Jumat, 22 November 2024

Tahun Ini, Pengeboran Lapangan Minyak East Natuna Dilakukan

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wilayah Natuna yang saat ini tengah bersengketa dengan China ternyata memiliki sumber daya alam (SDA) yang cukup potensial di sektor energi. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan berfokus dalam pengembangan lapangan minyak terlebih dahulu.

Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjelaskan, di Natuna terdapat dua lapangan, yakni lapangan minyak dan lapangan gas.

- Advertisement -

“East Natuna ada dua lapangan. Satu lapangan gas yang mengandung CO2-nya tinggi, satu lapangan minyak. Kita mau menyelesaikan yang lapangan minyaknya dulu,” ujarnya di gedung Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (9/1).

Alasan pemerintah lebih memprioritaskan pengembangan lapangan minyak dibanding gas, karena dalam mengembangkan lapangan gas secara tekhnis sulit, karena kandungan karbondioksida (CO2) di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72 persen.

Baca Juga:  IOH dan Huawei Sepakat Kembangkan Inovasi Berbasis AI

“Karena kalau minyak kan investasinya tidak terlalu besar tidak ada masalah pemisahan CO2 kan. Kalau CO2 nya besar investasi memisahkan CO2 nya itu besar sehingga agak mahal,” tuturnya.

- Advertisement -

Djoko menyebut, pengeboran lapangan minyak di East Natuna sudah dapat dilakukan. “Kita fokus ke minyaknya dulu mudah-mudahan tahun ini sudah mulai dilakukan pengeboran minyaknya,” ucapnya.

Lebih jauh, Djoko mengatakan, PT Pertamina (Persero) selaku operator di blok kawasan tersebut saat ini masih mencari partner pengembangannya. Pertamina tengah mengajukan proses pemindahan eksplorasi dari lapangan gas ke minyak.

“Disamping itu juga ada lapangan sembilang di Natuna akan kita selesaikan bulan ini juga. Pertamina sebagai operator, sekarang Pertamina sedang mencari partner. Exon juga kita tawarkan,” tutupnya.

Baca Juga:  Gubri Optimistis Target Investasi Riau 2022 Tercapai

Sebagai informasi, Blok East Natuna sudah ditemukan sejak 1973 dan memiliki potensi cadangan gas terbukti 46 triliun kaki kubik. Total produksi minyak dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari. Sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD.

Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), volume gas di blok East Natuna bisa mencapai 222 TCF (triliun kaki kubik). Tapi cadangan terbuktinya hanya 46 TCF , jauh lebih besar dibanding cadangan blok Masela yang 10,7 TCF.

Namun, kandungan karbondioksida di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72 persen. Sehingga diperlukan teknologi yang canggih untuk mengurai karbon tersebut. Sementara, untuk cadangan minyak diperkirakan mencapai 36 juta barel.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wilayah Natuna yang saat ini tengah bersengketa dengan China ternyata memiliki sumber daya alam (SDA) yang cukup potensial di sektor energi. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan berfokus dalam pengembangan lapangan minyak terlebih dahulu.

Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjelaskan, di Natuna terdapat dua lapangan, yakni lapangan minyak dan lapangan gas.

- Advertisement -

“East Natuna ada dua lapangan. Satu lapangan gas yang mengandung CO2-nya tinggi, satu lapangan minyak. Kita mau menyelesaikan yang lapangan minyaknya dulu,” ujarnya di gedung Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (9/1).

Alasan pemerintah lebih memprioritaskan pengembangan lapangan minyak dibanding gas, karena dalam mengembangkan lapangan gas secara tekhnis sulit, karena kandungan karbondioksida (CO2) di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72 persen.

- Advertisement -
Baca Juga:  Riding Perdana Yamaha Gear 125 Bersama Awak Media

“Karena kalau minyak kan investasinya tidak terlalu besar tidak ada masalah pemisahan CO2 kan. Kalau CO2 nya besar investasi memisahkan CO2 nya itu besar sehingga agak mahal,” tuturnya.

Djoko menyebut, pengeboran lapangan minyak di East Natuna sudah dapat dilakukan. “Kita fokus ke minyaknya dulu mudah-mudahan tahun ini sudah mulai dilakukan pengeboran minyaknya,” ucapnya.

Lebih jauh, Djoko mengatakan, PT Pertamina (Persero) selaku operator di blok kawasan tersebut saat ini masih mencari partner pengembangannya. Pertamina tengah mengajukan proses pemindahan eksplorasi dari lapangan gas ke minyak.

“Disamping itu juga ada lapangan sembilang di Natuna akan kita selesaikan bulan ini juga. Pertamina sebagai operator, sekarang Pertamina sedang mencari partner. Exon juga kita tawarkan,” tutupnya.

Baca Juga:  Gubri Optimistis Target Investasi Riau 2022 Tercapai

Sebagai informasi, Blok East Natuna sudah ditemukan sejak 1973 dan memiliki potensi cadangan gas terbukti 46 triliun kaki kubik. Total produksi minyak dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari. Sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD.

Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), volume gas di blok East Natuna bisa mencapai 222 TCF (triliun kaki kubik). Tapi cadangan terbuktinya hanya 46 TCF , jauh lebih besar dibanding cadangan blok Masela yang 10,7 TCF.

Namun, kandungan karbondioksida di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72 persen. Sehingga diperlukan teknologi yang canggih untuk mengurai karbon tersebut. Sementara, untuk cadangan minyak diperkirakan mencapai 36 juta barel.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari