“Bandel Tak Patuhi Protokol Kesehatan, Pengunjung Kami Tolak Masuk…”

Pandemi virus corona jenis coronavirus disease (Covid)-19 sangat berdampak besar pada bisnis pusat perbelanjaan di Kota Pekanbaru. Salah satu dampaknya, banyaknya penyewa yang tidak lagi mampu melanjutkan sewa, karena minimnya pengunjung yang datang, serta penyewa baru, lebih memilih menunda buka usaha sementara waktu.

Laporan Deslina, Pekanbaru

- Advertisement -

Tak ingin traffic kunjungan ke pusat perbelanjaan terjun bebas karena ketakutan masyarakat untuk datang, APPBI (Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia) Riau meluncurkan gerakan "Jangan Takut ke Mal". Sebuah komitmen yang memberikan kenyamanan pada pengunjung dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di areal  pusat perbelanjaan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Riau Rienty Masriel di sela-sela pembukaan acara  Focus Group Discussion yang ditaja Harian Riau Pos di Mal Pekanbaru, Jumat (15/10/2020) mengatakan, bahwa pademi Covid-19 telah menyebabkan penurunan dratis dalam average daily traffic.

- Advertisement -

“Saat PSBB diberlakukan di Pekanbaru, traffic kunjungan ke pusat perbelanjaan benar-benar  terjun bebas, hingga 80 persen, karena dibatasinya jam buka dan tutup mal, serta tenant tertentu yang boleh buka,’’ jelas Rienty.

Setelah New Normal, APPBI Riau mengajukan proposal ke Tim Gugus Tugas Covid-19 Pekanbaru saat itu (red: berganti jadi Satgas Penanganan Covid-19), meminta agar jam buka dan tutup mal dapat diperpanjang lagi untuk menyelamatkan perekonomian banyak pihak,  tentunya dengan komitmen pusat perbelanjaan melaksanakan penerapan  peraturan protokol kesehatan sesuai peraturan dan rambu-rambu yang ditetapkan Gugus Covid-19.

“Alhamdulillah, jam operasional pusat perbelanjaan akhirnya hanya dikurangi 3 jam, dari kondisi normal12 jam menjadi 9 jam. Soal buka mal nya jam berapa, terserah manajemen mereka, sejauh tidak melanggar komitmen jadwal yang sudah disetujui Satgas Covid-19 Pekanbaru. Keputusan pemerintah ini harus kita hargai dan patuhi,’’ tambahnya.

Disinggung sejauh mana keberhasilan Gerakan Jangan Takut ke Mal ini dalam penerapannya? Rienty menegaskan, bahwa gerakan ini tentunya harus berhasil . Indikatornya bisa terlihat, dengan mulai banyaknya  masyarakat yang datang ke Mal. Artinya, protokol kesehatan ketat  yang diberlakukan di pusat perbelajaan mampu menyakinkan masyarakat, bahwa di Mal itu aman.

Hanya saja diakui Rienty, izin beroperasinya pusat perbelanjaan selama pademi ini, tidak serta merta memberikan izin buka untuk tenant tertentu , seperti pusat permainan anak, dan bioskop.

Khusus untuk operasional bioskop dan permainan anak-anak, tidak cukup mengantongi izin yang sudah dikantongi mal saja, tapi harus dapat izin khusus juga dari Tim Gugus,’’ tambahnya.

Rumahkan Karyawan, dan Kurangi Jam Kerja

General Manager Mal Pekanbaru Megawati yang dikonfirmasi terkait dengan Gerakan Jangan Takut ke Mal yang dicanangkan APBBI menegaskan, pihak manajemen Mal Pekanbaru serta merta mendukung sepenuhnya dengan menerapkan protokol kesehatan yang super ketat kepada pengunjung, seperti  adanya pemeriksaan wajib pakai masker selama di dalam mal, mencuci tangan, dan cek suhu tubuh saat di pintu masuk, dan selalu jaga jarak,’’ tambahnya.

“Bahkan petugas keamanan kami, secara tegas bisa menolak pengunjung yang bandel yang tidak mentaati protokol kesehatan di pintu masuk,’’ jelas Megawati.

Disinggung sejauh mana penerapan protokol kesehatan mampu mendongkrak tingkat kunjungan ke Mal Pekanbaru saat ini? Megawati mengatakan, mulai ada gerakan kenaikan 40 persen, dari 69 persen penurunan sebelumnya.

Diakuinya juga, penurunan kunjungan selama Pademi Covid-19 yang sudah memasuki bulan kedelapan ini, berimbas  langsung ke internal manajemen Mal Pekanbaru.

Mereka terpaksa merumahkan sejumlah karyawan. Bahkan karyawan yang masih tetap bekerja, diberlakukan juga sistem pembagian hari masuk,  Upaya ini terpaksa dilakukan semata-mata untuk efesiensi agar operasional mal tetap jalan, jelas Megawati.

Tak jauh berbeda dengan Mal Pekanbaru, penerapan protokol kesehatan juga diterapkan super ketat di Mal SKA Pekanbaru, seperti diakui General managernya, Agus Salim kepada wartawan. Pihak Mal SKA selalu mengikuti semua petunjuk di Perwako, seperti pakai masker, cuci tangan, cek suhu dan selalu jaga jarak.

“Saat Pekanbaru berada di Zona Merah, pengunjung dan pegawai Mal SKA serta tenant wajib kita ukur suhu serta wajib pake masker, dan jaga jarak.  Bahkan jam operasionalpun tetap mengacu kepada Perwako, buka pukul 11.00 dan tutup pukul 21.00 WIB. Bahkan patroli  lebih diperketat di dalam mal hingga tutup,’’ jelas Agus.

Editor: Eka G Putra

Pandemi virus corona jenis coronavirus disease (Covid)-19 sangat berdampak besar pada bisnis pusat perbelanjaan di Kota Pekanbaru. Salah satu dampaknya, banyaknya penyewa yang tidak lagi mampu melanjutkan sewa, karena minimnya pengunjung yang datang, serta penyewa baru, lebih memilih menunda buka usaha sementara waktu.

Laporan Deslina, Pekanbaru

Tak ingin traffic kunjungan ke pusat perbelanjaan terjun bebas karena ketakutan masyarakat untuk datang, APPBI (Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia) Riau meluncurkan gerakan "Jangan Takut ke Mal". Sebuah komitmen yang memberikan kenyamanan pada pengunjung dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di areal  pusat perbelanjaan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Riau Rienty Masriel di sela-sela pembukaan acara  Focus Group Discussion yang ditaja Harian Riau Pos di Mal Pekanbaru, Jumat (15/10/2020) mengatakan, bahwa pademi Covid-19 telah menyebabkan penurunan dratis dalam average daily traffic.

“Saat PSBB diberlakukan di Pekanbaru, traffic kunjungan ke pusat perbelanjaan benar-benar  terjun bebas, hingga 80 persen, karena dibatasinya jam buka dan tutup mal, serta tenant tertentu yang boleh buka,’’ jelas Rienty.

Setelah New Normal, APPBI Riau mengajukan proposal ke Tim Gugus Tugas Covid-19 Pekanbaru saat itu (red: berganti jadi Satgas Penanganan Covid-19), meminta agar jam buka dan tutup mal dapat diperpanjang lagi untuk menyelamatkan perekonomian banyak pihak,  tentunya dengan komitmen pusat perbelanjaan melaksanakan penerapan  peraturan protokol kesehatan sesuai peraturan dan rambu-rambu yang ditetapkan Gugus Covid-19.

“Alhamdulillah, jam operasional pusat perbelanjaan akhirnya hanya dikurangi 3 jam, dari kondisi normal12 jam menjadi 9 jam. Soal buka mal nya jam berapa, terserah manajemen mereka, sejauh tidak melanggar komitmen jadwal yang sudah disetujui Satgas Covid-19 Pekanbaru. Keputusan pemerintah ini harus kita hargai dan patuhi,’’ tambahnya.

Disinggung sejauh mana keberhasilan Gerakan Jangan Takut ke Mal ini dalam penerapannya? Rienty menegaskan, bahwa gerakan ini tentunya harus berhasil . Indikatornya bisa terlihat, dengan mulai banyaknya  masyarakat yang datang ke Mal. Artinya, protokol kesehatan ketat  yang diberlakukan di pusat perbelajaan mampu menyakinkan masyarakat, bahwa di Mal itu aman.

Hanya saja diakui Rienty, izin beroperasinya pusat perbelanjaan selama pademi ini, tidak serta merta memberikan izin buka untuk tenant tertentu , seperti pusat permainan anak, dan bioskop.

Khusus untuk operasional bioskop dan permainan anak-anak, tidak cukup mengantongi izin yang sudah dikantongi mal saja, tapi harus dapat izin khusus juga dari Tim Gugus,’’ tambahnya.

Rumahkan Karyawan, dan Kurangi Jam Kerja

General Manager Mal Pekanbaru Megawati yang dikonfirmasi terkait dengan Gerakan Jangan Takut ke Mal yang dicanangkan APBBI menegaskan, pihak manajemen Mal Pekanbaru serta merta mendukung sepenuhnya dengan menerapkan protokol kesehatan yang super ketat kepada pengunjung, seperti  adanya pemeriksaan wajib pakai masker selama di dalam mal, mencuci tangan, dan cek suhu tubuh saat di pintu masuk, dan selalu jaga jarak,’’ tambahnya.

“Bahkan petugas keamanan kami, secara tegas bisa menolak pengunjung yang bandel yang tidak mentaati protokol kesehatan di pintu masuk,’’ jelas Megawati.

Disinggung sejauh mana penerapan protokol kesehatan mampu mendongkrak tingkat kunjungan ke Mal Pekanbaru saat ini? Megawati mengatakan, mulai ada gerakan kenaikan 40 persen, dari 69 persen penurunan sebelumnya.

Diakuinya juga, penurunan kunjungan selama Pademi Covid-19 yang sudah memasuki bulan kedelapan ini, berimbas  langsung ke internal manajemen Mal Pekanbaru.

Mereka terpaksa merumahkan sejumlah karyawan. Bahkan karyawan yang masih tetap bekerja, diberlakukan juga sistem pembagian hari masuk,  Upaya ini terpaksa dilakukan semata-mata untuk efesiensi agar operasional mal tetap jalan, jelas Megawati.

Tak jauh berbeda dengan Mal Pekanbaru, penerapan protokol kesehatan juga diterapkan super ketat di Mal SKA Pekanbaru, seperti diakui General managernya, Agus Salim kepada wartawan. Pihak Mal SKA selalu mengikuti semua petunjuk di Perwako, seperti pakai masker, cuci tangan, cek suhu dan selalu jaga jarak.

“Saat Pekanbaru berada di Zona Merah, pengunjung dan pegawai Mal SKA serta tenant wajib kita ukur suhu serta wajib pake masker, dan jaga jarak.  Bahkan jam operasionalpun tetap mengacu kepada Perwako, buka pukul 11.00 dan tutup pukul 21.00 WIB. Bahkan patroli  lebih diperketat di dalam mal hingga tutup,’’ jelas Agus.

Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya