- Advertisement -
RIAUPOS.CO – ZAMI, seorang siswa yang duduk di kelas XII salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Kota Bengkalis. Saat ujian semester, Zami mengalami sakit sehingga ia tidak bisa mengikuti ujian selama beberapa hari.
Nah, sebagai gantinya, Zami harus menjalani ujian susulan yang dilaksanakan jelang dan di bulan Ramadan. Ia harus datang ke sekolah sendirian di saat teman-temannya yang lain sudah libur sekolah.
- Advertisement -
”Alamaaaak…!!! Berat betulah ujian hari ini. Ade lima mata pelajaran yang nak diuji susulan. Tentu tak kuat otak saye nak jawab ujian nanti,” gumam Zami saat akan berangkat ke sekolah.
Ia mengaku, sakit sewaktu ujian berlangsung, sehingga harus ketinggalan mata pelajaran ujian sebanyak 5 mata pelajaran sekaligus. Tentu dengan kondisi masih agak demam membuatnya pusing kepala.Sepulangnya dari sekolah, dengan muka yang kusut, ia memutuskan untuk berbuka siang hari. Padahal malamnya ia sudah bersahur bersama keluarganya. ”Tak bisa tahan lagi, Mak… Bisa pingsan saye dibuatnya. Mana ujiannya susah dan gurunya juga susah dijumpai. Sekarang masih ada satu lagi yang belum diujiankan, karena gurunya belum jumpe,” ucapnya dengan logat Melayu Bengkalis.
Ia mengaku, besok-besok akan tetap berpuasa, meski harus menghadapi ujian berat. Ini karena dirinya masih sakit saja, lalu membatalkan puasanya disiang hari. Meski orang tuanya marah dan melarang membatalkan puasa, tapi memang kondisinya yang tak memungkinkan, maka mau tak mau orang tuanya merelakan untuk berbuka.
- Advertisement -
”Tapi besok setelah Ramadan ganti, ya… Jangan sampai tinggalkan puasa dengan sengaja, karena puasa itu wajib hukumnya bagi adek yang dah besar,” ucap ibunya mengingatkan.(ksm)
RIAUPOS.CO – ZAMI, seorang siswa yang duduk di kelas XII salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Kota Bengkalis. Saat ujian semester, Zami mengalami sakit sehingga ia tidak bisa mengikuti ujian selama beberapa hari.
Nah, sebagai gantinya, Zami harus menjalani ujian susulan yang dilaksanakan jelang dan di bulan Ramadan. Ia harus datang ke sekolah sendirian di saat teman-temannya yang lain sudah libur sekolah.
- Advertisement -
”Alamaaaak…!!! Berat betulah ujian hari ini. Ade lima mata pelajaran yang nak diuji susulan. Tentu tak kuat otak saye nak jawab ujian nanti,” gumam Zami saat akan berangkat ke sekolah.
Ia mengaku, sakit sewaktu ujian berlangsung, sehingga harus ketinggalan mata pelajaran ujian sebanyak 5 mata pelajaran sekaligus. Tentu dengan kondisi masih agak demam membuatnya pusing kepala.Sepulangnya dari sekolah, dengan muka yang kusut, ia memutuskan untuk berbuka siang hari. Padahal malamnya ia sudah bersahur bersama keluarganya. ”Tak bisa tahan lagi, Mak… Bisa pingsan saye dibuatnya. Mana ujiannya susah dan gurunya juga susah dijumpai. Sekarang masih ada satu lagi yang belum diujiankan, karena gurunya belum jumpe,” ucapnya dengan logat Melayu Bengkalis.
- Advertisement -
Ia mengaku, besok-besok akan tetap berpuasa, meski harus menghadapi ujian berat. Ini karena dirinya masih sakit saja, lalu membatalkan puasanya disiang hari. Meski orang tuanya marah dan melarang membatalkan puasa, tapi memang kondisinya yang tak memungkinkan, maka mau tak mau orang tuanya merelakan untuk berbuka.
”Tapi besok setelah Ramadan ganti, ya… Jangan sampai tinggalkan puasa dengan sengaja, karena puasa itu wajib hukumnya bagi adek yang dah besar,” ucap ibunya mengingatkan.(ksm)