Dion dan adiknya Dian disuruh oleh ibu ke pasar. Karena sepeda motor rusak, mereka pun berjalan kaki untuk sampai ke pasar.
Setibanya di pasar, keduanya sibuk mencari bahan masakan yang dipesan oleh ibu mereka. Dian mengingatkan Dion untuk menawar agar mereka bisa membeli es teh jumbo karena Dian kehausan.
Tapi Dion tidak mendengarnya bahkan memberikan uang kembalian ke pedagang. Hingga akhirnya uang yang mereka pegang pun tak bersisa.
Dian pun kesal kepada Dion karena mereka harus pulang sambil menahan haus. Di jalan, Dion mencoba membujuk Dian.
”Dek, janganlah marah. Nanti kalau dah sampai rumah abang belikan es krim,” kata Dion sambil mencolek-colek pipi adiknya.
Dion terus berusaha meminta maaf dan menggenggam tangan adiknya yang jaraknya hanya 2 tahun darinya. Tapi Dian diam saja. Bahkan Dian lari sambil berteriak, ”Nggak mau. Tolong…!!! Abang ini jahat,” ujar Dian.
Mendengar itu, sontak warga yang berada di sekitar lokasi langsung mengarahkan pandangan ke mereka. Bahkan, beberapa warga menegur Dion dan memberhentikannya.
”Eh sini kau. Kau apakan anak gadis orang tu?” tanya warga.
”Jangan macam-macam kau di sini,” ujar warga lainnya.
Dion yang diserbu warga tak sempat mengatakan bahwa gadis itu adalah adik kandungnya. Leher bajunya bahkan sempat ditarik warga.
”Jangan sok jagoan di sini,” kata warga.
Dian yang berjalan duluan kaget melihat hal itu. Ia pun bergegas kembali ke arah Dion yang sudah ketakutan dikerumuni warga.
”Pak. Maaf, ini abang saya. Tadi kami lagi berantem, Pak. Tolong dilepas,” kata Dian.
Warga tak langsung percaya dan meminta bukti. Akhirnya Dian melihatkan foto-foto mereka bersama keluarga. Barulah Dion dilepas.
”Alamaaak. Abang kakak rupanya. Kami kira tadi adek diganggu. Karena daerah ini memang rawan begal dan catcalling,” kata warga.(azr)