Selasa, 26 November 2024
spot_img

Minyak Goreng Subsidi Masih Sulit Ditemukan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Minyak goreng kemasan yang dijual dengan harga subsidi Rp28.000 per dua liter masih sulit ditemukan di sejumlah ritail dan toko swalayan di Kota Pekanbaru.

Pantuaan Riau Pos kemarin, di tiga ritail di Jalan Delima, Kecamatan Bina Widya, Jalan Kamaruddin Nasution Kecamatan Bukit Raya dan Jalan Jenderal Sudirman, tampak rak di dalam ritail kosong dari produk minyak goreng kemasan subsidi. Ada beberapa minyak goreng kemasan di pajang, namun dengan harga jual yang lebih tinggi.

Salah seorang karyawan ritail yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa pasokan minyak goreng kemasan sudah habis selama beberapa hari terakhir akibat belum dikirimnya produk minyak goreng kemasan tersebut dari pihak distributor.

"Pasokan belum ada. Sudah tiga hari belum dikirim sama distributor, makanya kosong," kata dia.

Hal yang sama juga terjadi di Pasar Dupa. Di pasar tradisional ini hanya sebagian pedagang yang masih menjual produk minyak goreng kemasan dan eceran dengan harga yang mulai mengalami penurunan.

Meskipun tidak terlalu signifikan, namun penurunan harga tersebut disambut oleh masyarakat. Tetapi stok minyak goreng kemasan di pasar ini juga tidak terlalu banyak, dan dalam beberapa hari kedepan diprediksi akan habis dan kembali sulit ditemui.

"Harganya memang sudah mulai turun. Kalau dulu kita jual ukuran 2 liter itu seharga Rp39.000 sekarang sudah turun jadi Rp35.000. Cuma sekarang ini barangnya yang tidak ada. Sudah dua pekan distributor tidak mengirim minyak goreng itu ke kami lagi," kata Indra, salah seorang pedagang Pasar Dupa.

Baca Juga:  Banyak Pengendara Lawan Arus dan Pak Ogah

Dirinya berharap pemerintah bisa segera menekan para distributor untuk mendistribusikan produk minyak goreng kemasan tersebut, karena banyak masyarakat yang sudah kebingungan mencari keberadaan minyak goreng kemasan tersebut.

"Ya kalau bisa harganya dikembalikan lagi stabil, dan stoknya juga dipenuhi. Biar nggak ada yang merasa dirugikan," katanya.

Namun hal berbeda terlihat di Pasar Cik Puan. Di sini, pedagang sembako menjual minyak goreng kemasan dengan harga yang telah disubsidi. Salah seorang pedagang Yadwar mengaku produk minyak goreng kemasan yang dijual bukanlah produk minyak goreng dari merek terkenal sehingga banyak masyarakat yang merasa ragu untuk membelinya.

"Harga sudah normal. Kami pun cuma bisa ambil keuntungan sedikit. Tapi karena mereknya bukan yang biasa dipakai sama masyarakat makanya tidak terlalu ramai yang beli, "ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, untuk kuota pasokan minyak goreng masih tetap sama, bahkan belum ada perubahan kuota pasca penetapan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng.

Dirinya juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying terhadap minyak goreng. Mereka sebaiknya membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhan meski ada minyak goreng HET.

Baca Juga:  Pengungsi Rohingya Mulai Dipindahkan ke Pekanbaru

"Pasokan ada, tapi karena masyarakat panik saat membeli minyak goreng atau membeli dalam jumlah banyak secara serentak," kata dia.

DPRD Sarankan Sidak Gudang

Sementara itu, masih sulitnya warga mendapatkan minyak goreng subsidi menjadi perhatian serius anggota DPRD Kota Pekanbaru. Pemko Pekanbaru melalui OPD terkait bersama tim diminta mencari solusi serta bergerak cepat melakukan sidak gudang-gudang distributor minyak goreng.

"Tentu kami minta pemko segera mencarikan solusi atas kelangkaan minyak goreng ini karena warga sudah sangat kesulitan untuk mendapatkannya," tegas Wakil Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru Hj Arwinda Gusmalina, Senin (21/2).

Sidak yang dimaksud ialah, harus dilakukan di seluruh pergudangan tanpa tebang pilih. "Harus melibatkan aparat kepolisian serta pihak terkait lainnya," sarannya.

Arwinda juga minta pemko membuat posko pengaduan, untuk menerima keluhan masyarakat. "Ini harus benar-benar dibuktikan, sisir sampai tuntas. Jangan hanya seremonial saja. Karena sampai sekarang kita lihat, belum ada action apapun dari pemko," ungkapnya.

Disampaikannya, sidak ini perlu dilakukan menyusul temuan penimbunan 1,1 juta kg minyak goreng di sebuah gudang di Deliserdang, Sumut. "Bisa saja terjadi di Pekanbaru. Sebaiknya pemerintah meningkatkan pengawasan minyak goreng ini. Kalau perlu sesering mungkin melakukan sidak di pasar modern dan tradisional," pintanya.(ayi/gus/yls)

Laporan TIM RIAU POS, Kota

 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Minyak goreng kemasan yang dijual dengan harga subsidi Rp28.000 per dua liter masih sulit ditemukan di sejumlah ritail dan toko swalayan di Kota Pekanbaru.

Pantuaan Riau Pos kemarin, di tiga ritail di Jalan Delima, Kecamatan Bina Widya, Jalan Kamaruddin Nasution Kecamatan Bukit Raya dan Jalan Jenderal Sudirman, tampak rak di dalam ritail kosong dari produk minyak goreng kemasan subsidi. Ada beberapa minyak goreng kemasan di pajang, namun dengan harga jual yang lebih tinggi.

- Advertisement -

Salah seorang karyawan ritail yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa pasokan minyak goreng kemasan sudah habis selama beberapa hari terakhir akibat belum dikirimnya produk minyak goreng kemasan tersebut dari pihak distributor.

"Pasokan belum ada. Sudah tiga hari belum dikirim sama distributor, makanya kosong," kata dia.

- Advertisement -

Hal yang sama juga terjadi di Pasar Dupa. Di pasar tradisional ini hanya sebagian pedagang yang masih menjual produk minyak goreng kemasan dan eceran dengan harga yang mulai mengalami penurunan.

Meskipun tidak terlalu signifikan, namun penurunan harga tersebut disambut oleh masyarakat. Tetapi stok minyak goreng kemasan di pasar ini juga tidak terlalu banyak, dan dalam beberapa hari kedepan diprediksi akan habis dan kembali sulit ditemui.

"Harganya memang sudah mulai turun. Kalau dulu kita jual ukuran 2 liter itu seharga Rp39.000 sekarang sudah turun jadi Rp35.000. Cuma sekarang ini barangnya yang tidak ada. Sudah dua pekan distributor tidak mengirim minyak goreng itu ke kami lagi," kata Indra, salah seorang pedagang Pasar Dupa.

Baca Juga:  Banyak Pengendara Lawan Arus dan Pak Ogah

Dirinya berharap pemerintah bisa segera menekan para distributor untuk mendistribusikan produk minyak goreng kemasan tersebut, karena banyak masyarakat yang sudah kebingungan mencari keberadaan minyak goreng kemasan tersebut.

"Ya kalau bisa harganya dikembalikan lagi stabil, dan stoknya juga dipenuhi. Biar nggak ada yang merasa dirugikan," katanya.

Namun hal berbeda terlihat di Pasar Cik Puan. Di sini, pedagang sembako menjual minyak goreng kemasan dengan harga yang telah disubsidi. Salah seorang pedagang Yadwar mengaku produk minyak goreng kemasan yang dijual bukanlah produk minyak goreng dari merek terkenal sehingga banyak masyarakat yang merasa ragu untuk membelinya.

"Harga sudah normal. Kami pun cuma bisa ambil keuntungan sedikit. Tapi karena mereknya bukan yang biasa dipakai sama masyarakat makanya tidak terlalu ramai yang beli, "ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, untuk kuota pasokan minyak goreng masih tetap sama, bahkan belum ada perubahan kuota pasca penetapan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng.

Dirinya juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying terhadap minyak goreng. Mereka sebaiknya membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhan meski ada minyak goreng HET.

Baca Juga:  Berkas Dua Tersangka Kasus Sabu Rampung

"Pasokan ada, tapi karena masyarakat panik saat membeli minyak goreng atau membeli dalam jumlah banyak secara serentak," kata dia.

DPRD Sarankan Sidak Gudang

Sementara itu, masih sulitnya warga mendapatkan minyak goreng subsidi menjadi perhatian serius anggota DPRD Kota Pekanbaru. Pemko Pekanbaru melalui OPD terkait bersama tim diminta mencari solusi serta bergerak cepat melakukan sidak gudang-gudang distributor minyak goreng.

"Tentu kami minta pemko segera mencarikan solusi atas kelangkaan minyak goreng ini karena warga sudah sangat kesulitan untuk mendapatkannya," tegas Wakil Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru Hj Arwinda Gusmalina, Senin (21/2).

Sidak yang dimaksud ialah, harus dilakukan di seluruh pergudangan tanpa tebang pilih. "Harus melibatkan aparat kepolisian serta pihak terkait lainnya," sarannya.

Arwinda juga minta pemko membuat posko pengaduan, untuk menerima keluhan masyarakat. "Ini harus benar-benar dibuktikan, sisir sampai tuntas. Jangan hanya seremonial saja. Karena sampai sekarang kita lihat, belum ada action apapun dari pemko," ungkapnya.

Disampaikannya, sidak ini perlu dilakukan menyusul temuan penimbunan 1,1 juta kg minyak goreng di sebuah gudang di Deliserdang, Sumut. "Bisa saja terjadi di Pekanbaru. Sebaiknya pemerintah meningkatkan pengawasan minyak goreng ini. Kalau perlu sesering mungkin melakukan sidak di pasar modern dan tradisional," pintanya.(ayi/gus/yls)

Laporan TIM RIAU POS, Kota

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari