TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuantan Singingi (Kuansing) melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispar) Kuansing membeberkan kegiatan dan agenda budaya Kuansing tahun 2022.
Menurut Kepala Dispar Kuansing Drs Azhar MM CPM, tahun ini Kuansing akan memulai kegiatan rutin yang menjadi budaya Kuansing selama ini.
"Iya. Agenda paling dekat adalah Festival Perahu Baganduang yang biasanya dilaksanakan pada hari raya IduIfitri di Tepian Muko Lobua, Desa Banjar Padang, Kecamatan Kuantan Mudik," kata Azhar kepada Riaupos.co, Sabtu (23/4/2022) sore.
Azhar mengatakan, Festival Perahu Baganduang yang menjadi kebanggaan masyarakat Lubuk Jambi ini sudah dua tahun terhenti akibat pandemi Covid-19.
"Nah, tahun ini kami akan gelar lagi. Ini untuk mengobati rasa rindu masyarakat Kuantan Mudik akan perahu baganduang. Acara ini selalu meriah setiap pegelaran. Sebab, dulu dalam perahu baganduang terdapat makna adat istiadat yang berkaitan dengan menjemput tunangan," beber Azhar.
Dalam perahu baganduang, biasanya satu desa bisa membuat 4 perahu baganduang. Tergantung desanya. Sebab, dalam satu desa ada yang menamakan perwakilan salah satu suku, dusun, dan organisasi.
"Saya kemarin lewat di Kecamatan Kuantan Mudik. Hampir setiap daerah di Lubuk Jambi sibuk mempersiapkan perkakas untuk perahu baganduang. Saya melihat begitu bersemangat mempertahankan budaya Kota Lomang ini," ucap Azhar.
Azhar menerangkan, dalam Festival Perahu Baganduang tersebut, panitia juga akan malakukan penilaian terhadap keindahan dan kelengkapan perahu baganduang.
Selain perahu baganduang, agenda Pemkab Kuansing pada 2022 ini juga akan melaksanakan pacu jalur. Bahkan Pemkab Kuansing sudah menyiapkan anggaran lebih dari Rp1 milar.
"Iya. Untuk rayon, kami siapkan dua rayon dulu. Dua rayon ini adalah Kuantan Hilir dan Kuantan Mudik. Nanti setelah itu, baru kami laksanakan pacu jalur nasional di Tepian Narosa Telukkuantan," kata mantan Kadis Kopdagrin ini.
Seperti diketahui, sejak pandemi Covid-19 yang menghantam negeri ini dua tahun lalu, kegiatan pacu jalur terhenti. Padahal, pacu jalur merupakan pesta terbesar masyarakat Kuansing.
Perahu yang sudag dihias berjejer saat Festival Perahu Baganduang di Kuantan Mudik.
"Memang kita akui bahwa maknet pacu jalur di Kabupaten Kuansing sangat kuat. Budaya ini sudah mendarah daging bagi seluruh lapisan masyarakat Kuansing. Pacu jalur, tidak mengenal usia. Tua, muda, laki-laki, dan perempuan sama saja fanatiknya," terang Azhar.
Belakangan ini, lanjut Azhar, antusias pacu jalur online yang ditaja oleh beberapa komunitas anak negeri juga tidak kalah hebatnya.
Beberapa jalur menunggu panggilan dari panitia saat pawai di Tepian Narosa Telukkuantan, beberapa waktu lalu.
"Iya. Pacu jalur online juga banyak penggemarnya. Itu terlihat dari banyaknya SMS yang masuk setiap pacu jalur online dibuka panitia. Ini menandakan bahwa pacu jalur sudah seperti keperluan bagi masyarakat Kuansing," kata Azhar.
Bukan saja di Kuansing, di kabupaten tetangga, seperti Indragiri Hulu pacu jalur juga merupakam olahraga populer yang paling banyak diminati.
"Kalau kita melihat peserta pacu jalur di Tepian Narosa Telukkuantan selama ini, jumlahnya mencapai 200 jalur. Jumlah ini terdiri dari beberapa daerah kabuupaten/kota di Riau," sebut Azhar.
Untuk jumlah penonton, tambah Azhar, sesuai perkiraan yang dilakukan pihak Polres Kuansing beberapa tahun lalu menyebutkan bahwa jumlah masyarakat yang hadir di Telukkuantan saat pacu jalur mencapai 260 ribu orang setiap harinya.
"Kalau penonton, mungkin Festival Pacu Jalur terbanyak di Indonesia. Di Kuansing, juga ada pacu jalur mini. Ukuran jalurnya lebih kecil. Kalau untuk jalur besar, pemacunya bisa mencapai 60 orang. Kalau jalur mini, hanya 15 oramg satu jalur. Nah, untuk jalur mini, kami akan laksanakan di Logas Tanah Darat," kata Azhar.
Namun demikian, Azhar juga meminta masyarakat Kuansing untuk mematuhi aturan protokol kesehata (prokes) supaya tidak ada lagi kasus Covid-19 di Kuansing. Sehingga, seluruh kegiatan rutin Kuansing bisa terlakasana.(adv)