Selasa, 26 November 2024
spot_img

Ajarkan Siswa untuk Kelola Sampah Rumah Tangga Menjadi Lebih Bermanfaat

(RIAUPOS.CO) – PULUHAN kerajinan tangan dipajang di lemari kaca transparan. Terlihat berbagai hasil kreativitas terbuat dari berbagai macam bahan, mulai dari sendok makan, kertas bekas, plastik kemasan produk, rotan, sabut kelapa, dan lain-lain.

Kerajinan-kerajinan tersebut merupakan hasil dari inovasi dan kreativitas siswa SMAN 5 Pekanbaru. Guru Prakarya dan Kewirausahaan (Pkwu) SMAN 5 Pekanbaru Atismita dan Vina Pertamasari bercerita, sekolah ini mengajarkan siswa-siswanya untuk belajar berwirausaha, salah satunya dengan memanfaatkan limbah rumah tangga untuk dibuat kerajinan tangan.

"Di sini mata pelajaran prakarya itu ada olahan makanan dan kerajinan, seperti kerajinan limbah rumah tangga, selain mengurangi sampah rumah tangga, juga akan menjadikannya bernilai jual," kata Atismita.

Untuk pengajarannya, Atismita menuturkan pihaknya mengarahkan siswa untuk membuat kerajinan dengan tema-tema tertentu. Siswa juga diizinkan untuk mengeksplorasi kreativitas dan inovasi, serta dapat mencari inspirasi dari berbagai sumber, seperti dari internet, pustaka, pengamatan lingkungan, dan lain-lain. ’’Kami juga mendatangkan narasumber secara langsung, untuk mengajarkan siswa di sini," ucapnya, Sabtu (13/11).

Baca Juga:  Pesinetron Cantik Emily Young Putuskan Berhenti dari Dunia Hiburan

Atismita mengatakan, karya-karya yang dibuat dari limbah rumah tangga seperti, sampah plastik yang diolah menjadi sendal, kotak pensil, pot bunga, dan berbagai karya lainnya. "Ada juga untuk hiasan yang semakin menambah estetika," tuturnya.

Selain itu, siswa juga diajarkan teori tentang peluang usaha, mulai dari produksi, hingga pemasaran. Sekolah juga aktif mempromosikan karya-karya siswanya melalui berbagai kegiatan di sekolah. "Di sini juga dipajang, kalau nanti terjual, selagi anaknya masih di sini, uangnya akan dikembalikan ke anak, karena bagaimana pun juga ini adalah modal pribadi. Siswa lain juga dapat membeli karya temannya melalui warung jujur yang tersedia di sekolah," ucapnya.

Dikatakan Atismita, dengan belajar prakarya selama sekolah, siswa juga akan mendapat keterampilan, serta pengetahuan untuk memanfaatkan limbah rumah tangga dengan menjadikannya suatu kerajinan yang dapat meningkatkan ekonomi. Diharapkan, setalah terjun ke masyarakat atau setelah lulus sekolah, bekal yang didapatkan oleh siswa dapat dimanfaatkan dengan baik.  "Harapan kami, setelah belajar ini mudah-mudahan mereka bisa mengurangi limbah dan menjadikannya sumber penghasilan serta menjadi wirausahawan yang andal, mandiri, serta jujur," tuturnya.

Baca Juga:  KPK Panggil Nurhadi dan Menantunya Terkait Mafia Perkara MA

Dijelaskan Atismita, di SMAN 5 Pekanbaru siswa-siswa diajarkan secara bertahap. Untuk kelas X, siswa diajarkan memanfaatkan limbah tekstil, kemudian kelas XI limbah kertas, dan kelas XII diajarkan mengolah limbah rumah tangga.

Dengan belajar kerajinan tangan dan berwirausaha, menurut Atismita, siswa akan menghasilkan kreativitas yang berkualitas dan memiliki nilai jual.  Ia juga menunjukkan karya-karya siswanya, selain dipajang beberapa di antaranya juga dimanfaatkan untuk menambah fasilitas sekolah. Seperti kursi yang terbuat dari botol plastik, di dalam botol ini telah diisi dengan sampah-sampah plastik yang dipotong kecil-kecil dan diletakkan dengan padat di dalam botol. (ali)

 

Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru

(RIAUPOS.CO) – PULUHAN kerajinan tangan dipajang di lemari kaca transparan. Terlihat berbagai hasil kreativitas terbuat dari berbagai macam bahan, mulai dari sendok makan, kertas bekas, plastik kemasan produk, rotan, sabut kelapa, dan lain-lain.

Kerajinan-kerajinan tersebut merupakan hasil dari inovasi dan kreativitas siswa SMAN 5 Pekanbaru. Guru Prakarya dan Kewirausahaan (Pkwu) SMAN 5 Pekanbaru Atismita dan Vina Pertamasari bercerita, sekolah ini mengajarkan siswa-siswanya untuk belajar berwirausaha, salah satunya dengan memanfaatkan limbah rumah tangga untuk dibuat kerajinan tangan.

- Advertisement -

"Di sini mata pelajaran prakarya itu ada olahan makanan dan kerajinan, seperti kerajinan limbah rumah tangga, selain mengurangi sampah rumah tangga, juga akan menjadikannya bernilai jual," kata Atismita.

Untuk pengajarannya, Atismita menuturkan pihaknya mengarahkan siswa untuk membuat kerajinan dengan tema-tema tertentu. Siswa juga diizinkan untuk mengeksplorasi kreativitas dan inovasi, serta dapat mencari inspirasi dari berbagai sumber, seperti dari internet, pustaka, pengamatan lingkungan, dan lain-lain. ’’Kami juga mendatangkan narasumber secara langsung, untuk mengajarkan siswa di sini," ucapnya, Sabtu (13/11).

- Advertisement -
Baca Juga:  Tak Perlu Kembangkan Vaksin Baru Khusus Omicron

Atismita mengatakan, karya-karya yang dibuat dari limbah rumah tangga seperti, sampah plastik yang diolah menjadi sendal, kotak pensil, pot bunga, dan berbagai karya lainnya. "Ada juga untuk hiasan yang semakin menambah estetika," tuturnya.

Selain itu, siswa juga diajarkan teori tentang peluang usaha, mulai dari produksi, hingga pemasaran. Sekolah juga aktif mempromosikan karya-karya siswanya melalui berbagai kegiatan di sekolah. "Di sini juga dipajang, kalau nanti terjual, selagi anaknya masih di sini, uangnya akan dikembalikan ke anak, karena bagaimana pun juga ini adalah modal pribadi. Siswa lain juga dapat membeli karya temannya melalui warung jujur yang tersedia di sekolah," ucapnya.

Dikatakan Atismita, dengan belajar prakarya selama sekolah, siswa juga akan mendapat keterampilan, serta pengetahuan untuk memanfaatkan limbah rumah tangga dengan menjadikannya suatu kerajinan yang dapat meningkatkan ekonomi. Diharapkan, setalah terjun ke masyarakat atau setelah lulus sekolah, bekal yang didapatkan oleh siswa dapat dimanfaatkan dengan baik.  "Harapan kami, setelah belajar ini mudah-mudahan mereka bisa mengurangi limbah dan menjadikannya sumber penghasilan serta menjadi wirausahawan yang andal, mandiri, serta jujur," tuturnya.

Baca Juga:  Warga Berharap Sudin Lanjutkan Pembangunan Rohil

Dijelaskan Atismita, di SMAN 5 Pekanbaru siswa-siswa diajarkan secara bertahap. Untuk kelas X, siswa diajarkan memanfaatkan limbah tekstil, kemudian kelas XI limbah kertas, dan kelas XII diajarkan mengolah limbah rumah tangga.

Dengan belajar kerajinan tangan dan berwirausaha, menurut Atismita, siswa akan menghasilkan kreativitas yang berkualitas dan memiliki nilai jual.  Ia juga menunjukkan karya-karya siswanya, selain dipajang beberapa di antaranya juga dimanfaatkan untuk menambah fasilitas sekolah. Seperti kursi yang terbuat dari botol plastik, di dalam botol ini telah diisi dengan sampah-sampah plastik yang dipotong kecil-kecil dan diletakkan dengan padat di dalam botol. (ali)

 

Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari