Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Wisata Sejarah di Pulau Bengkalis

Bengkalis sebagai bekas kota kerisidenan Sumatera Timur, masa Belanda, tentunya meninggalkan bangunan-bangunan bersejarah.

(RIAUPOS.CO) – Dulunya Bengkalis sebagai Ibu Kota Kerisidenan Sumatera Timur, wilayahnya mencakup Deli, Tanjungpura, Batubara Asahan, Panai, tentunya termasuk Siak. Dijelaskan Riza Fahlevi, penulis buku Jelapang Padi, yakni buku tentang sejarah Bengkalis, beberapa peninggalan bersejarah di Pulau Bengkalis, Benteng Huis Van  Behauring di Jalan Pahlawan, Kota Bengkalis. Masjid Kuning di Desa Senggoro yang diperkirakan dibangun tahun 1850.

Perigi Lada Hitam di Desa Sungai Alam. Dulunya perigi ini digunakan untuk pengolahan lada hitam. Belanda mencoba menanam lada hitam, namun tidak berhasil. Selanjutnya, Makam Dara Sembilan, di Desa Air Putih. Tak jauh dari Makam Dara Sembilan, terdapat Makam Panglima Minal. Makam lainnya, yakni Makam Raja Siantar, Sang Naulah Damanik di Jalan Bantan, Desa Senggoro. Sang Naulah adalah Raja Siantar yang melawan penjajah Belanda, akhirnya diasingkan ke Pulau Bengkalis sampai hayatnya meninggal di pulau ini.

Baca Juga:  Satu Rumah dan Mobil Terbakar

Bangunan lainnya, yakni Rumah Kabel yang berlokasi di Jalan Kelapapati Laut. Rumah Kapiten Bengkalis. Kapiten terakhir orang Cina di Bengkalis adalah Oei Tek Gie. Arsitektur bangunan rumah berbentuk rumah panggung, yang dipengaruhi oleh gaya kolonial dengan ciri tembok yang tebal.

Banguan tua lainnya, Wisma Megat Kudu. Dulunya bangunan ini merupakan salah satu dari bangunan kompleks keresidenan. Banyak mitos tentang kamar nomor 1 di bangunan tua ini.

Riza menjelaskan bahwa, banyak sekali bangunan tua di Pulau Bengkalis, dan ini menarik untuk dijadikan edu-history wisata, yakni menjadikan situs-situs bersejarah itu objek wisata pendidikan sejarah.

“Mungkin, bagi pelajar bisa belajar bagaimana mengenal sejarah dengan berwisata ke situs-situs bersejarah itu. Bukan hanya pelajar, bisa juga mahasiswa, bahkan masyarakat Bengkalis pada umumnya. Misalnya jalan-jalan santai, atau tour sepeda santai mengunjungi tempat-tempat bersejarah tersebut.(jrr)

Baca Juga:  Jika Jembatan Pakning-Pulau Bengkalis Dibangun, Ini Prestasi Luar Biasa Bupati Kasmarni

Laporan JARIR AMRUN, Pekanbaru

 

Bengkalis sebagai bekas kota kerisidenan Sumatera Timur, masa Belanda, tentunya meninggalkan bangunan-bangunan bersejarah.

(RIAUPOS.CO) – Dulunya Bengkalis sebagai Ibu Kota Kerisidenan Sumatera Timur, wilayahnya mencakup Deli, Tanjungpura, Batubara Asahan, Panai, tentunya termasuk Siak. Dijelaskan Riza Fahlevi, penulis buku Jelapang Padi, yakni buku tentang sejarah Bengkalis, beberapa peninggalan bersejarah di Pulau Bengkalis, Benteng Huis Van  Behauring di Jalan Pahlawan, Kota Bengkalis. Masjid Kuning di Desa Senggoro yang diperkirakan dibangun tahun 1850.

- Advertisement -

Perigi Lada Hitam di Desa Sungai Alam. Dulunya perigi ini digunakan untuk pengolahan lada hitam. Belanda mencoba menanam lada hitam, namun tidak berhasil. Selanjutnya, Makam Dara Sembilan, di Desa Air Putih. Tak jauh dari Makam Dara Sembilan, terdapat Makam Panglima Minal. Makam lainnya, yakni Makam Raja Siantar, Sang Naulah Damanik di Jalan Bantan, Desa Senggoro. Sang Naulah adalah Raja Siantar yang melawan penjajah Belanda, akhirnya diasingkan ke Pulau Bengkalis sampai hayatnya meninggal di pulau ini.

Baca Juga:  Satu Rumah dan Mobil Terbakar

Bangunan lainnya, yakni Rumah Kabel yang berlokasi di Jalan Kelapapati Laut. Rumah Kapiten Bengkalis. Kapiten terakhir orang Cina di Bengkalis adalah Oei Tek Gie. Arsitektur bangunan rumah berbentuk rumah panggung, yang dipengaruhi oleh gaya kolonial dengan ciri tembok yang tebal.

- Advertisement -

Banguan tua lainnya, Wisma Megat Kudu. Dulunya bangunan ini merupakan salah satu dari bangunan kompleks keresidenan. Banyak mitos tentang kamar nomor 1 di bangunan tua ini.

Riza menjelaskan bahwa, banyak sekali bangunan tua di Pulau Bengkalis, dan ini menarik untuk dijadikan edu-history wisata, yakni menjadikan situs-situs bersejarah itu objek wisata pendidikan sejarah.

“Mungkin, bagi pelajar bisa belajar bagaimana mengenal sejarah dengan berwisata ke situs-situs bersejarah itu. Bukan hanya pelajar, bisa juga mahasiswa, bahkan masyarakat Bengkalis pada umumnya. Misalnya jalan-jalan santai, atau tour sepeda santai mengunjungi tempat-tempat bersejarah tersebut.(jrr)

Baca Juga:  Jika Jembatan Pakning-Pulau Bengkalis Dibangun, Ini Prestasi Luar Biasa Bupati Kasmarni

Laporan JARIR AMRUN, Pekanbaru

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari