- Advertisement -
Suatu hari, Dwi (15) hendak berkunjung ke rumah teman sekelasnya yaitu Isna. Mereka akan mengerjakan tugas sekolah.
Kala itu, adalah kali pertama Dwi ke rumah Isna. Mereka sangat akrab, bahkan Dwi kerap memanggil nama Isna dengan ledekan yaitu Isnen, meskipun hal ini sangat tidak disukai Isna.
- Advertisement -
Kendati demikian, Dwi tetap tidak merubah panggilan saat memanggil nama sahabatnya itu.
Saat sampai di rumah Isna, Dwi langsung memanggil-manggil Isna dengan nama Isnen. Tak lama kemudian muncul ibu Isna dengan wajah kusut, tapi tetap mempersilahkan Dwi masuk ke dalam rumah.
Dwi duduk di ruang tamu menunggu Isna. Ia mengedarkan pandangannya ke ruang tamu. Matanya langsung tertuju dengan hiasan dinding dari kayu yang memuat nama-nama keluarga Isna, mulai dari ayah, ibu, hingga adik bungsu Isna.
- Advertisement -
"Alamaak… !! Jadi nama bapak Isna, Isnen?" ujarnya pucat.
Ia mengingat bagaimana saat baru datang ke rumah Isna, namun memanggil-manggil nama Isnen. Akhirnya ia menyadari kenapa sejak tadi ibu Isna terlihat tidak menyukainya.(anf)
Suatu hari, Dwi (15) hendak berkunjung ke rumah teman sekelasnya yaitu Isna. Mereka akan mengerjakan tugas sekolah.
Kala itu, adalah kali pertama Dwi ke rumah Isna. Mereka sangat akrab, bahkan Dwi kerap memanggil nama Isna dengan ledekan yaitu Isnen, meskipun hal ini sangat tidak disukai Isna.
- Advertisement -
Kendati demikian, Dwi tetap tidak merubah panggilan saat memanggil nama sahabatnya itu.
Saat sampai di rumah Isna, Dwi langsung memanggil-manggil Isna dengan nama Isnen. Tak lama kemudian muncul ibu Isna dengan wajah kusut, tapi tetap mempersilahkan Dwi masuk ke dalam rumah.
- Advertisement -
Dwi duduk di ruang tamu menunggu Isna. Ia mengedarkan pandangannya ke ruang tamu. Matanya langsung tertuju dengan hiasan dinding dari kayu yang memuat nama-nama keluarga Isna, mulai dari ayah, ibu, hingga adik bungsu Isna.
"Alamaak… !! Jadi nama bapak Isna, Isnen?" ujarnya pucat.
Ia mengingat bagaimana saat baru datang ke rumah Isna, namun memanggil-manggil nama Isnen. Akhirnya ia menyadari kenapa sejak tadi ibu Isna terlihat tidak menyukainya.(anf)