SIAK (RIAUPOS.CO) — Harga jual tandan buah segar (TBS) sawit sejumlah daerah di Kabupaten Siak mengalami penurunan. Juga produksi mengalami penurunan dikarenakan buah lagi trek. Padahal harga TBS pada petani swadaya sempat mencapai Rp1.600/kg tapi kini sekitar Rp1.300/kg.
Hal ini menyebabkan petani sawit swadaya mengeluh sebab hasil jual tidak memadai. Jelas ini terbalik dengan harapan agar harga tetap stabil. Seperti pada Februari harga sempat mencapai Rp1.600/kg lebih.
Edi, warga Kecamatan Tualang mengakui, TBS sawit di Maret ini mengalami penurunan harga. Di sisi lain buah saat ini sedang trek.
"Saya pekan kemarin jual masih Rp1.400/kg, tapi dengarnya sekarang turun lagi. Informasi sejak merebahnya virus corona harga sawit kembali turun," ujarnya.
Dirinya sangat berharap pemerintah memperhatikan harga sawit agar bisa naik. Karena banyak petani swadaya yang tidak bermitra dengan perusahaan. Apalagi jika buah lagi trek, maka hasil panen tidak mencukupi untuk menunggu panen berikutnya.
"Kalau petani mitra atau pola KKPA tidak pusing memikirkan harga, karena sudah langsung dari pabrik. Tapi bagi kami petani swadaya harga jual ditentukan oleh pengepul," katanya.
Keluhah juga disampaikan petani sawit Koto Gasib, Yadi. "Kebun sawit saya hanya 2 kapling. Saya mengandalkan hasil dari sawit. Kalau harga turun dan buah lagi trek hasil diperoleh cukup untuk seminggu saja," katanya.
Dirinya berharap menjelang Ramadan harga buah sawit mengalami kenaikan. "Saat ini saya lagi bersih-bersih di kebun agar buah sawit berbuah lebih bagus. Harapan kami petani harga naik terutama menjelang Ramadan, karena kebutuhan lebih banyak," harapnya.(wik)
SIAK (RIAUPOS.CO) — Harga jual tandan buah segar (TBS) sawit sejumlah daerah di Kabupaten Siak mengalami penurunan. Juga produksi mengalami penurunan dikarenakan buah lagi trek. Padahal harga TBS pada petani swadaya sempat mencapai Rp1.600/kg tapi kini sekitar Rp1.300/kg.
Hal ini menyebabkan petani sawit swadaya mengeluh sebab hasil jual tidak memadai. Jelas ini terbalik dengan harapan agar harga tetap stabil. Seperti pada Februari harga sempat mencapai Rp1.600/kg lebih.
- Advertisement -
Edi, warga Kecamatan Tualang mengakui, TBS sawit di Maret ini mengalami penurunan harga. Di sisi lain buah saat ini sedang trek.
"Saya pekan kemarin jual masih Rp1.400/kg, tapi dengarnya sekarang turun lagi. Informasi sejak merebahnya virus corona harga sawit kembali turun," ujarnya.
- Advertisement -
Dirinya sangat berharap pemerintah memperhatikan harga sawit agar bisa naik. Karena banyak petani swadaya yang tidak bermitra dengan perusahaan. Apalagi jika buah lagi trek, maka hasil panen tidak mencukupi untuk menunggu panen berikutnya.
"Kalau petani mitra atau pola KKPA tidak pusing memikirkan harga, karena sudah langsung dari pabrik. Tapi bagi kami petani swadaya harga jual ditentukan oleh pengepul," katanya.
Keluhah juga disampaikan petani sawit Koto Gasib, Yadi. "Kebun sawit saya hanya 2 kapling. Saya mengandalkan hasil dari sawit. Kalau harga turun dan buah lagi trek hasil diperoleh cukup untuk seminggu saja," katanya.
Dirinya berharap menjelang Ramadan harga buah sawit mengalami kenaikan. "Saat ini saya lagi bersih-bersih di kebun agar buah sawit berbuah lebih bagus. Harapan kami petani harga naik terutama menjelang Ramadan, karena kebutuhan lebih banyak," harapnya.(wik)