DUMAI (RIAUPOS.CO) — Debat publik perdana kandidat pasangan calon (paslon) Wali Kota Dumai-Wakil Wali Kota Dumai digelar KPU Kota Dumai di salah satu hotel di Dumai, Kamis (12/11) malam. Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19 dengan undangan terbatas, suasana debat publik tersebut tetap seru.
pemaparan visi, misi-misi masing-masing calon, pertanyaan panelis dari akademisi Pekanbaru seperti Prof Dr Akhmad Mujahidin (Rektor UIN Sultan Syarif Kasim Riau), Dr Deni Setiawan (Wakil Dekan Fakultas Ekonomi UR) dan Dr Elmustian Rahman (LAMR Riau) hingga tanya jawab antarcalon hingga closing statement.
Moderator Murparsaulian mampu menghidupkan suasana debat. Ada beberapa isu yang diangkat pada debat publik tersebut. Mulai dari isu kesehatan, kesejahteraan, tenaga kerja hingga isu pendidikan di Kota Dumai.
Para kandidat saling adu argumen dan saling tanya terkait detail visi dan misi mereka ketika nantinya memimpin Kota Dumai lima tahun mendatang. Debat tersebut juga disiarkan secara live di RTV, DMJ Channel 38, Dumai Vision, RRI, Radio Basvera FM, IG KPU Dumai, Facebook PPID KPU Dumai dan akun YouTube PPID KPU Kota Dumai. Debat kandidat tersebut mengangkat tema "Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah".
Ketua KPU Kota Dumai Darwis mengatakan, debat publik merupakan bagian dari rangkaian kampanye yang harus dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
"Kami berharap dengan debat kandidat tersebut masyarakat bisa melihat dan mendengar program-program yang akan disajikan setiap paslon. Sehingga masyarakat bisa benar-benar mengetahui visi dan misi setiap paslon. Masyarakat nantinya bisa menentukan pilihannya pada 9 Desember mendatang. Jangan sampai menjadi golput karena satu suara sangat menentukan siapa pemimpin ke depannya," terangnya.
Pada debat publik tersebut, hanya paslon nomor dua yang hadir sendiri. Yakni calon wakil wali kota Dumai Syarifah. Pasalnya calon Wali Kota Dumai Eko Suharjo berhalangan hadir karena sedang isolasi terkait Covid-19.
Paslon nomor urut 01 Hendri Sandra-Rizal Akbar mengusung visi terwujudnya Kota Dumai sebagai pusat perekonomian yang madani, smart city, dan green city dengan dukungan good governance dan clean government dalam nilai budaya Melayu yang agamis tahun 2026.
"Untuk mewujudkan visi tersebut kami memiliki misi-misi mulai dari mengembangkan industri, perdagangan, kepelabuhan dan pariwisata dalam meningkatkan perekonomian," terang Hendri Sandra.
Selanjutnya misi lainnya yakni mewujudkan masyarakat Kota yang madani, beradab, berakhlak dan berbudi pekerti luhur dalam menghadapi era globalisasi. Selain itu perlu juga mewujudkan penyelengaraan emerintah yang bersih (clean goverment) efektif dan efesien.
Selanjutnya pasangan nomor urut 02 Eko Suharjo-Syarifah mengusung visi mewujudkan Dumai Gemilang dalam tataran masyarakat berbudaya dan religius di kawasan Riau Pesisir lima tahun mendatang.
"Guna membumikan dan mewujudkan impian atau visi pembangunan Kota Dumai pada masa mendatang, maka perlu untuk memaknai muatan visi sebagai berikut," ujar Syarifah mewakili Eko Suharjo karena berhalangan hadir.
Politikus Golkar itu mengatakan konsep Dumai Gemilang yakni bahwa Dumai berpeluang untuk mengembangkan diri dan menjadi panutan dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang amanah di kawasan Riau Pesisir.
"Gemilang di kawasan Riau Pesisir; bahwa Dumai berposisi geopolitik, geoekonomi, dan geografis strategis, merupakan kekuatan dan keunggulan, untuk wujudkan diri menjadi teraju pergerakan arus lalu lintas barang, orang, modal dan informasi dari dalam maupun ke luar negeri, serta motor penggerakan perekonomian di kawasan Riau Pesisir," terangnya.