JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Virus corona jenis baru atau dikenal COVID-19 pertama kali diketahui menyebar di Wuhan, China. Kasus awal ditemukan dari sebuah pasar hewan ekstrem yang diduga ditularkan dari kelelawar pada Desember 2019. Namun laporan dari ahli di Italia, sebuah kasus pneumonia mencurigakan sempat muncul di Italia sejak November 2019.
Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (24/3), sebuah ‘pneumonia aneh’ muncul di Italia utara sejak November, beberapa minggu sebelum para dokter diberitahu tentang wabah Coronavirus baru di China.
“Mereka (dokter umum) ingat pernah melihat pneumonia yang sangat aneh, sangat parah, terutama pada orang tua pada bulan Desember dan bahkan November,” kata Direktur Institut Mario Negri untuk Penelitian Farmakologi di Milan, Giuseppe Remuzzi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan National Radio Publik Amerika Serikat.
Remuzzi mengatakan baru-baru ini dia mendengar dari dokter Italia tentang penyakit ini, yang berarti penyakit itu ada dan menyebar tanpa sepengetahuan orang. Lombardy adalah rumah bagi populasi China terbesar di Italia.
“Ini berarti bahwa virus itu beredar, setidaknya di (wilayah utara) Lombardy dan sebelum kita menyadari wabah ini terjadi di China,” katanya.
Komentar Remuzzi datang ketika para ilmuwan terus mencari asal-usul Coronavirus. Bahkan, sebelumnya, Ahli penyakit pernapasan China Zhong Nanshan mengatakan meskipun China adalah yang pertama melaporkan patogen, memang belum pasti dari mana asalnya.
Italia melaporkan kejadian pertama ditularkan secara lokal di Lombardy pada 21 Februari. Italia sejak itu langsung menjadi negara terparah secara bertahap yang memiliki lebih dari 53 ribu kasus yang dikonfirmasi dengan angka kematian melebihi China.
Italia menangguhkan semua penerbangan ke Tiongkok pada 31 Januari, menjadi negara pertama yang melakukannya. Di kota Wuhan di China, kasus pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui baru ditemukan pada bulan Desember. Infeksi pertama yang diketahui di kota pada 1 Desember.
Sebuah laporan oleh South China Morning Post mengatakan bahwa kasus China pertama mungkin paling cepat terjadi pada pertengahan November. Tetapi itu belum dikonfirmasi oleh Beijing.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman