JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Di kamar baby ada air conditioner (AC)? Orang tua perlu tahu berapa suhu AC yang ideal untuk istirahat si kecil. Sebab, ketika suhu ruangan terlalu panas atau dingin, itu bisa memicu sudden infant death syndrome (SIDS), lho.
Dokter Benny Herlianto MBiomed SpA menuturkan, suhu yang ideal akan membuat seseorang lebih nyaman ketika tidur. Tidak terkecuali anak. Terutama saat anak masih berusia bayi.
Menurut dia, bayi berpotensi mengalami masalah biang keringat apabila suhu kamar terlalu panas, terutama area leher yang memiliki kelenjar keringat lebih banyak. Selain mengakibatkan bayi tidak nyaman dan biang keringat, suhu yang terlalu panas akan meningkatkan potensi timbulnya ruam kulit akibat infeksi jamur.
Dokter Benny menyatakan, sebetulnya yang paling ditakutkan ketika suhu tidak diatur dengan baik adalah munculnya SIDS. ’’Kalau di negara dengan empat musim, suhu ideal biasanya berkisar 20–22 derajat Celsius (suhu AC, Red). Sedangkan di Indonesia yang beriklim tropis, suhu ideal berkisar 22–26 derajat Celsius,’’ papar dokter yang berpraktik di RS Mayapada Hospital Surabaya.
Alumnus Program Spesialis Ilmu Kesehatan Anak dan Program Magister Program Studi Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu menyebutkan, karena Indonesia beriklim tropis, masyarakat terbiasa beraktivitas dengan suhu ruangan yang lebih panas.
Hal itu berbeda lagi jika bayi prematur. Benny menyampaikan, ada terapi suhu khusus untuk bayi prematur. Bayi prematur akan diletakkan di inkubator dengan suhu 33–35 derajat Celsius karena kemampuan adaptasi suhu pada bayi prematur tersebut belum sempurna. Pada bayi cukup bulan yang lahir secara normal, bayi bisa beradaptasi di suhu ruangan biasa. Biasanya, suhu yang dibutuhkan 26–28 derajat Celsius.
Di dalam perut ibu, bayi terbiasa pada suhu sesuai dengan suhu tubuh si ibu sehingga ketika baru lahir biasanya bayi merasa lebih nyaman berada pada suhu ruangan yang lebih hangat. ’’Begitu lahir, bayi beradaptasi lagi dengan suhu ruangan yang ada,’’ ucap Benny.
Lantas, bagaimana jika suhu di kamar terlampau dingin. Misalnya, suhu AC diturunkan menjadi 18 derajat dan bayi mengenakan pakaian yang tidak cukup hangat. Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi berpotensi mengalami hipotermia.
Hindari Terlalu Panas dan Dingin
dr Areta Idarto SpA menuturkan, pengaturan suhu pendingin ruangan sangat penting, terutama bagi bayi baru lahir. Sebab, bayi baru lahir masih memiliki sedikit lemak tubuh dan mudah mengalami penurunan suhu tubuh. Menurut dia, suhu pendingin ruangan tentu bergantung pada luas kamar, berapa banyak orang atau barang dalam kamar, cuaca di luar rumah, serta preferensi kenyamanan. ”Jika terlalu dingin, bayi dengan cepat kehilangan panas tubuh sehingga suhu tubuh dapat turun dan membahayakan sistem tubuh bayi secara keseluruhan,” terangnya.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra itu menyarankan, sebaiknya arah udara AC tidak langsung mengenai bagian tubuh bayi atau anak secara langsung. Hal itu pun berlaku pada semua orang secara umum. Tidak ada rekomendasi durasi tertentu dalam pemakaian AC.
Di negara tropis jika menggunakan AC pada musim kemarau, aturlah pada suhu yang nyaman. Anda bisa mengenakan selimut tipis dan kaus kaki tipis. Saat memasuki musim hujan, suhu pendingin perlu disesuaikan lagi. Begitu juga ketebalan selimut atau baju.
Areta mengingatkan peralihan suhu yang tiba-tiba dan drastis. Dokter yang berpraktik di RS Pura Raharja itu mengungkapkan, hal itu perlu dihindari. Baik dari dalam keluar ruangan, dari dalam keluar rumah, maupun dari dalam mobil keluar mobil dan sebaliknya.
Cara Mengecek Anak Nyaman dengan Suhu di Kamar
Penting sekali mengecek anak nyaman atau tidak dengan suhu di kamar. Tujuannya, anak akan lebih nyaman ketika istirahat. Bagaimana caranya?
– Anak banyak gerak. Bisa jadi, anak merasa kepanasan. Selain itu, saat suhu kamar terlalu panas, anak akan menangis atau rewel.
– Cek di bagian dada atau leher belakang. Jika tangan dan kaki lebih dingin daripada dada atau leher belakang, suhu tubuh anak normal.
– Apabila dada serta leher belakang panas atau muncul keringat, bisa jadi anak merasa sedikit panas. Orang tua bisa melepaskan satu lapisan pakaian anak. Hal itu bertujuan membuat tubuh anak lebih sejuk.
Bagaimana jika Muncul Biang Keringat?
Tenang, tidak perlu bingung. Ada beberapa cara untuk mengatasi biang keringat.
– Ganti pakaian anak dengan bahan yang lebih tipis. Hindari menggunakan pakaian yang berbahan tebal dan harus menyerap keringat.
– Selain pakaian berbahan tebal, jangan kenakan pakaian berbahan kain sintetis seperti poliester dan nilon. Coba kenakan pakaian berbahan katun.
– Pilih ukuran pakaian yang tidak sempit.
– Perhatikan kebutuhan air dan potong kuku anak. Sebab, dikhawatirkan ketika anak merasa gatal, anak akan menggaruk. Hal itu berpotensi menimbulkan luka.
– No bedak tabur. Sebab, bedak tabur akan menutup pori-pori dan menimbulkan gangguan pernapasan. Orang tua bisa menggunakan obat biang keringat yang menggunakan 1 persen hidrokortison.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman