Sudah 135 Hektare Lahan Terbakar, Provinsi Riau Siaga Darurat Karhutla

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – RIAU siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhulta) terhitung Januari-Februari kemarin. Bahkan berdasarkan data yang ada, sudah 135,7 hektare lahan di Riau terbakar.

Untuk membuktikan keseriusan untuk penanganan karhutla di Riau, salah satu kabupaten sudah ditetapkan sebagai daerah status siaga darurat karhutla.

- Advertisement -

Kabupaten tersebut yaitu Kepulauan Meranti. Penetapan status siaga untuk kabupaten ini sudah disetujui oleh kepala daerah dan Forkopimda.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edy Afrizal mengatakan, awalnya sudah ada dua kabupaten di Riau yang mengusulkan penetapan status siaga darurat Karhutla tersebut. Yakni Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti, namun hingga saat ini baru Kabupaten Kepulauan Meranti yang sudah mengesahkan penetapan status siaga tersebut. "Kabupaten Kepulauan Meranti sudah menetapkan status siaga Karhutla, sementara itu Kabupaten Bengkalis masih proses. Karena itu tinggal menunggu satu daerah lagi untuk bisa menetapkan status siaga Karhutla level provinsi," katanya.

- Advertisement -

Edy Afrizal berharap, status siaga Karhutla di daerah lain yang sudah terjadi Karhutla agar cepat segera ditetapkan. Hal ini guna mengantisipasi lebih awal meluasnya Karhutla. Selain itu, hal tersebut juga akan menjadi pertimbangan bagi BPBD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk mengusulkan status yang sama kepada Gubernur Riau. "Dengan begitu, ketika terjadinya Karhutla, baik BPBD Riau mau pun kabupaten/kota sudah bisa menangani Karhutla bersama," sebutnya.

Tidak hanya soal anggaran, kata Edy Afrizal, personel dan peralatan dari pemerintah pusat bisa langsung membantu penanganan Karhutla di Riau. Termasuk juga helikopter untuk water boombing. "Jika sudah ditetapkan, akan menjadi dasar bagi Pemprov mengusulkan dan menetapkan status yang sama. Prosesnya sama, nanti kita usulkan kepada Gubernur Riau, melibatkan BMKG serta Forkopimda. Kalau sudah ditetapkan, pusat juga membantu. Sehingga penangannya pun lebih maksimal," jelas Edy.

Untuk diketahui, hingga saat ini  berdasarkan data dari BPBD Riau, luas lahan yang terbakar di Riau sejak 1 Januari 2022 hingga pekan kedua Februari sudah mencapai lebih kurang 135,71 hektare (Ha).

Karhutla paling luas ditemukan di Kabupaten Bengkalis dengan luas lahan 64 ha. Kemudian Pelalawan 22,2 ha, Inhil 22 ha, Meranti dan Kampar masing-masing 6 ha,Dumai 4,6 ha, Siak 4,28 ha, Pekanbaru 2,13 ha, serta di Inhu 0,5 ha.(esi)

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – RIAU siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhulta) terhitung Januari-Februari kemarin. Bahkan berdasarkan data yang ada, sudah 135,7 hektare lahan di Riau terbakar.

Untuk membuktikan keseriusan untuk penanganan karhutla di Riau, salah satu kabupaten sudah ditetapkan sebagai daerah status siaga darurat karhutla.

Kabupaten tersebut yaitu Kepulauan Meranti. Penetapan status siaga untuk kabupaten ini sudah disetujui oleh kepala daerah dan Forkopimda.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edy Afrizal mengatakan, awalnya sudah ada dua kabupaten di Riau yang mengusulkan penetapan status siaga darurat Karhutla tersebut. Yakni Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti, namun hingga saat ini baru Kabupaten Kepulauan Meranti yang sudah mengesahkan penetapan status siaga tersebut. "Kabupaten Kepulauan Meranti sudah menetapkan status siaga Karhutla, sementara itu Kabupaten Bengkalis masih proses. Karena itu tinggal menunggu satu daerah lagi untuk bisa menetapkan status siaga Karhutla level provinsi," katanya.

Edy Afrizal berharap, status siaga Karhutla di daerah lain yang sudah terjadi Karhutla agar cepat segera ditetapkan. Hal ini guna mengantisipasi lebih awal meluasnya Karhutla. Selain itu, hal tersebut juga akan menjadi pertimbangan bagi BPBD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk mengusulkan status yang sama kepada Gubernur Riau. "Dengan begitu, ketika terjadinya Karhutla, baik BPBD Riau mau pun kabupaten/kota sudah bisa menangani Karhutla bersama," sebutnya.

Tidak hanya soal anggaran, kata Edy Afrizal, personel dan peralatan dari pemerintah pusat bisa langsung membantu penanganan Karhutla di Riau. Termasuk juga helikopter untuk water boombing. "Jika sudah ditetapkan, akan menjadi dasar bagi Pemprov mengusulkan dan menetapkan status yang sama. Prosesnya sama, nanti kita usulkan kepada Gubernur Riau, melibatkan BMKG serta Forkopimda. Kalau sudah ditetapkan, pusat juga membantu. Sehingga penangannya pun lebih maksimal," jelas Edy.

Untuk diketahui, hingga saat ini  berdasarkan data dari BPBD Riau, luas lahan yang terbakar di Riau sejak 1 Januari 2022 hingga pekan kedua Februari sudah mencapai lebih kurang 135,71 hektare (Ha).

Karhutla paling luas ditemukan di Kabupaten Bengkalis dengan luas lahan 64 ha. Kemudian Pelalawan 22,2 ha, Inhil 22 ha, Meranti dan Kampar masing-masing 6 ha,Dumai 4,6 ha, Siak 4,28 ha, Pekanbaru 2,13 ha, serta di Inhu 0,5 ha.(esi)

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya