PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Mumun baru saja menikah dengan Uki. Mereka pun tinggal berdua di rumah kontrakan.
Tak seperti banyangan Mumun, ternyata rumah kontrakan itu terlihat sumpek, lembab, dan menyeramkan.
"Mas, kalau ibu tahu kita tinggal di sini, gimana? Dulu kan Mas janji bilang sama ibu kita tinggal di rumah yang bagus, tidak seperti ini," tanya Mumun sambil cemberut.
"Ya, ini kan hanya untuk sementara saja, Dek. Kalau ada rezeki, kita pindah. Ini hanya sementara," jawab Uki menenangkan.
Suatu hari, ibu Mumun pun datang ke tempat mereka. Dan ia kaget melihat tempat tinggal putrinya.
"Waduh…! Kok kalian tinggal di sini? Apa nggak ada tempat yang lebih bagus lagi?" tanyanya prihatin.
Meng-copy paste jawaban suaminya, Mumun pun berusaha menenangkan ibunya.
"Di sini hanya sementara kok, Bu. Nanti kalau ada rezeki kami pindah ke rumah yang lebih bagus lagi," ujar Mumun.
"Ya sudah kalau begitu," kata ibunya.
‘’Tapi, kalau sudah punya anak satu, langsung "digembok" saja sampai kamu punya rumah sendiri," katanya ibunya kemudian.
Mumun pun bingung.
"Waduh…! Kok digembok sih, Bu?" tanya Mumun.
Uki yang mengerti maksud ibu mertuanya itu hanya tersenyum melihat keluguan istrinya.
"Ya ampun, Mun, Mun…. Maksud "digembok" itu bukan rumah ini, tapi punya anaknya cukup satu saja dulu," sebut ibunya sambil geleng-geleng kepala.(dof)