan former. Diperlukan 1,5 juta ton per tahun,” kata Dini menghadiri peresmian beroperasinya pabrik continous coating line PT. Tata Metal Lestari, Bekasi, Rabu (9/10).
Dia menyebut, baja lapis aluminium seng (BJLAS) setiap tahunnya belum dapat dipenuhi produsen dalam negeri. Suplai dari 5 produsen BJLAS di Indonesia yang semuanya tergabung dalam IZASI (Indonesia Zinc Aluminum Steel Industries), baru mencapai sekitar 1,275 ton per tahun. Salah satu pemanfaatan dari baja ringan yakni untuk kebutuhan pembangunan properti yang terus menggeliat. Dia berharap para produsen baja ringan atau sejenisnya dapat meningkatkan volume produksinya.
Di tempat yang sama, CFO PT Tata Metal Lestari Wulani Wihardjono mengatakan, pihaknya barus saja mengoperasikan pabrik yang memproduksi baja antikarat. Dia berharap perbaikan untuk produk baja ringan.
“Harapannya Indonesia bebas dari semua barang-barang (baja) yang berkarat. Jadi nantinya kita tidak melihat adanya baja-baja yang berkarat walaupun itu padat,” ujar Wulani Wihardjono.
Untuk diketahui, pabrik Tata Metal Lestari memiliki kapasitas produksi sebesar 225.000 ton per tahun. Pabrik continous coating line PT. Tata Metal beroperasi itu dilengkapi dengan mesin berstandar industri 4.0.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kebutuhan baja ringan dalam pembangunan properti masih tinggi di Tanah Air. Total produksi baja ringan di dalam negeri pun belum bisa mencukupi secara keseluruhan.
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dini Hanggandari mengatakan, setiap tahunnya dibutuhkan 1,5 juta ton baja lapis zinc aluminium di Indonesia.
- Advertisement -
“Sebenarnya untuk pembangunan perumahan kita masih memerlukan baja lapis aluminium seng. Minggu lalu kami sudah kumpul antara produsen dari baja lapis dan former. Diperlukan 1,5 juta ton per tahun,” kata Dini menghadiri peresmian beroperasinya pabrik continous coating line PT. Tata Metal Lestari, Bekasi, Rabu (9/10).
Dia menyebut, baja lapis aluminium seng (BJLAS) setiap tahunnya belum dapat dipenuhi produsen dalam negeri. Suplai dari 5 produsen BJLAS di Indonesia yang semuanya tergabung dalam IZASI (Indonesia Zinc Aluminum Steel Industries), baru mencapai sekitar 1,275 ton per tahun. Salah satu pemanfaatan dari baja ringan yakni untuk kebutuhan pembangunan properti yang terus menggeliat. Dia berharap para produsen baja ringan atau sejenisnya dapat meningkatkan volume produksinya.
- Advertisement -
Di tempat yang sama, CFO PT Tata Metal Lestari Wulani Wihardjono mengatakan, pihaknya barus saja mengoperasikan pabrik yang memproduksi baja antikarat. Dia berharap perbaikan untuk produk baja ringan.
“Harapannya Indonesia bebas dari semua barang-barang (baja) yang berkarat. Jadi nantinya kita tidak melihat adanya baja-baja yang berkarat walaupun itu padat,” ujar Wulani Wihardjono.
Untuk diketahui, pabrik Tata Metal Lestari memiliki kapasitas produksi sebesar 225.000 ton per tahun. Pabrik continous coating line PT. Tata Metal beroperasi itu dilengkapi dengan mesin berstandar industri 4.0.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal