JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Filipina bertindak tegas. Mereka mengerahkan polisi untuk membantu mengevakuasi penduduk yang positif terjangkit virus SARS-CoV-2. Sebab, angka penularan di negara Presiden Rodrigo Duterte tersebut terus meroket.
Per Kamis (16/7) kasus positif Covid-19 di Filipina sudah mencapai 61.266. Dalam satu hari, ada penambahan 2.498 kasus baru. Sementara itu, angka kematiannya 1.643. Ada tambahan 29 korban meninggal. Untuk menekan angka penularan, pemerintah meningkatkan tes Covid-19, menerapkan kembali kuntara, dan membangun puluhan pusat karantina untuk pasien dengan gejala ringan.
Pada praktiknya, polisi tidak bergerak sendirian. Mereka bersama para petugas kesehatan. Tempat tinggal para pasien positif yang tidak bergejala atau OTG maupun bergejala tetapi tak perlu dirawat di rumah sakit (RS) akan dicek. Apakah rumah si pasien layak atau tidak untuk isolasi mandiri. Jika rumah pasien tidak layak, mereka akan dibawa ke fasilitas isolasi mandiri milik pemerintah. Pun demikian dengan mereka yang rumahnya layak tetapi ada orang lain yang rentan tertular di sana. Dalam kondisi itu, pasien tetap harus ke tempat isolasi milik pemerintah.
Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque menegaskan bahwa pemerintah menginginkan para pasien tanpa gejala itu bersedia pergi ke pusat isolasi. Filipina memiliki 8.300 pusat isolasi dan lebih dari 73 ribu tempat tidur. Rata-rata pemakaiannya hanya 32 persen. Pemerintah masih berencana membangun 50 fasilitas karantina lagi.
Di negara-negara Asia yang lain, lonjakan kasus terus terjadi. Singapura yang menerapkan protokol sangat ketat pun masih kewalahan mencegah penularan. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi pemegang rekor terburuk.
Vietnam yang memiliki sumber daya manusia (SDM) di bawah Indonesia malah mampu menahan angka penularan pada 381 kasus dan nol kematian.
Sementara itu, beberapa negara lain juga mulai menguntara lagi kota-kota yang mengalami kenaikan angka penularan. Spanyol, misalnya. Lockdown kembali berlaku di Catalunya. Demikian juga California, AS. Di India, belasan kota sudah mendeklarasikan kuntara dan siap menerapkannya pekan ini.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Filipina bertindak tegas. Mereka mengerahkan polisi untuk membantu mengevakuasi penduduk yang positif terjangkit virus SARS-CoV-2. Sebab, angka penularan di negara Presiden Rodrigo Duterte tersebut terus meroket.
Per Kamis (16/7) kasus positif Covid-19 di Filipina sudah mencapai 61.266. Dalam satu hari, ada penambahan 2.498 kasus baru. Sementara itu, angka kematiannya 1.643. Ada tambahan 29 korban meninggal. Untuk menekan angka penularan, pemerintah meningkatkan tes Covid-19, menerapkan kembali kuntara, dan membangun puluhan pusat karantina untuk pasien dengan gejala ringan.
- Advertisement -
Pada praktiknya, polisi tidak bergerak sendirian. Mereka bersama para petugas kesehatan. Tempat tinggal para pasien positif yang tidak bergejala atau OTG maupun bergejala tetapi tak perlu dirawat di rumah sakit (RS) akan dicek. Apakah rumah si pasien layak atau tidak untuk isolasi mandiri. Jika rumah pasien tidak layak, mereka akan dibawa ke fasilitas isolasi mandiri milik pemerintah. Pun demikian dengan mereka yang rumahnya layak tetapi ada orang lain yang rentan tertular di sana. Dalam kondisi itu, pasien tetap harus ke tempat isolasi milik pemerintah.
Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque menegaskan bahwa pemerintah menginginkan para pasien tanpa gejala itu bersedia pergi ke pusat isolasi. Filipina memiliki 8.300 pusat isolasi dan lebih dari 73 ribu tempat tidur. Rata-rata pemakaiannya hanya 32 persen. Pemerintah masih berencana membangun 50 fasilitas karantina lagi.
- Advertisement -
Di negara-negara Asia yang lain, lonjakan kasus terus terjadi. Singapura yang menerapkan protokol sangat ketat pun masih kewalahan mencegah penularan. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi pemegang rekor terburuk.
Vietnam yang memiliki sumber daya manusia (SDM) di bawah Indonesia malah mampu menahan angka penularan pada 381 kasus dan nol kematian.
Sementara itu, beberapa negara lain juga mulai menguntara lagi kota-kota yang mengalami kenaikan angka penularan. Spanyol, misalnya. Lockdown kembali berlaku di Catalunya. Demikian juga California, AS. Di India, belasan kota sudah mendeklarasikan kuntara dan siap menerapkannya pekan ini.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi