JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Saat masa awal pandemi, Vietnam menjadi salah satu negara yang dikagumi lantaran bisa menekan angka kasus serendah mungkin dan menyembuhkan seluruh pasien Covid-19. Tak ada kematian sama sekali selama berbulan-bulan. Akan tetapi pada Jumat (31/8), akhirnya Vietnam mencatat kematian pasien pertamanya.
Negara yang berpenduduk 96 juta itu padahal sudah 100 hari tanpa infeksi atau nol kasus. Tapi tiba-tiba ada sekelompok kasus baru atau klaster yang tidak diketahui asalnya, muncul di kota resor Danang.
Dilansir dari AsiaOne, Ahad (2/8), Kementerian Kesehatan Vietnam pada hari Jumat (31/7) melaporkan 82 infeksi baru, 26 di antaranya kasus impor. Sehingga menandai lonjakan satu hari terbesar di Vietnam. Pengujian massal virus Korona pun dilakukan.
Menjelang siang pada hari Jumat, 21.732 orang telah diuji di ibukota seperti laporan Pusat Pengendalian Penyakit Hanoi. Sekitar 21.000 dinyatakan negatif. Tapi Vietnam tak mengumumkan angka pasti yang positif setelah tes massal.
Hanoi juga melarang pertemuan besar dan mendesak puluhan ribu pelancong domestik untuk melapor ke pihak berwenang. Lalu juga menutup bar dan klub malam, memperluas penutupan ke warung kaki lima dan ruang karaoke. Otoritas Hanoi mengatakan restoran dan supermarket bisa tetap buka tetapi harus menerapkan langkah-langkah sosial.
Pasien 428, seorang pria berusia 70 tahun yang tampaknya tertular di Danang, meninggal pada hari Jumat seperti laporan kantor berita resmi Vietnam (VNA). Sebagian besar kasus baru-baru ini dikaitkan dengan tiga rumah sakit dan dua klinik di Danang.
Pihak berwenang di Danang membangun rumah sakit darurat dengan 1.000 tempat tidur untuk meringankan beban rumah sakit di kota. Infeksi yang baru dikonfirmasi di Danang telah meningkatkan total jumlah kasus Covid-19 di Vietnam menjadi 546.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Saat masa awal pandemi, Vietnam menjadi salah satu negara yang dikagumi lantaran bisa menekan angka kasus serendah mungkin dan menyembuhkan seluruh pasien Covid-19. Tak ada kematian sama sekali selama berbulan-bulan. Akan tetapi pada Jumat (31/8), akhirnya Vietnam mencatat kematian pasien pertamanya.
Negara yang berpenduduk 96 juta itu padahal sudah 100 hari tanpa infeksi atau nol kasus. Tapi tiba-tiba ada sekelompok kasus baru atau klaster yang tidak diketahui asalnya, muncul di kota resor Danang.
- Advertisement -
Dilansir dari AsiaOne, Ahad (2/8), Kementerian Kesehatan Vietnam pada hari Jumat (31/7) melaporkan 82 infeksi baru, 26 di antaranya kasus impor. Sehingga menandai lonjakan satu hari terbesar di Vietnam. Pengujian massal virus Korona pun dilakukan.
Menjelang siang pada hari Jumat, 21.732 orang telah diuji di ibukota seperti laporan Pusat Pengendalian Penyakit Hanoi. Sekitar 21.000 dinyatakan negatif. Tapi Vietnam tak mengumumkan angka pasti yang positif setelah tes massal.
- Advertisement -
Hanoi juga melarang pertemuan besar dan mendesak puluhan ribu pelancong domestik untuk melapor ke pihak berwenang. Lalu juga menutup bar dan klub malam, memperluas penutupan ke warung kaki lima dan ruang karaoke. Otoritas Hanoi mengatakan restoran dan supermarket bisa tetap buka tetapi harus menerapkan langkah-langkah sosial.
Pasien 428, seorang pria berusia 70 tahun yang tampaknya tertular di Danang, meninggal pada hari Jumat seperti laporan kantor berita resmi Vietnam (VNA). Sebagian besar kasus baru-baru ini dikaitkan dengan tiga rumah sakit dan dua klinik di Danang.
Pihak berwenang di Danang membangun rumah sakit darurat dengan 1.000 tempat tidur untuk meringankan beban rumah sakit di kota. Infeksi yang baru dikonfirmasi di Danang telah meningkatkan total jumlah kasus Covid-19 di Vietnam menjadi 546.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman