JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ambisi RANS Cilegon FC untuk berlaga di Liga 1 tinggal selangkah lagi. Syaratnya, tim milik Raffi Ahmad itu harus bisa menyingkirkan PSIM Jogjakarta pada laga semifinal Senin (27/12) ini. Raffi pun tak menyangka timnya bisa melaju hingga semifinal.
"Awalnya kami dipandang sebelah mata oleh banyak pihak karena memang RANS Cilegon memulai semuanya dari baru, dari nol," kata Raffi. "Kita rombak full pemain, pelatih, meski kita akuisisi Cilegon United, tapi kita rombak dari nol lagi," imbuhnya.
Raffi menjelaskan, target awal tim memang bukan prestasi. Tapi lebih ke pembinaan pemain sekaligus belajar terkait infrastruktur dan me-manage bola dengan baik. "Tapi, alhamdulillah dengan kehendak Allah SWT. Saya apresiasi seluruh pemain, pelatih tim, semuanya. Mereka lakukan maksimal dan kami masuk semifinal," ujarnya.
RANS memang dianggap kuda hitam. Namun, mereka tak minder. "Kami buktikan bahwa bisa dan layak masuk ke Liga 1 dan semangat tim lebih kompak," ucapnya.
Suami Nagita Slavina itu menegaskan, pihaknya bakal mengucurkan bonus bagi pemain dan pelatih. Terlebih ketika bisa memastikan lolos ke Liga 1 dan juara. Ya, andai bisa mengalahkan PSIM, RANS dipastikan bakal lolos ke Liga 1. "Pastinya ada apresiasi dan bonus dari saya dan manajemen," sebutnya.
Sementara itu, pelatih RANS Cilegon FC Rahmad Darmawan tak merasa diuntungkan dengan waktu recovery timnya yang lebih banyak ketimbang lawan. "Masa recovery tiga hari seperti PSIM sangat ideal, sama saja dengan empat hari. Kalau dua dan tiga hari, baru akan ada bedanya. Jadi, nggak ada keuntungan soal tersebut," beber Rahmad.
Sebaliknya, PSIM mewaspadai faktor kelelahan jelang pertemuan melawan RANS di Stadion Pakansari, Cibinong. Manajer PSIM Farabi Firdausy menyatakan, secara jadwal, mulai delapan besar sampai semifinal dan final benar-benar tidak ideal.
"Karena sangat berdekatan dan menguras energi pemain," ujarnya saat dihubungi JPG, kemarin.
Selain itu, perpindaahan venue dari Stadion Wibawa Mukti ke Stadion Pakansari disebutnya makin menguras energi. "Karena jarak waktunya berdekatan," ujarnya.(zed)
Laporan JPG, Jakarta