JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menuturkan, pemerintah tengah menyiapkan sejumlah skenario untuk menekan dampak negatif wabah SARS-CoV-2 terhadap perekonomian. Di antaranya, penundaan pajak penghasilan pasal 21 (PPh pasal 21).
Menurut Menkeu, skema tersebut pernah diterapkan pada 2008–2009, ketika krisis keuangan global terjadi. Opsi lainnya, lanjut dia, bisa melalui pemberian insentif pajak kepada hotel dan restoran.
Kendati begitu, perempuan yang biasa disapa Ani itu menegaskan, semuanya masih dikaji. Pemerintah sedang meneliti feedback dari dunia usaha. ”Dan ini kan bukan hanya soal korona. Dua tiga bulan lagi sudah puasa dan Lebaran. Jadi, kita masih mengkaji semuanya. Timing harus tepat,” tegasnya.
Menurut dia, bakal ada satuan tugas (satgas) yang dibentuk pemerintah untuk menghadapi dampak negatif dari wabah corona. Satgas akan dikoordinasi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Tidak hanya masalah kesehatan yang bakal dibahas, tapi juga dampak lain yang menyertainya.
Ani memastikan, pemerintah akan mengerahkan instrumen fiskal lainnya untuk penguatan berbagai sektor, mulai konsumsi hingga produksi. Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan beberapa opsi kebijakan untuk memitigasi wabah Covid-19 itu. Di antaranya, penambahan anggaran kartu sembako hingga diskon tarif tiket pesawat. Dia memastikan, fiskal Indonesia bisa fleksibel sehingga dapat diberikan langsung ke konsumen melalui skema-skema yang tengah dikaji.
Dia mengakui, virus corona berdampak negatif sangat besar pada proses produksi. Sebab, terjadi karantina, self karantina, lockdown, sampai pelarangan penerbangan. Semuanya menimbulkan disrupsi dari sisi produksi. ”Kita lihat PMA (penanaman modal asing, Red) Tiongkok turun, kemarin 35, sekarang jadi 25–26. Itu kan sangat drastis. Berarti, banyak proses produksi tidak terjadi,” ungkapnya.
Karena itu, pemerintah sedang benar-benar mendiagnosis industri manufaktur apa saja yang terimbas. Jika awalnya di Wuhan, Hubei, yang erat dengan industri elektronik dan otomotif, kini merembet ke Jepang dan Korea Selatan. Dua negara itu juga terkait erat dengan dunia otomotif, elektronik, bahan kimia, dan tekstil. ”Kita akan lihat semua aspek ini. Kalau langkah yang kemarin kita umumkan lebih pada merespons dropnya tourism sekitar 2 juta dari RRT. Sekarang, ketika merembet ke sektor produksi, kita harus memformulasikan kembali. Akan kita umumkan segera,” paparnya.
Di sisi lain, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memutuskan untuk menunda insentif dan promosi ke beberapa negara. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyatakan bahwa negara yang dimaksud adalah negara yang terdampak Covid-19. ”Seperti Korea Selatan, Jepang, Iran, Italia, dan lain-lain di mana sudah dilakukan kepada Tiongkok sebelumnya,” kata Wishnutama. Tindakan itu bertujuan melindungi masyarakat Indonesia. Tujuan lainnya, mencegah titik awal penularan meluas menjadi sebuah wabah di dalam negeri.
Untuk memastikan pasokan pangan dan obat aman, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengecek langsung ke lapangan kemarin (4/3). Erick mengunjungi gudang beras milik Bulog di Jakarta Utara dan Apotek Kimia Farma di Jakarta Pusat. Menteri BUMN memastikan bahwa pasokan beras dan perobatan, khususnya masker, aman. ”Stok cadangan beras pemerintah saat ini mencapai 1,65 juta ton. Stok tersebut cukup untuk menghadapi tingginya permintaan,” ujar Erick. Dia mengakui bahwa aksi panic buying karena virus korona memang tidak bisa dihindari. Namun, dia memastikan bahwa pihaknya bersama dengan Perum Bulog akan berupaya meredam potensi mafia beras yang ingin mengambil keuntungan.
Erick mengatakan bahwa Bulog memiliki stok beras sekitar 1,65 juta ton yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut dia, keterse-diaan beras juga akan bertambah dengan adanya pasokan panen raya dalam waktu dekat. ”Rencana panen raya juga agak maju dari biasanya, mudah-mudahan angkanya stabil. Jadi, stok ini ditambah hasil panen raya, insya Allah mencukupi,” paparnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman