- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sambil mengendarai sepeda, dua bocah bernama Iwan dan Hendri menuju lapangan bola yang ada di kampung mereka. Sore itu jalan menuju ke lapangan bola cukup sepi. Mereka pun harus melalui kebun durian milik Pakde.
Saat melewati kebun durian, tiba-tiba saja dari arah belakang sudah seekor anjing mengejar mereka.
- Advertisement -
Kontan Iwan dan Hendri berusaha melarikan diri. Tak kuat mengayuh pedal sepeda, mereka pun menjatuhkan sepeda dan berlari sekuat tenaga.
”Alamaaaak…!!! Kenapa pula anjing penjaga kebun Pakde tu mengejar kita, Wan?” ujar Hendri sambil terus berlari.
”Iya, biasa anjingnya diikat. Kok hari ini dilepas pula,” jawab Iwan dengan nafas yang ngos-ngosan.
- Advertisement -
Keduanya terus berlari hingga tak lagi dikejar anjing penjaga kebun durian Pakde.
”Sial kali kita ya,” kata Iwan sambil memijit-mijit pelan betis kaki kanan dan kirinya bergantian karena kecapean.
Mereka pun belum berani mengambil sepeda yang mereka tinggalkan begitu saja di sekitaran tepian jalan kebun durian Pakde. Mereka masih takut untuk mengambilnya karena khawatir dikejar anjing penjaga kebun.(ilo)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sambil mengendarai sepeda, dua bocah bernama Iwan dan Hendri menuju lapangan bola yang ada di kampung mereka. Sore itu jalan menuju ke lapangan bola cukup sepi. Mereka pun harus melalui kebun durian milik Pakde.
Saat melewati kebun durian, tiba-tiba saja dari arah belakang sudah seekor anjing mengejar mereka.
- Advertisement -
Kontan Iwan dan Hendri berusaha melarikan diri. Tak kuat mengayuh pedal sepeda, mereka pun menjatuhkan sepeda dan berlari sekuat tenaga.
”Alamaaaak…!!! Kenapa pula anjing penjaga kebun Pakde tu mengejar kita, Wan?” ujar Hendri sambil terus berlari.
- Advertisement -
”Iya, biasa anjingnya diikat. Kok hari ini dilepas pula,” jawab Iwan dengan nafas yang ngos-ngosan.
Keduanya terus berlari hingga tak lagi dikejar anjing penjaga kebun durian Pakde.
”Sial kali kita ya,” kata Iwan sambil memijit-mijit pelan betis kaki kanan dan kirinya bergantian karena kecapean.
Mereka pun belum berani mengambil sepeda yang mereka tinggalkan begitu saja di sekitaran tepian jalan kebun durian Pakde. Mereka masih takut untuk mengambilnya karena khawatir dikejar anjing penjaga kebun.(ilo)