PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Seperti sudah diprediksi, tahun ini terdapat perbedaan awal puasa Ramadan di Tanah Air. Muhammadiyah mulai berpuasa, Sabtu (2/4) hari ini.
Sementara itu, Nahdlatul Ulama dan pemerintah memutuskan 1 Ramadan jatuh pada Ahad (3/4) besok. Kabar gembiranya, tahun ini umat muslim sudah boleh menjalankan ibadah Ramadan dengan normal seperti sebelum pandemi.
Keputusan pemerintah penetapan awal Ramadan itu disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Jumat (1/4) malam. Keputusan tersebut diambil setelah Kemenag menggelar sidang isbat. Sidang yang digelar tertutup itu diikuti MUI, ormas keagamaan Islam, dan Komisi VIII DPR.
Seusai sidang isbat, Yaqut menyampaikan bahwa di seluruh lokasi pemantauan rukyat, tidak ada yang bisa melihat hilal, termasuk di Riau. Kemenag menetapkan 101 titik lokasi pemantauan. "Dari 101 titik ini, tidak ada yang melaporkan melihat hilal," kata Yaqut.
Di Riau, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Riau, melakukan pemantauan hilal hanya dilakukan di Dumai, di salah satu hotel di Kota Dumai mulai pukul 18.21 WIB, Jumat (1/4). Hadir Kepala Kanwil Kemenag Riau Mahyudin didampingi Sekda Kota Dumai Indra Gunawan.
"Posisi hilal di Dumai tidak terlihat. Hasil rukyatul hilal ini dilaporkan kepada badan hisab rukyat pusat sebagai bahan rapat sidang isbat di Kementerian Agama RI setelah Magrib dan diumumkan secara nasional oleh Menteri Agama," kata Kepala Kanwil Kemenag Riau Mahyudin.
Dengan demikian, bulan Syakban disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari. Sehingga 1 Ramadan jatuh pada Ahad (3/4) besok.
Terkait adanya perbedaan, Yaqut meminta masyarakat tidak perlu berlebihan menyikapi. Menurut dia, metode hisab dan rukyat bukan untuk dipertentangkan. Keduanya saling melengkapi. Dia pun mengimbau masyarakat untuk menjaga keamanan, persatuan, dan ketertiban.
"Menjaga masyarakat yang moderat dan toleran," katanya.
Sementara itu, Ketua MUI Abdullah Jaidi mengatakan, dalam pelaksanaan sidang isbat, Menag Yaqut meminta pertimbangan dari berbagai ormas Islam. "Dari hasil pemantauan di seluruh wilayah Indonesia, tidak ada yang melihat hilal," ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, pemerintah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 3 April. Meski demikian, Jaidi menyampaikan syukur sebagian umat Islam di Indonesia mulai berpuasa 2 April.
"Muhammadiyah yang memulai puasa besok (hari ini, red) tidak mengurangi arti kebersamaan," katanya.
MUI juga menerbitkan panduan ibadah Ramadan dan Idulfitri 1443 H. Isinya, antara lain, pelaksanaan ibadah kembali menuju hukum asal (’azimah). Contohnya, kewajiban menggelar Salat Jumat, merapatkan kembali saf salat berjemaah, dan melaksanakan ibadah yang melibatkan masyarakat banyak. Misalnya, Salat Tarawih dan salat lima waktu berjemaah. Kebijakan itu diambil karena Covid-19 semakin terkendali.
MUI juga mengimbau umat Islam menyemarakkan bulan Ramadan. Di antaranya, dengan Tarawih, tadarus, dan kegiatan lainnya. MUI menyampaikan pula bahwa umat Islam yang sedang berpuasa boleh menjalani vaksinasi Covid-19 dengan vaksin yang halal. Juga menegaskan bahwa tes swab melalui hidung atau mulut tidak membatalkan puasa.
Sementara, Sekdako Dumai, Indra mengucapkan terima kasih kepada Kanwil Kemenag Riau yang memilih Kota Dumai, sebagai pusat rukyatul hilal awal Ramadan 1443 H.
"Memang sudah bagus cuacanya dan saya berharap bisa melihat hilal dari Kota Dumai. Namun hilal tak terlihat mungkin akibat tertutup awan tebal. Semoga tahun depan bisa terlihat di Kota Dumai," ucapnya.
Meskipun hilal tak terlihat, tambah Indra, namun masih ada titik titik lainnya. Ia meminta kepada masyarakat untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan penuh semangat. "Ingat selalu jalankan dan terapkan protokol kesehatan. Saya minta kepada pengurus mesjid dan musala untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan selama Ramadan," ujarnya.
Tarawih Perdana, Sebagian Warga Berpuasa Hari Ini
Sejumlah warga Kota Pekanbaru dan beberapa kabupaten di Riau mulai menjalani puasa Ramadan, Sabtu (2/4) hari ini. Terutama warga Muhammadiyah. Pantauan Riau Pos, Jumat (1/4) malam, sejumlah masjid di Kota Pekanbaru telah melaksanakan Salat Tarawih perdana. Selain itu, satu masjid di Kota Bangkinang, Kampar, juga melaksanakan Salat Tarawih.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau Abdul Wahid menyebutkan, sesuai dengan keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah lewat ijtimak, warga Muhammadiyah memulai puasa pada Sabtu (2/4) hari ini. Maka Salat Tarawih perdana pun sudah digelar malam kemarin.
Wahid menyebutkan, Kota Pekanbaru merupakan konsentrasi terbesar warga Muhammadiyah di Riau. Hingga cukup banyak masjid yang menggelar Salat Tarawih, malam kemarin.
Terkait adanya perbedaan pelaksanaan puasa warga Muhammadiyah dengan sebagian besar warga lainnya, Abdul Wahid menyebutkan, hal itu tidak perlu jadi perdebatan. Karena Wahid menegaskan, pada hakikatnya tidak ada perbedaan, hanya cara penetapannya yang berbeda.
"Ada yang menggunakan rukyat, ada yang hisab. Kalau rukyat itu harus nampak. Bulan itu, anak bulan itu baru nampak kalau tidak ada mendung atau kabut 3 derajat ke atas, di bawah itu kemungkinan nampak itu sulit. Tapi kalau pakai hisab, sesuai ijtimak (Muhammadiyah) tadi siang, itu anak bulan sudah di atas ufuk. Saat matahari tenggelam, bulan itu masih ada itu sekitar 2 derajat," ungkap Wahid.
Bagi Muhammadiyah, 2 derajat itu menurut Wahid, sudah terhitung karena memang sudah ada anak bulan tersebut, walaupun tidak terlihat. Sementara menggunakan cara hisab, lanjut Abdul Wahid, jatuhnya bulan Ramadan, Syawal dan bulan lainnya dalam penanggalan hijriah, sudah bisa diperkirakan. Hal itu juga hampir sama dengan penetapan waktu salat lima waktu yang menurutnya juga menggunakan cara hisab.
‘‘Mari kita saling menghormati, siapa yang puasa besok atau lusa. Walau harinya berbeda, kita sama-sama orang yang beriman karena yang diimbau berpuasa itu adalah orang yang beriman. Mari jaga kondusivitas selama ibadah Ramadan. Perbedaan ini bukanlah hal besar karena cara rukyat maupun hisab, sama-sama dibenarkan," ungkapnya.
Pantauan Riau Pos di salah satu masjid yang menyelenggarakan Salat Tarawih perdana malam kemarin, di Masjid Al-Fida’ warga terlihat antusias. Masjid yang berada di Jalan Ahmad Dahlan tersebut hampir penuh oleh jemaah lelaki maupun perempuan. Anak-anak juga terlihat di saf belakang.
Budi, salah seorang jemaah menyebutkan, Salat Tarawih pada Ramadan kali ini terasa berbeda dari dua Ramadan sebelumnya.
"Alhamdulillah, karena sudah agak longgar dari Ramadan yang lalu. Ini jadi semangat tersendiri bagi kita. Kendati ada perbedaan (Tarawih duluan, red), tapi tetap satu tujuan, berbeda (penentuan Ramadan) itu tidak ada yang salah," kata Budi.
Terpisah, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau Jayus menyebut, dari data yang didapatnya, setidaknya ada sembilan masjid di Kota Pekanbaru yang melaksanakan Salat Tarawih malam kemarin. Masjid-masjid tersebut memang didominasi warga Muhammadiyah.
Selain Masjid Al Fida’, masjid yang menyelenggarakan Salat Tarawih berdasarkan catatan Jayus, kemarin adalah Masjid Taqwa Jalan HOS Cokroaminoto, Masjid Taqwa Jalan Srikandi, Masjid Taqwa Komplek Panti Asuhan Jalan Kesuma, Masjid Taqwa Jalan Cipta Karya Komplek SMK Muhammadiyah 3, Masjid Nurul Yaqin Jalan Paus, Masjid Al Furqon Jalan Jendral, Masjid Abu Bakar Assidiq Jalan Sukarno Hatta dan Masjid Al Manar Jalan Sekolah. Masjid Taqwa di Kota Bangkinang juga telah menggelar tarawih perdana tadi malam.(sol/mx12/end/wan/c6/ttg/das)