(RIAUPOS.CO) – Kondisi kesehatan janin dalam kandungan ibu pastinya selalu menjadi prioritas bagi calon ibu dan ayah. Mulai dari menjaga asupan makanan yang bergizi bagi ibu hamil, kontrol rutin ke dokter kandungan melihat perkembangan janin setiap bulan, sampai menghindari hal-hal yang bisa mengganggu perkembangan bayi di dalam kandungan.
Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan bagi ibu hamil adalah, apakah ada pengaruh polusi udara terhadap perkembangan bayi dalam kandungan. Apalagi khususnya di Kota Pekanbaru, beberapa hari terakhir asap kebakaran hutan yang terjadi di Kota Pekanbaru dan sekitarnya semakin memburuk. Asap makin tebal, cahaya matahari berkurang, karena tertutup asap. Bau menyengat asap kebakaran yang mengganggu pernapasan.
Polusi udara bukan hanya asap kebakaran hutan, tapi juga dapat berasal dari gas buangan kendaraan bermotor, asap rokok, debu, hingga aroma atau gas dan uap bahan kimia. Jika terus-menerus terpapar polusi udara, ibu hamil dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan. Hal ini terjadi karena polutan yang mengotori udara dapat terhirup bumil, masuk ke dalam paru-paru, membuat saluran pernapasan meradang, bahkan masuk ke dalam peredaran darah.
Secara khusus pada ibu hamil, polusi udara bisa berbahaya bagi plasenta yang menyediakan oksigen, darah, dan nutrisi bagi janin dalam kandungan.
Kondisi ini akan semakin buruk jika ibu sudah ada riwayat gangguan pernapasan sebelum hamil seperti asma atau penyakit lain. Jika tidak ditangani, asma dapat menyebabkan janin kurang oksigen, lambat berkembang, serta lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah. Selain itu, bahan pencemar udara yang masuk ke dalam plasenta juga dapat meningkatkan risiko janin mengalami asma di kemudian hari.
Banyak penelitian yang sudah dilakukan tentang pengaruh polusi udara terhadap perkembangan janin dalam kandungan. Peradangan dan stres oksidatif yang ditimbulkan oleh asap kebakaran hutan dan polusi udara lainnya dapat membahayakan kehamilan.
Dampak pada Janin
Infeksi berat pada ibu yang tidak tertangani dengan baik bisa menyebabkan infeksi dalam rahim dan gangguan perkembangan berat badan janin dalam kandungan:
- Berat badan lahir rendah.
- Kelahiran prematur.
- Bayi berisiko menderita gangguan kesehatan setelah lahir seperti asma dan autisme.
- Bayi meninggal dalam kandungan (biasanya ada faktor penyebab lain).
Polusi asap kebakaran hutan tidak menyebabkan kelainan seperti bibir sumbing, kecacatan secara fisik pada bayi, kelainan organ bayi ataupun kelainan yang ditimbulkan secara genetik lainnya seperti down syndrome.
Bagi ibu-ibu yang sedang hamil tidak perlu juga khawatir berlebihan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak buruk yang bisa ditimbulkan polusi asap bagi kehamilan, antara lain :
- Mengurangi aktivitas di luar rumah.
- Menggunakan masker jika harus aktivitas diluar rumah.
- Istirahat yang cukup.
- Makan yang bergizi, konsumsi air putih yang cukup.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin C atau madu.
- Menggunakan AC dan air purifier di dalam ruangan.
- Periksa rutin ke dokter kandungan untuk menilai perkembangan janin dalam kandungan.***
Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru