Jumat, 8 Agustus 2025

Ubah Limbah Jadi Listrik, PTPN IV Tandun Jadi Contoh Sawit Ramah Lingkungan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tandun di Kabupaten Kampar, yang dikelola oleh PTPN IV Regional III, selama lebih dari satu dekade berhasil mengolah limbah cair sawit (POME) menjadi energi listrik ramah lingkungan.

Langkah ini dilakukan melalui instalasi pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang telah beroperasi sejak 2013. Dengan teknologi tersebut, limbah yang semula tak bernilai ekonomi kini mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas hingga 1,5 Megawatt.

Head of Project Management Office PTPN IV Regional III, Masrukin, menyampaikan bahwa seluruh proses operasional di PKS Tandun mematuhi standar lingkungan dan mengedepankan prinsip keberlanjutan.

“Selama lebih dari 10 tahun, kami memiliki sistem pengolahan limbah modern yang sesuai dengan baku mutu lingkungan. Limbah ini kami manfaatkan kembali sebagai energi listrik untuk mendukung operasional pabrik,” ungkapnya.

Baca Juga:  Inkindo Sebut Regulasi Pemerintah Membuat Jumlah Konsultan Berkembang Pesat

Listrik yang dihasilkan dari PLTBg ini digunakan untuk mendukung kegiatan pabrik pengolahan inti sawit (PKO) di sekitar area Kebun Tandun. Menurut Masrukin, inisiatif ini sejalan dengan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan mendukung target net zero emission pada 2060 sesuai Paris Agreement.

“Bagi kami, tidak ada limbah yang terbuang sia-sia. Semuanya bisa diolah kembali menjadi sumber energi terbarukan yang bermanfaat,” katanya.

Tak hanya itu, PTPN IV Regional III juga aktif dalam investasi energi terbarukan. Saat ini mereka memiliki enam instalasi PLTBg di wilayah operasionalnya. Dua di antaranya digunakan untuk pembangkit listrik, sementara empat lainnya sebagai sumber co-firing.

Salah satu instalasi co-firing yang berada di Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, bahkan baru saja meraih Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK)—yang tercatat sebagai sertifikat pertama di industri sawit nasional. Sertifikat ini juga membuka peluang baru dalam perdagangan karbon.

Baca Juga:  “7ogether Stronger” Jadi Tema Ulang Tahun FOX Hotel Pekanbaru

“Ini bukan hanya soal efisiensi energi, tapi juga memperkuat posisi kami sebagai pelaku usaha berkelanjutan,” tegas Masrukin, yang merupakan alumni Magister IPB.

Dengan capaian ini, PTPN IV Regional III terus memperkuat posisinya sebagai pelopor pengelolaan limbah sawit berbasis energi terbarukan yang ramah lingkungan.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tandun di Kabupaten Kampar, yang dikelola oleh PTPN IV Regional III, selama lebih dari satu dekade berhasil mengolah limbah cair sawit (POME) menjadi energi listrik ramah lingkungan.

Langkah ini dilakukan melalui instalasi pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang telah beroperasi sejak 2013. Dengan teknologi tersebut, limbah yang semula tak bernilai ekonomi kini mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas hingga 1,5 Megawatt.

Head of Project Management Office PTPN IV Regional III, Masrukin, menyampaikan bahwa seluruh proses operasional di PKS Tandun mematuhi standar lingkungan dan mengedepankan prinsip keberlanjutan.

“Selama lebih dari 10 tahun, kami memiliki sistem pengolahan limbah modern yang sesuai dengan baku mutu lingkungan. Limbah ini kami manfaatkan kembali sebagai energi listrik untuk mendukung operasional pabrik,” ungkapnya.

Baca Juga:  Bandara SSK II Mulai Alami Peningkatan Jumlah Penumpang

Listrik yang dihasilkan dari PLTBg ini digunakan untuk mendukung kegiatan pabrik pengolahan inti sawit (PKO) di sekitar area Kebun Tandun. Menurut Masrukin, inisiatif ini sejalan dengan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan mendukung target net zero emission pada 2060 sesuai Paris Agreement.

- Advertisement -

“Bagi kami, tidak ada limbah yang terbuang sia-sia. Semuanya bisa diolah kembali menjadi sumber energi terbarukan yang bermanfaat,” katanya.

Tak hanya itu, PTPN IV Regional III juga aktif dalam investasi energi terbarukan. Saat ini mereka memiliki enam instalasi PLTBg di wilayah operasionalnya. Dua di antaranya digunakan untuk pembangkit listrik, sementara empat lainnya sebagai sumber co-firing.

- Advertisement -

Salah satu instalasi co-firing yang berada di Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, bahkan baru saja meraih Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK)—yang tercatat sebagai sertifikat pertama di industri sawit nasional. Sertifikat ini juga membuka peluang baru dalam perdagangan karbon.

Baca Juga:  Dikeluhkan Emak-Emak, PUPR Riau Lakukan Perbaikan

“Ini bukan hanya soal efisiensi energi, tapi juga memperkuat posisi kami sebagai pelaku usaha berkelanjutan,” tegas Masrukin, yang merupakan alumni Magister IPB.

Dengan capaian ini, PTPN IV Regional III terus memperkuat posisinya sebagai pelopor pengelolaan limbah sawit berbasis energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tandun di Kabupaten Kampar, yang dikelola oleh PTPN IV Regional III, selama lebih dari satu dekade berhasil mengolah limbah cair sawit (POME) menjadi energi listrik ramah lingkungan.

Langkah ini dilakukan melalui instalasi pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang telah beroperasi sejak 2013. Dengan teknologi tersebut, limbah yang semula tak bernilai ekonomi kini mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas hingga 1,5 Megawatt.

Head of Project Management Office PTPN IV Regional III, Masrukin, menyampaikan bahwa seluruh proses operasional di PKS Tandun mematuhi standar lingkungan dan mengedepankan prinsip keberlanjutan.

“Selama lebih dari 10 tahun, kami memiliki sistem pengolahan limbah modern yang sesuai dengan baku mutu lingkungan. Limbah ini kami manfaatkan kembali sebagai energi listrik untuk mendukung operasional pabrik,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kebun Tandun Perkuat Sinergisitas

Listrik yang dihasilkan dari PLTBg ini digunakan untuk mendukung kegiatan pabrik pengolahan inti sawit (PKO) di sekitar area Kebun Tandun. Menurut Masrukin, inisiatif ini sejalan dengan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan mendukung target net zero emission pada 2060 sesuai Paris Agreement.

“Bagi kami, tidak ada limbah yang terbuang sia-sia. Semuanya bisa diolah kembali menjadi sumber energi terbarukan yang bermanfaat,” katanya.

Tak hanya itu, PTPN IV Regional III juga aktif dalam investasi energi terbarukan. Saat ini mereka memiliki enam instalasi PLTBg di wilayah operasionalnya. Dua di antaranya digunakan untuk pembangkit listrik, sementara empat lainnya sebagai sumber co-firing.

Salah satu instalasi co-firing yang berada di Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, bahkan baru saja meraih Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK)—yang tercatat sebagai sertifikat pertama di industri sawit nasional. Sertifikat ini juga membuka peluang baru dalam perdagangan karbon.

Baca Juga:  Bandara SSK II Mulai Alami Peningkatan Jumlah Penumpang

“Ini bukan hanya soal efisiensi energi, tapi juga memperkuat posisi kami sebagai pelaku usaha berkelanjutan,” tegas Masrukin, yang merupakan alumni Magister IPB.

Dengan capaian ini, PTPN IV Regional III terus memperkuat posisinya sebagai pelopor pengelolaan limbah sawit berbasis energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari