Terduga Teroris Riau Disebut Kelompok JI

JAKARTA (RIAUPOS.CO) —  Mabes Polri membenarkan telah menangkap 13 terduga teroris di Riau, Senin (14/6). Mereka yang ditangkap Densus 88 Anti Teror itu diduga merupakan anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI).

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menjelaskan, penangkapan terhadap 13 erduga teroris itu didasari dengan bukti-bukti kuat. Karena itu lanjutnya, munculnya kabar salah seorang terduga teroris salah tangkap tidak benar.  "Tidak ada salah tangkap ya," tuturnya.

- Advertisement -

Para terduga teroris tersebut, lanjutnya, memiliki peran dalam kelompok teroris. Salah satunya, menyembunyikan orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus teroris.  "Tugasnya menyembunyikan 13 orang itu," paparnya.

Kelompok tersebut diduga juga telah melakukan kegiatan berupa pelatihan senjata api dan senjata tajam.  "Mereka dalam pemeriksaan," terang jenderal berbintang satu tersebut.

- Advertisement -

Dia menuturkan, 13 orang tersebut diduga merupakan anggota dari kelompok teroris JI. Buronan yang disembunyikan juga merupakan anggota JI.  "Semuanya diduga kuat anggota JI," ungkapnya.

Perlu diketahui, dalam penangkapan di Riau terdapat pengakuan dari bernama Ibrahim, ayah dari salah satu orang yang coba ditangkap Densus 88. Dalam pengakuannya itu, anaknya bernama Hen telah dilepas Densus 88 Anti Teror karena dipastikan tidak terlibat kelompok teroris. Saat ini anak yang menjadi korban salah tangkap itu dirawat di Rumah Sakit Sansani, Pekanbaru.

Kejadian salah tangkap itu terjadi saat Hen baru saja mengantar adiknya berangkat sekolah. Setelahnya Hen dihadang oleh anggota Densus 88. Hen lantas dimasukkan ke mobil. Ibrahim lantas mencari keberadaan anaknya. Selang tidak berapa lama, seorang petugas menghubunginya dan menyebut terjadi salah tangkap. Ibrahim berharap ada keadilan untuk anak dan keluarganya.

Disebut Sempat Salah Tangkap
Sementara itu dari pengakuan warga Jalan Muslimin I, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, berinisial A  mengakui sang suami Hen sempat diamankan petugas. Kepada wartawan A menyebut bahwa suaminya saat ini dirawat di salah satu rumah sakit di Pekanbaru. "Sudah dilepas. Sekarang lagi dirawat di rumah sakit, biaya orang itu (petugas) yang nanggung," ujar A, Senin (14/6) malam.

Menurut A, suaminya keluar dari rumah Senin (14/6) mencari makanan untuk anaknya yang akan pergi sekolah. Setelah lama ditunggu,  H tak kunjung pulang. A berprasangka suaminya itu bertemu temannya di jalan sehingga lama pulang ke rumah. Sebab, suaminya memang ramah dengan teman-temannya jika bertemu di jalan.(idr/jpg/nda)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) —  Mabes Polri membenarkan telah menangkap 13 terduga teroris di Riau, Senin (14/6). Mereka yang ditangkap Densus 88 Anti Teror itu diduga merupakan anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI).

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menjelaskan, penangkapan terhadap 13 erduga teroris itu didasari dengan bukti-bukti kuat. Karena itu lanjutnya, munculnya kabar salah seorang terduga teroris salah tangkap tidak benar.  "Tidak ada salah tangkap ya," tuturnya.

Para terduga teroris tersebut, lanjutnya, memiliki peran dalam kelompok teroris. Salah satunya, menyembunyikan orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus teroris.  "Tugasnya menyembunyikan 13 orang itu," paparnya.

Kelompok tersebut diduga juga telah melakukan kegiatan berupa pelatihan senjata api dan senjata tajam.  "Mereka dalam pemeriksaan," terang jenderal berbintang satu tersebut.

Dia menuturkan, 13 orang tersebut diduga merupakan anggota dari kelompok teroris JI. Buronan yang disembunyikan juga merupakan anggota JI.  "Semuanya diduga kuat anggota JI," ungkapnya.

Perlu diketahui, dalam penangkapan di Riau terdapat pengakuan dari bernama Ibrahim, ayah dari salah satu orang yang coba ditangkap Densus 88. Dalam pengakuannya itu, anaknya bernama Hen telah dilepas Densus 88 Anti Teror karena dipastikan tidak terlibat kelompok teroris. Saat ini anak yang menjadi korban salah tangkap itu dirawat di Rumah Sakit Sansani, Pekanbaru.

Kejadian salah tangkap itu terjadi saat Hen baru saja mengantar adiknya berangkat sekolah. Setelahnya Hen dihadang oleh anggota Densus 88. Hen lantas dimasukkan ke mobil. Ibrahim lantas mencari keberadaan anaknya. Selang tidak berapa lama, seorang petugas menghubunginya dan menyebut terjadi salah tangkap. Ibrahim berharap ada keadilan untuk anak dan keluarganya.

Disebut Sempat Salah Tangkap
Sementara itu dari pengakuan warga Jalan Muslimin I, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, berinisial A  mengakui sang suami Hen sempat diamankan petugas. Kepada wartawan A menyebut bahwa suaminya saat ini dirawat di salah satu rumah sakit di Pekanbaru. "Sudah dilepas. Sekarang lagi dirawat di rumah sakit, biaya orang itu (petugas) yang nanggung," ujar A, Senin (14/6) malam.

Menurut A, suaminya keluar dari rumah Senin (14/6) mencari makanan untuk anaknya yang akan pergi sekolah. Setelah lama ditunggu,  H tak kunjung pulang. A berprasangka suaminya itu bertemu temannya di jalan sehingga lama pulang ke rumah. Sebab, suaminya memang ramah dengan teman-temannya jika bertemu di jalan.(idr/jpg/nda)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya