Kamis, 19 September 2024

Tetap Lestari dengan Siak Hijau

Kabupaten Siak akan tetap lestari dengan mewujudkan Siak Hijau. Komitmen Bupati Siak Alfedri merealisasikannya dapat dilihat dari sejumlah upaya dan proses yang dilakukan.

Sebagai kabupaten yang memiliki kekayaan alam berupa kawasan gambut, tentu saja pengembangannya dengan restorasi tanpa merusak menjadi pilihan.

Demikian dikatakan Bupati Alfedri. Dia menjelaskan, 57 persen dari total wilayah Kabupaten Siak merupakan lahan gambut. 21 persen dari total lahan gambut tersebut menurutnya, memiliki kedalaman 5-12 meter.

Sementara luas kawasan hutan alami 19 persen. Produktivitas sawit 2.756 ton per hektare per tahun, karet 0,867 ton per hektare per tahun dan kelapa 7.835 ton per hektare per tahun. "Salah satu perwujudan visi lestari yang kami cantumkan dalam visi misi kami, yaitu fokus pada komoditas unggulan kabupaten, serta upaya untuk mengatasi dan pencegahan karhutla," ucap Bupati Alfedri.

- Advertisement -
Baca Juga:  Siak Menuju Kedaulatan Pangan Lokal

Menurut Bupati Alfedri,  2018 lalu  Pemkab Siak telah bergabung menjadi anggota forum kolaborasi pembangunan berkelanjutan yaitu Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).

Sejak itu, dengan kesungguhan  berkomitmen secara nasional dalam menjaga kelestarian alam melalui deklarasi Siak Hijau. "Kebijakan ini kami tuangkan ke dalam Peraturan Bupati No 22 tahun 2018 tentang inisiatif Siak Hijau yang berfokus pada konservasi, perkebunan, industri dan permukiman," ungkap Bupati Alfedri.

- Advertisement -

Tidak hanya sampai di situ, Bupati Alfedri mengatakan, Pemkab Siak akan terus berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam melalui Siak Hijau. Pandemi Covid-19, tidak menghentikan upaya bahkan tetap terus berjalan.

"Perwujudan Siak Hijau pada masa pandemi Covid 19 ini tentu dengan berbagai inisiatif, seperti mendorong masyarakat kampung untuk memanfaatkan ekosistem lingkungan tanpa merusak lingkungan," sebut Bupati Alfedri.

Baca Juga:  Dukung Penghapusan BPHTB untuk Pra-PTSL 

Masyarakat Siak sudah belajar banyak  cara membuka lahan tidak dengan membakar, lalu memanfaatkan lahan kosong untuk tanaman pangan.

Lahan yang bisa dimanfaatkan untuk ekowisata juga mulai bermunculan. Seperti di Kecamatan Sungai Apit, Mempura, Dayun. "Masyarakat  bersama pemerintahan kampung memanfaatkan kawasannya  menjadi destinasi, dan destinasi itu sangat berkembang," jelas Bupati Alfedri.(ifr)

 

Kabupaten Siak akan tetap lestari dengan mewujudkan Siak Hijau. Komitmen Bupati Siak Alfedri merealisasikannya dapat dilihat dari sejumlah upaya dan proses yang dilakukan.

Sebagai kabupaten yang memiliki kekayaan alam berupa kawasan gambut, tentu saja pengembangannya dengan restorasi tanpa merusak menjadi pilihan.

Demikian dikatakan Bupati Alfedri. Dia menjelaskan, 57 persen dari total wilayah Kabupaten Siak merupakan lahan gambut. 21 persen dari total lahan gambut tersebut menurutnya, memiliki kedalaman 5-12 meter.

Sementara luas kawasan hutan alami 19 persen. Produktivitas sawit 2.756 ton per hektare per tahun, karet 0,867 ton per hektare per tahun dan kelapa 7.835 ton per hektare per tahun. "Salah satu perwujudan visi lestari yang kami cantumkan dalam visi misi kami, yaitu fokus pada komoditas unggulan kabupaten, serta upaya untuk mengatasi dan pencegahan karhutla," ucap Bupati Alfedri.

Baca Juga:  Dukung Penghapusan BPHTB untuk Pra-PTSL 

Menurut Bupati Alfedri,  2018 lalu  Pemkab Siak telah bergabung menjadi anggota forum kolaborasi pembangunan berkelanjutan yaitu Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).

Sejak itu, dengan kesungguhan  berkomitmen secara nasional dalam menjaga kelestarian alam melalui deklarasi Siak Hijau. "Kebijakan ini kami tuangkan ke dalam Peraturan Bupati No 22 tahun 2018 tentang inisiatif Siak Hijau yang berfokus pada konservasi, perkebunan, industri dan permukiman," ungkap Bupati Alfedri.

Tidak hanya sampai di situ, Bupati Alfedri mengatakan, Pemkab Siak akan terus berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam melalui Siak Hijau. Pandemi Covid-19, tidak menghentikan upaya bahkan tetap terus berjalan.

"Perwujudan Siak Hijau pada masa pandemi Covid 19 ini tentu dengan berbagai inisiatif, seperti mendorong masyarakat kampung untuk memanfaatkan ekosistem lingkungan tanpa merusak lingkungan," sebut Bupati Alfedri.

Baca Juga:  Ajak Warga Patuhi Protokol Kesehatan

Masyarakat Siak sudah belajar banyak  cara membuka lahan tidak dengan membakar, lalu memanfaatkan lahan kosong untuk tanaman pangan.

Lahan yang bisa dimanfaatkan untuk ekowisata juga mulai bermunculan. Seperti di Kecamatan Sungai Apit, Mempura, Dayun. "Masyarakat  bersama pemerintahan kampung memanfaatkan kawasannya  menjadi destinasi, dan destinasi itu sangat berkembang," jelas Bupati Alfedri.(ifr)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari