JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Polda Sulawesi Tenggara telah membentu tim gabungan guna menyelidiki kerusuhan unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal itu menyusul adanya 1 mahasiswa tewas terkena luka tembak di dada bagian kanan.
“Hari ini sudah dibentuk tim gabungan Krimmum, intel, Inafis dan sedang bekerja olah TKP dan melakukan penyelidikan,” ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Golden Hart kepada JawaPos.com, Jumat (27/9).
Tim ini diturunkan untuk menelusuri asal tembakan tersebut. Saat ini sejumlah bukti masih berupaya dikumpulkan. Sedangkan korban tewas sudah dilakukan otopsi. Namun, sejauh ini hasilnya belum dipublikasi.
“Tim sedang mengumpulkan bukti terutama bukti- rekaman video yang berkaitan aksi demo anarkis tersebut serta mencari saksi-saksi,” imbuh Harry.
Sebelumnya, kerusuhan bermula sekitar pukul 11.00 WITA ketika elemen mahasiswa di Kendari yang berjumlah 2.000 orang menggelar unjuk rasa. Demonstrasi ini awalnya berjalan damai. Bahkan orasi mereka sempat ditanggapi oleh Ketua DPRD.
“Setelah ada tanggapan dari ketua DPRD, tiba-tiba terjadi pelemparan batu kearah petugas dan anggota dewan,” ujar Harry.
Akibatnya, pasukan pengamanan langsung melakukan aksi pembubaran dan mendorong masa menjauh dari gedung DPRD guna mencegah kerusuhan meluas. Sekitar pukul 16.00, aparat mendapat informasi ada korban dari pihak pendemo sebanyak lima orang.
Rincian lima korban tersebut adalah Randi, mahasiswa fakultas teknik Universitas Halu Oleo yang tewas dengan luka tembak, 1 pria yang kritis dengan luka parah di kepala diduga karena hantaman benda tumpul, dan 3 orang yang mengalami luka ringan dan sesak nafas.
Kerugian juga timbul dari aspek materil. Diantaranya rusaknya gedung DPRD karena lemparan batu, pos lantas terbakar, dan sejumlah kendaraan dibakar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman