Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Periuk Kera Jadikan Negeri Junjungan Ternama

Arboretum Gambut di Sungai Pakning merupakan konservasi keanekaragaman hayati dimiliki masyarakat bersama PT Pertamina. Di arboretum ini berbagai jenis kantong semar atau periuk kera bisa ditemui bahkan yang langka sekalipun. Kelangkaan periuk kera ini membuat Negeri Junjungan dan PT Pertamina ikut ternama di mata negara.

Laporan ERWAN SANI, Sungai Pakning

Aboretum gambut merupakan salah satu  wilayah konservasi keanekaragaman hayati yang dimiliki masyarakat bekerjasama dengan PT Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning.

Kehadiran konservasi ini menyelamatkan flora dan fauna yang masih selamat dari ganasnya kebakaran hutan dan lahan di Riau, khususnya di Kecamatan Bukitbatu, Bengkalis. Di lahan hutan yang selamat inilah diinisiasi untuk melakukan  konservasi  flora dan fauna khas gambut.

Di lahan seluas 1,1 hektare di Kelurahan Sungai Pakning, Dusun Kampung Jawa, Kecamatan Bukitbatu,  bersama masyarakat peduli api dan Koperasi  Tani Tunas Makmur melakukan konservasi tanaman endemik gambut seperti kantong semar (Nepenthes sp) atau akrab bagi warga pesisir dengan nama periuk kera. Selain itu juga fauna Simpai Hitam (presbytis melalophus sumateranus) dengan status endangered.

Namun kebahagaian terasa ketika ada sepsies kantong semar di lahan konservasi itu, yaitu spesies Nepenthes spectabilis (vurnerable) dan Nepenthes Sumatrana (critically endangered).

Untuk itu, sepekan lalu berkesempatan untuk turun melihat flora bernama periuk kera atau kantong semar ini. Jadi, bicara tentang periuk kera atau kantong semar atau Nephentes terbayang akan tumbuhan berkantong berisi air dan pemakan serangga. Makanya tumbuhan ini karnivora, pemangsa serangga dan hewan-hewan kecil. Sebagian besar kantong semar banyak tumbuh di daerah tanah gambut dengan berbagai jenis.

Namun periuk kera ini tumbuhan yang sangat unik dan dilindungi. Di Riau, kantong semar atau periuk kera ini sebenarnya bisa saja ditemui di banyak tempat tapi karena ketidaktahuan masyarakat tumbuhan karnivora terancam kelestariannya.

Baca Juga:  3 Kloter Jemaah Haji Riau Sudah di Madinah

Risau akan kelistariannya tumbuhan ini dan berbagai pohon hutan lainnya, pelopor Arboretum Sadikin bersama teman-teman terpikir untuk melestarikan tanaman itu dari lahan sisa kebakaran.

Dirinya sebagai penggagas Arboretum Gambut Sadikin mengatakan, lahirnya pusat pendidikan, penelitian juga wisata gambut di Provinsi Riau ini bermula dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sungai Pakning di tahun 2014 -2015. 

‘’Alhamdulillah saat itu  terdapat lahan seluas 1,1 hektare  yang tidak terbakar dan masih banyak tumbuhan hutan di dalamnya,’’ jelas Sadikin.

Menurut dia, Arboretum Gambut di Sungai Pakning fokus dijadikan tempat melestarikan kantong semar. 

‘’Di tempat ini, ada sekitar tujuh spesies kantong semar atau periuk kera. Dua di antaranya berstatus dilindungi yakni Nephentes Sumatrana, Nephentes Spectabilis,’’ jelas Sadikin sambil memegang periuk kera atau kantong semar jenis Nephentes Sumatrana, Sabtu (16/10/2021).

Setelah beberapa menit, kemudian Sadikin mengajak menuju ke jenis kantong semar dilindungi lainnya. 

‘’Ini dia kantong semar dilingdungi juga. Jenis Nephentes Spectabilis,’’ jelasnya sambil kembali memegang flora dilindungi itu.

Saat itu Sadikin sambil memegang kantong semar bercerita, kalau lahan yang dikelola dan saat ini menjadi surga jenis periuk kera atau kantong semar tersebut juga memiliki biodiversitas khas gambut lainnya. Di antaranya seperti meranti, mentangor, gaharu, geronggang dan gelam. 

‘’Berbagai jenis kantong semar atau periuk kera (nephentes) ini, menggerakan hati masyarakat untuk menjaga kelestarian ekosistem lahan ini melalui kegiatan konservasi secara mandiri,” kata Sadikin di depan pengunjung saat itu ikut sibuk mengabadikan foto bersama periuk kera saat itu.

Baca Juga:  Natasha Wilona Borong Piala

Sadikin saat bersyukur karena di Arboretum Gambut saat ini sudah hadir  fasilitas penunjang seperti saung edukasi, rumah bibit dan musala  sehingga saat ini minat masyarakat untuk mengatahui keanekaragaman hayati di sekitar sudah bisa.

Bahkan saat ini, para peneliti dari berbagai perguruan tinggi atau universitas di Indonesia telah hadir di Arboretum Gambut di Dusun Jawa, Kelurahan Sungai Pakning itu. Bahkan dari perguruan tinggi pertanian terkemuka di Indonesia seperi IPB juga melakukan penelitian tentang kantong semar langka di sini. 

‘’Berbulan juga mereka di sini kemarin,’’ jelasnya sambil menyusuri jalan setapak menuju dari satu rimbunan jenis kantong semar ke kantong semar lainnya.

Tidak hanya di luar Sumatera, dari Unri, UIR dan juga Polbeng juga melakukan penelitian dan peninjauan langsung terkait kantong semar ini. Dengan ramainya kunjungan ini diharapkan pengembangan arboretum gambut ini makin mudah. Terutama mengembang biakan rumpun yang ada.

Sadikin juga sempat menceritakan saat ini di Arboretum sudah ada penggabungan jenis kantong semar. 

‘’Jadi dalam sekantong bisa gabungan dua jenis, terutama warna dan coraknya,’’ jelasnya sambil memegang kantong semar gabungan dari dua jenis yang ada di Arboretum Gambut.

Berada di kawasan Arboretum Gambut 1,1 hektare ini terasa di berada di tengah hutan belantara. Suasana teduh dan udara segar. Saat berada di Arboretum juga berkesempatan mencicipi air gambut yang sejuk dan menyegarkan tenggorokan.

Kini tempat wisata, pendidikan dan penelitian itu itu telah menjadi lokasi konservasi tanaman khas gambut serta pembibitan Kantong Semar. Kawasan konservasi di Kecamatan Bukitbatu ini menjadi lokasi tujuan outbond sekolah dengan materi Pendidikan Cinta Lingkungan Dini dan Pengenalan Ekosistem Gambut.

 

Arboretum Gambut di Sungai Pakning merupakan konservasi keanekaragaman hayati dimiliki masyarakat bersama PT Pertamina. Di arboretum ini berbagai jenis kantong semar atau periuk kera bisa ditemui bahkan yang langka sekalipun. Kelangkaan periuk kera ini membuat Negeri Junjungan dan PT Pertamina ikut ternama di mata negara.

Laporan ERWAN SANI, Sungai Pakning

- Advertisement -

Aboretum gambut merupakan salah satu  wilayah konservasi keanekaragaman hayati yang dimiliki masyarakat bekerjasama dengan PT Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning.

Kehadiran konservasi ini menyelamatkan flora dan fauna yang masih selamat dari ganasnya kebakaran hutan dan lahan di Riau, khususnya di Kecamatan Bukitbatu, Bengkalis. Di lahan hutan yang selamat inilah diinisiasi untuk melakukan  konservasi  flora dan fauna khas gambut.

- Advertisement -

Di lahan seluas 1,1 hektare di Kelurahan Sungai Pakning, Dusun Kampung Jawa, Kecamatan Bukitbatu,  bersama masyarakat peduli api dan Koperasi  Tani Tunas Makmur melakukan konservasi tanaman endemik gambut seperti kantong semar (Nepenthes sp) atau akrab bagi warga pesisir dengan nama periuk kera. Selain itu juga fauna Simpai Hitam (presbytis melalophus sumateranus) dengan status endangered.

Namun kebahagaian terasa ketika ada sepsies kantong semar di lahan konservasi itu, yaitu spesies Nepenthes spectabilis (vurnerable) dan Nepenthes Sumatrana (critically endangered).

Untuk itu, sepekan lalu berkesempatan untuk turun melihat flora bernama periuk kera atau kantong semar ini. Jadi, bicara tentang periuk kera atau kantong semar atau Nephentes terbayang akan tumbuhan berkantong berisi air dan pemakan serangga. Makanya tumbuhan ini karnivora, pemangsa serangga dan hewan-hewan kecil. Sebagian besar kantong semar banyak tumbuh di daerah tanah gambut dengan berbagai jenis.

Namun periuk kera ini tumbuhan yang sangat unik dan dilindungi. Di Riau, kantong semar atau periuk kera ini sebenarnya bisa saja ditemui di banyak tempat tapi karena ketidaktahuan masyarakat tumbuhan karnivora terancam kelestariannya.

Baca Juga:  Hari Ini JCH Indonesia Bertolak ke Makkah

Risau akan kelistariannya tumbuhan ini dan berbagai pohon hutan lainnya, pelopor Arboretum Sadikin bersama teman-teman terpikir untuk melestarikan tanaman itu dari lahan sisa kebakaran.

Dirinya sebagai penggagas Arboretum Gambut Sadikin mengatakan, lahirnya pusat pendidikan, penelitian juga wisata gambut di Provinsi Riau ini bermula dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sungai Pakning di tahun 2014 -2015. 

‘’Alhamdulillah saat itu  terdapat lahan seluas 1,1 hektare  yang tidak terbakar dan masih banyak tumbuhan hutan di dalamnya,’’ jelas Sadikin.

Menurut dia, Arboretum Gambut di Sungai Pakning fokus dijadikan tempat melestarikan kantong semar. 

‘’Di tempat ini, ada sekitar tujuh spesies kantong semar atau periuk kera. Dua di antaranya berstatus dilindungi yakni Nephentes Sumatrana, Nephentes Spectabilis,’’ jelas Sadikin sambil memegang periuk kera atau kantong semar jenis Nephentes Sumatrana, Sabtu (16/10/2021).

Setelah beberapa menit, kemudian Sadikin mengajak menuju ke jenis kantong semar dilindungi lainnya. 

‘’Ini dia kantong semar dilingdungi juga. Jenis Nephentes Spectabilis,’’ jelasnya sambil kembali memegang flora dilindungi itu.

Saat itu Sadikin sambil memegang kantong semar bercerita, kalau lahan yang dikelola dan saat ini menjadi surga jenis periuk kera atau kantong semar tersebut juga memiliki biodiversitas khas gambut lainnya. Di antaranya seperti meranti, mentangor, gaharu, geronggang dan gelam. 

‘’Berbagai jenis kantong semar atau periuk kera (nephentes) ini, menggerakan hati masyarakat untuk menjaga kelestarian ekosistem lahan ini melalui kegiatan konservasi secara mandiri,” kata Sadikin di depan pengunjung saat itu ikut sibuk mengabadikan foto bersama periuk kera saat itu.

Baca Juga:  Di Bawah Kepemimpinan Syamsuar-Edy, NTP Riau Terus Meningkat

Sadikin saat bersyukur karena di Arboretum Gambut saat ini sudah hadir  fasilitas penunjang seperti saung edukasi, rumah bibit dan musala  sehingga saat ini minat masyarakat untuk mengatahui keanekaragaman hayati di sekitar sudah bisa.

Bahkan saat ini, para peneliti dari berbagai perguruan tinggi atau universitas di Indonesia telah hadir di Arboretum Gambut di Dusun Jawa, Kelurahan Sungai Pakning itu. Bahkan dari perguruan tinggi pertanian terkemuka di Indonesia seperi IPB juga melakukan penelitian tentang kantong semar langka di sini. 

‘’Berbulan juga mereka di sini kemarin,’’ jelasnya sambil menyusuri jalan setapak menuju dari satu rimbunan jenis kantong semar ke kantong semar lainnya.

Tidak hanya di luar Sumatera, dari Unri, UIR dan juga Polbeng juga melakukan penelitian dan peninjauan langsung terkait kantong semar ini. Dengan ramainya kunjungan ini diharapkan pengembangan arboretum gambut ini makin mudah. Terutama mengembang biakan rumpun yang ada.

Sadikin juga sempat menceritakan saat ini di Arboretum sudah ada penggabungan jenis kantong semar. 

‘’Jadi dalam sekantong bisa gabungan dua jenis, terutama warna dan coraknya,’’ jelasnya sambil memegang kantong semar gabungan dari dua jenis yang ada di Arboretum Gambut.

Berada di kawasan Arboretum Gambut 1,1 hektare ini terasa di berada di tengah hutan belantara. Suasana teduh dan udara segar. Saat berada di Arboretum juga berkesempatan mencicipi air gambut yang sejuk dan menyegarkan tenggorokan.

Kini tempat wisata, pendidikan dan penelitian itu itu telah menjadi lokasi konservasi tanaman khas gambut serta pembibitan Kantong Semar. Kawasan konservasi di Kecamatan Bukitbatu ini menjadi lokasi tujuan outbond sekolah dengan materi Pendidikan Cinta Lingkungan Dini dan Pengenalan Ekosistem Gambut.

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari